[ON REVISION]
Alur, nama tokoh, kejadian, dll nya itu fiksi ya guys, nggak ada sangkut pautnya sama kepribadian mereka di dunia nyata.
this story dedicated to beaglecy
!!!Warn mengandung unsur cringe & keju!!!
Start : 22/12/18
End : 17/06/19
Status...
Ini bulan ke empat hubunganku dan Hong Joochan berjalan, setiap harinya ia selalu memberi kasih sayang lebih dan lebih. Perlahan namun pasti, aku mulai melupakan Bong Jaehyun, mulai dan perlahan.
"Sooyun, Joochan udah dateng nih," itu suara Sungyoon.
Kalian ingin tau bagaimana Sungyoon bisa memberi ijin aku dan Joochan pacaran ya?
Sederhana sebenarnya, kuncinya dua, yaitu kepercayaan dan keberanian.
Hong Joochan entah bagaimana caranya bisa membuat Choi Sungyoon yang keras kepala dan dingin itu percaya padanya.
Mungkin karena ia berani? Setidaknya daripada si Son Youngtaek itu, maaf mantan bukan maksudku menghina.
"Iya sebentar," aku bercermin sekali lagi sebelum keluar dari kamar.
"Ey, wangi banget. Mau kemana?"
Choi Bomin keluar dari kamarnya tepat saat aku menutup pintu kamarku, "kencan."
"Wah keren!"
Aku melewati Bomin yang sedang bertepuk tangan sambil menggeleng, dasar anak aneh.
"Kak, aku pinjem ya adeknya."
Sungyoon hanya tersenyum dan mengangguk lalu mengibaskan tangannya seperti menyuruh kami segera pergi, dan detik itu juga Choi Bomin berlari ke arahnya lalu menghujaminya dengan banyak pertanyaan.
Seluruh tubuhku rasanya seperti disengat listrik saat satu persatu jemariku bertautan dengan jemari milik Joochan.
Padahal sudah empat bulan, tapi rasanya masih segugup dan setegang ini.
"Masih gugup?"
Dan sialnya lagi Joochan tau kalau aku selalu gugup dan tegang setiap kami melakukan skinship.
"Iya," aku tersenyum kikuk, malu.
"Kita mau kemana dulu sekarang?" Joochan menghentikan langkahnya dan menoleh ke arahku.
Ini memang mainstream bagi orang pacaran, kami pergi ke taman bermain. Tapi tidak untuk bermain, melainkan untuk hunting foto. Sekali saja aku mengalah berada di keramaian demi hobi Joochan.
"Kesitu, masih siang nih, kalau gelap jelek fotonya." kataku menunjuk sebuah bangku dengan patung disebelahnya.
Hong Joochan menjadikan aku sebagai objek fotonya, padahal aku sudah bilang sebelumnya kalau aku tidak mau di foto.
"Kamu cantik, kenapa nggak suka foto?" Katanya sambil berjalan ke arahku dan menyerahkan kameranya padaku, aku menerima kameranya dan melihat foto-fotoku hasil bidikannya.
"Nggak suka aja, bukan masalah cantik atau enggak. Aku kan nggak narsis kayak kamu."
Aku berdiri dan menjauh dari bangku, menekan tombol kamera asal bermaksud memfoto Joochan secara candid.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ahahaha, lucu." aku tertawa sampai terduduk dan membuat Joochan menghampiriku dengan wajah bingungnya.
"Apanya yang lucu? Ini aneh, mukaku kayak nahan kentut. Hapus ah," Joochan berusaha merebut kamera di genggamanku.
"Jangan dihapus, ini lucu." Aku memeluk kamera hitam milik Joochan sekuat tenaga agar ia tidak bisa mengambilnya.
"Tapi aku jelek disitu," katanya masih terus berusaha merebut kamera--memelukku.
"Okay, aku hapus."
Aku menghapus foto itu dihadapan wajahnya, supaya dia percaya.
"Puas?"
Dia mengangguk dan berdiri, padahal masih banyak lagi foto-foto candid nya yang justru jauh lebih buruk dari tadi.
Aku lagi-lagi mengambil gambarnya secara asal, dan tercipta foto candid yang lainnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Niatnya candid, tapi dasar narsis, dia selalu sadar kamera.
"Mana mau lihat!"
Dia berlari menghampiriku dan berdiri di hadapanku, merebut kamera hitamnya agak kencang. Padahal aku juga tidak berniat mencuri kameranya, dasar posesif.
"Better daripada sebelumnya," ia tersenyum puas menatap gambar yang aku ambil.
"Kita makan dulu ya abis ini, kamu pasti laper."
Aku mengangguk semangat dan tersenyum lebar.
"Kalau makan cepet ya respon otakmu."
Joochan merangkulku menuju bangku-bangku di pinggir taman bermain.
Dia mengeluarkan kotak bekal dari dalam ranselnya, kebiasaan Hong Joochan adalah membawa makanan dan minuman sendiri dari rumah. Katanya lebih terjamin kesehatannya dan kebersihannya, selain itu juga hemat.
"Makan yang banyak, aku nggak suka kamu kurus."
"Ey, nanti kalau aku gendut kamu juga nggak suka kan?"
"Kata siapa?"
Aku menatapnya yang sibuk dengan makanannya, sampai aku terkejut karena kalimat yang ia lontarkan selanjutnya.
"Aku suka kamu apa adanya,"
Memang tidak ada yang salah dengan kalimat dan raut Wajah Hong Joochan, tapi jantungku sepertinya akan lompat dari tempatnya.