4. Choi Bomin, kamu selalu bisa bikin aku luluh.

222 35 1
                                    

Masih 2 tahun lalu.

Hari ini entah kenapa sangat melelahkan, lahir batin.

Sejak putus aku menjadi moody an dan seharian ini mood ku benar-benar buruk, semua orang aku marahi----termasuk Sungyoon.

"Kakak!"

Dan mungkin juga Bomin.

"Apa?" aku berjalan malas ke arah kamarnya yang berada di sebelah kamarku.

"Bantu aku ngerjain pr dong," dia duduk di lantai dengan buku yang berserakan.

"PR apa?" aku menghampirinya dan duduk di sebelahnya.

"Matematika," aku menghela nafas, kami berdua sama-sama bodoh matematika. Yang pandai itu Sungyoon, anak ekonomi.

"Kenapa nggak tanya kak Sungyoon?"

Bomin menggeleng dan menyilangkan kedua tangannya didepan dada, "kak Sungyoon kan galak, nanti kalau aku nggak ngerti malah di marahi."

Choi Sungyoon memang orang yang tegas dan dingin, tapi kalau denganku dia akan luluh. Karena aku little princess nya.

"Okay, then?"

"Nomor sepuluh, aku bingung."

Aku mulai membaca soal dan mencari-cari cara dalam buku paketnya, nah ketemu.

"Ini harus gini, cari dulu sisi miringnya lalu kalikan dengan yang disini. Nah yang ini ditambah dengan angka yang--"

"CHOI BOMIN!"

Aku berteriak dan menangis, oke aku rasa sekarang aku sangat emosional. Aku sedang menjelaskan dan Bomin sibuk dengan ponselnya.

"Kak?"

"Ah jahat, aku capek tapi--huaaaa"

Choi Bomin meletakkan ponselnya dan menepuk-nepuk pundakku.

"Maaf."

"Minggir," aku bangkit dan keluar dari kamarnya lalu masuk ke kamarku.

Membanting tubuhku diatas ranjang lalu meredam tangisku dengan bantal.

"Kak, aku minta maaf." Aku merasa sisi ranjangku agak turun, Bomin duduk disana.

Ah aku lupa, pintu kamarku masih rusak karena Sungyoon mendobraknya beberapa hari lalu jadi tidak bisa dikunci, pantas saja Bomin bisa masuk.

"Aku minta maaf, jangan nangis. Aku takut kak Sungyoon marah," Choi Bomin menunduk, menyesali perbuatannya.

"Iya, termaafkan. Sekarang keluar, aku mau tidur."

"Nggak mau, kan PR ku belum selesai."

"Choi Bomin! Tega ya kamu," aku kembali menangis.

Jangan hina aku karena cengeng, emosiku tidak stabil sejak putus dengan Youngtaek.

"Okay, sleep well my sister."

Bomin keluar dan aku terlelap.




Aku terbangun karena aroma makanan yang sangat menggugah selera, kulangkahkan kakiku ke lantai satu dan berjalan ke arah dapur.

"Choi Bomin?"

Dia tersenyum dan mengibaskan tangannya memintaku untuk menghampirinya, "aku masak, jangan marah lagi."

Aku tersenyum dan mengangguk, lalu kami makan bersama di meja makan.

Choi Bomin adik lelaki ku yang sangat nakal dan jail bersikap manis hari ini----walau sebelumnya bersikap sangat menjengkelkan.

Dia memang berumur 16 tahun, tapi tingkahnya seperti anak sekolah dasar, kekanakan. Persis seperti Bong Jaehyun.

Aku selalu dibuat kesal olehnya setiap hari, tapi dia juga selalu bisa membuat aku memaafkannya.

"Choi Bomin, kamu selalu bisa bikin aku luluh."

 I See U || Golden Child ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang