Kedua mataku terbuka, kurasa tidurku cukup nyenyak walau seluruh tubuhku rasanya sakit.
Aku menolehkan kepala ke samping kiri, dan ada seseorang disampingku. Cukup lama aku terdiam, sibuk dengan pikiranku.
Dan aku sadar sesuatu, "what are you doing to me Kim Donghyun?!"
Aku masih berusaha mengatur napas, tidak percaya dengan apa yang terjadi.
Donghyun masih terlelap dalam tidurnya ketika aku menyingkirkan tangannya yang melingkar di perutku.
Setelah merapihkan kekacauan yang ada aku beranjak pergi, saat tanganku hendak memutar knop pintu Donghyun memanggilku.
"Choi Sooyun," sangat pelan hingga hampir tidak kudengar.
"I really hate you," kataku sebelum akhirnya keluar dan membanting pintu.
Di ruang tamu masih seperti saat aku meninggalkannya, berantakan dan Lee Jangjun disana, tidur di sofa.
Aku mengirim pesan pada ketiga saudaraku, dengan alasan ada janji dengan teman.
Sekarang aku sedang terdiam di sebuah kursi di taman kota, puluhan panggilan dan pesan singkat yang dikirim Donghyun aku abaikan.
Aku menangis lagi, apa yang harus kukatakan pada Sungyoon dan Joochan?
Sebenarnya aku pun masih tidak percaya dengan apa yang terjadi, pagi tadi aku sangat terkejut dan aku benar-benar tidak ingat apa yang terjadi.
Jika tau akan begini, aku tidak akan ikut minum, aku tidak akan menolak tawaran Joochan atau Jaehyun untuk mengantarku pulang lebih dulu, aku akan meminta Sungyoon untuk pulang, atau bahkan aku tidak akan datang ke acara ulangtahun Daeyeol kemarin.
Kenapa sejak dulu kebodohanku masih tetap ada, bahkan bertambah.
Langit mulai gelap padahal masih pukul sebelas siang, sebenarnya saat aku pergi dari rumah Daeyeol--sekitar pukul delapan pagi---langit juga sudah terlihat mendung.
Beberapa orang mempercepat langkah kakinya, takut jika hujan akan turun sebentar lagi. Begitupun dengan para pedagang, ada yang berpindah ke tempat teduh, dan ada yang memilih untuk tutup.
Tapi tidak denganku, aku masih duduk di kursi taman. Sendiri dalam diam, tentunya dengan segala pikiran yang berkecamuk di otakku.
Beberapa menit kemudian turun hujan--lumayan deras tanpa gerimis terlebih dahulu, dan itu tidak membuatku beranjak dari tempatku.
Hujan ya? Aku jadi ingat Bong Jaehyun
Dua puluh menit sudah aku diam dibawah hujan, menerima tatapan aneh dari orang-orang yang kini berteduh di pertokoan pinggir taman.
Maaf, ini klise. Tapi hujan memang bisa menyamarkan air mata bukan? Iya, aku menangis lagi. Dibawah hujan deras, dan bangku taman yang menjadi saksi bisu isakanku.
"Kenapa harus aku?"
Tangisku bertambah kencang saat satu persatu orang mulai masuk ke dalam café karena nampaknya hujan semakin deras.
Langit pun tau aku sedih, terimakasih alam sudah mengerti aku.
"Kenapa harus Kim Donghyun?"
Aku menunduk, memandang kedua sepatuku yang kini seperti tempat penampungan air.
"Kenapa aku nggak bisa menjaga diriku sendiri?"
"Maaf."
Sebuah suara berhasil membuat kepalaku terangkat.
Dengan membelakangi sinar matahari yang redup dan menggenggam payung biru ditangan kirinya yang kini melindungiku dari hujan, dia berdiri di depanku,
Kim Donghyun.
Berjuta rasa bercampur aduk di dalam hatiku saat melihat wajahnya, entah apa respon yang harus kuberikan.
Aku masih terus memandangnya dengan kedua mataku yang bengkak, dia berlutut di depanku---masih menggenggam payung biru.
"Maaf, aku brengsek." ia menunduk.
Tidak ada respon yang kuberikan, masih tetap diam dan wajah datarku belum berganti sejak tadi.
"Semalam..." Donghyun berbicara lagi, tanpa mengangkat kepalanya--masih tetap menunduk.
Ia mulai bercerita, berusaha mengingat apa yang masih bisa ia ingat. Aku mendengarnya tanpa ada niat memotong walau ingin rasanya aku berteriak dan mencakar wajahnya.
"Berdiri," Donghyun mengangkat pandangannya dan menatapku, mengerutkan dahinya.
"Aku bilang berdiri."
Ia bangkit dari posisi berlututnya, "sekarang pulang."
"Tapi--"
"Jangan ada yang tau tentang semalam," aku menatap lurus ke matanya.
"Kalau sampai Joochan tau, aku--"
"Okay, aku nggak akan bicara apapun tentang semalam."
"Then?"
"Aku pulang, jangan lama-lama disini. Nanti sakit," Donghyun beranjak setelah memindahtangankan payung birunya ke genggamanku.
Aku menghela napas berat,
"Kim Donghyun, kenapa harus aku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
I See U || Golden Child ✔
Фанфик[ON REVISION] Alur, nama tokoh, kejadian, dll nya itu fiksi ya guys, nggak ada sangkut pautnya sama kepribadian mereka di dunia nyata. this story dedicated to beaglecy !!!Warn mengandung unsur cringe & keju!!! Start : 22/12/18 End : 17/06/19 Status...