5.5 Thankyou for everything.

182 24 1
                                    

Aku menjadi agak diam sejak makan siang tadi, tentunya karena ucapan Joochan.

"Kenapa sih? Diem aja daritadi," Joochan menoleh padaku yang ada beberapa langkah di belakangnya.

Aku menggeleng dan mensejajarkan langkahku dengannya, "Nggak apa-apa."

"Daritadi foto terus, naik itu, mau?"

Joochan menunjuk sebuah wahana, apa ya namanya? Entahlah aku tidak begitu perduli dengan nama wahananya, tapi yang aku pikirkan adalah bagaimana pakaian kami?

Oke, wahana yang Joochan maksud adalah sejenis roller coaster air yang menggunakan perahu. Satu kata yang ada di pikiranku saat itu, basah.

"Itu basah, aku nggak mau. Lagian kamera mu nanti gimana."

Hong Joochan tetaplah Hong Joochan, selalu suka menyiksaku dengan segala tingkah jahilnya. Dengan alasan bisa menitipkan kameranya di tempat penitipan ia berhasil menggiringku naik wahana itu.

Dan berakhirlah aku duduk di dalam wahana itu, di sebelah Joochan.

Wajah orang-orang yang menaiki wahana ini begitu bahagia dan antusias--kecuali aku tentunya.

"Turun aja ya?"

Memang ekspetasi dan kenyataan lebih sering berbanding terbalik, sekarang wahananya mulai bergerak, perlahan naik dan--

Joochan tertawa, "ey, kamu takut ya?"

"ENGG--AAAAAA"

---turun secepat kilat, entah bagaimana keadaan jantungku.

Bukan karena takut, tapi karena dekapan Hong Joochan. Dan aku tidak basah sedikitpun, karena Joochan menyembunyikan aku dibalik tubuhnya.

"Huh," aku mengatur napasku yang tadinya tidak beraturan karena Joochan.

"Kenapa?"

Tanyaku saat satu per satu orang turun dari perahu, Joochan menoleh.

"Apa yang kenapa?" Jawabnya sambil mengambil kameranya dari tempat penitipan barang.

"Kenapa meluk aku, kan kamu jadi basah."

"Tadi katanya kamu nggak mau basah."

Enam kata sederhana, tapi bagiku itu romantis. Suatu bentuk rasa sayangnya padaku, bahagiaku memang se sederhana itu.

"Yaudah aku ganti baju dulu ya? Titip kameraku."

Aku mengangguk dan duduk di bangku sebrang toilet laki-laki, menikmati angin sore yang sebentar lagi berganti malam.

Senyumku merekah saat melihat foto-foto kami hari ini, 75 % fotoku, 15 % foto candid Joochan, dan 10 % foto pemandangan.

"Ayo," Joochan berdiri dihadapanku dan mengulurkan tangannya.

Aku berdiri dan menerima uluran tangannya, lalu kami berjalan mengitari taman bermain.

Tiba-tiba Joochan melepaskan genggamannya dan berlari ke arah kedai es krim, kukira dia mau beli es krim. Tapi ternyata yang dia lakukan adalah---

 Tapi ternyata yang dia lakukan adalah---

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
 I See U || Golden Child ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang