Enam Belas - Festival (2)

1.2K 212 52
                                    

"Beb, yakin nih kita nggak perlu bilang ke senior?" Reya yang baru saja memasuki mobil Beby langsung memasang sabuk pengaman, "Lu nggak ngasih tau Kak Jeyka juga?"

Beby menggeleng, ia mulai melajukan mobilnya, "Kalau gue bilang, Jeyka pasti nggak bakal ngizinin." Beby dengan muka tanpa merasa bersalahnya itu malah menyengir lucu.

"Yakin festival ini aman kan, Beb?" Reya sebenarnya agak curiga dengan festival yang bisa dibilang 'tertutup' ini.

Dan sahabatnya itu mengangguk dengan tegas, "Aman 100 persen. Dijamin!"

Reya hanya mengangguk sebagai tanda percakapan tentang festival sudah berakhir, meskipun sebenarnya hatinya belum merasa tenang. Siapa yang tidak berpikiran aneh kalau panitia festivalnya melarang dengan tegas untuk tidak memberi tau tentang festival ini kepada senior-senior. Teutama, festival ini dari berbagai fakultas dan berbagai universitas. Reya berusaha berpikir positif sejak semalam, tapi sekeras apapun usahanya ia tetap saja merasa ini tidak masuk akal.

Reya menoleh ke samping kanannya, memandang sahabatnya yang sedang mengemudi dengan wajah yang sangat cerah. Sesenang itu Beby bisa ikut festival ini. Reya bahkan nggak tau apa alasan Beby sampai ia sangat tertarik dengan festival ini. Apa Beby tidak merasakan aura bahaya dari festival ini?

Reya menghela nafasnya dengan kasar, ia membuang pandangannya ke arah jendela. Dalam hati, ia terus berdoa agar selalu dilindungi dan kejadian buruk yang sejak semalam menghantuinya tidak benar-benar terjadi.

Ya, semoga saja.





ΨΨΨ


"Wahh!"

Beby bersorak girang ketika mereka baru saja tiba di gedung tempat festival aneh ini diadakan.

"Rey rey! Ayo cari makanan! Pasti enak-enak!" Mata Beby berbinar dan ia tak hentinya menepuk kedua tangannya saking gembiranya.

Reya memandang sekitar. Tempat ini aneh. Festival ini aneh. Hampir semua perempuan disini yang memakai pakaian yang sangat terbuka yang terkesan seperti 'kurang bahan'. Dan para prianya juga menatap perempuan disini dengan tatapan.. Ewh.. Astaga. Tatapan yanv sangat mengerikan!

Aku ingin pulang.

Kalimat itu langsung terlontar di dalam benaknya. Ia benar-benar ingin melarikan diri dari tempat ini. Tempat ini sangat tidak cocok untuk tipe orang sepertinya. Tempat ini terlalu berbahaya.

Reya hendak ingin memanggil Beby, namun Beby sudah menghilang dari hadapannya.

"Aish.. Kemana dia?!" Gumam Reya panik. Ia berpikir keras apakah ia harus pulang duluan meninggalkan Beby atau menunggu Beby disini. Namun, ia juga tidak tega jika harus meninggalkan Beby sendirian di tempat semacam ini.

"Ah! Telpon Kak Elvan!" Seketika wajah Elvan langsung memenuhi isi kepala Reya. Ia buru-buru merogoh isi tasnya, tangannya sibuk mencari ponsel miliknya.

"Ah!" Reya menghela nafasnya dengan putus asa ketika teringat bahwa ponselnya saat ini sedang disita oleh Beby. Dengan alasan agar dirinya tidak bisa menghubungi seseorang, terlebih lagi Jeyka dan Elvan.

Seketika Reya langsung merutuki dirinya bodoh yang mau saja diajak Beby ke festival semacam ini. Ia ingin menyalahkan Beby yang telah mengajaknya kesini, namun jika kemarin Reya menolak ajakannya dan menasihatinya, Beby dan dirinya juga tidak akan terjebak di dalam gedung ini.

My Perfect Kating | KTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang