Dua Puluh Lima - Sekamar

1.4K 194 73
                                    

"Jadi," Elvan mengekori langkah Reya seraya terus mendorong trolley belanjaan. Ini kedua kalinya bagi mereka untuk belanja bersama. Namun, kali kedua ini sudah berbeda status. "Kamu sama Beby rencana mau nginap di rumah Nayla besok?"

Reya mengangguk. Tangannya terangkat ke atas untuk mengambil snack kesukaannya. Ia menjijitkan kaki dan terus berusaha menggapai snack favoritnya. Melihat Reya yang nampaknya amat kesusahan untuk mengambil snack-nya, Elvan berinisiatif untuk mengambilkannya. Elvan memasukkan snack tersebut ke trolley. Ia tersenyum lembut ketika Reya mengucapkan terima kasih.

"Dalam rangka apa nginap di rumah Nayla?"

"Nggak ada, karena bosan aja liburan di rumah mulu."

"Berapa malam?" Tanya Elvan, ia memandang Reya dari samping sambil terus mendorong trolley-nya.

"Hmm.." Reya tampak berpikir, "belum tau. Mungkin tiga malam."

"Terus, ini semua bakal dibawa ke rumah Nayla besok?" Elvan memandang isi trolley yang penuh dengan bahan makanan, minuman dan berbagai jenis snack.

Dan dibalas anggukan oleh Reya. "Kakak besok nggak ke rumah kak Jeyka?"

Elvan menggeleng, "Nggak ada rencana mau nongkrong. Besok mau aku anter nggak? Bawaan kamu banyak loh."

Reya tersenyum lalu menggeleng, "Nggak usah Kak, Beby besok jemput aku kok."

Elvan menghela nafas, "Yaudah."

Ponsel Elvan yang berada di sakunya tiba-tiba bergetar. Elvan membiarkannya saja, toh hanya bergetar sekali jadi kemungkinan tidak terlalu penting.

Drrt..

Drrt..

Drrt..

Elvan mengumpat dalam hati ketika tiba-tiba getaran dari ponselnya lebih dari sekali. Ponselnya terus bergetar. Ia sudah yakin saja, pasti grup "Trio Idiot" yang berulah. Ah sialan, membayangkan nama grupnya saja sudah membuat Elvan kesal. Berterima kasih kepada Fariel Arkaan yang sudah mengubah nama grupnya menjadi seperti itu.

Ponselnya terus bergetar selama Elvan dan Reya berjalan menuju kasir. Mereka berdua berhenti di salah satu kasir dan mengantri. Ada beberapa pembeli yang ada di depan mereka yang juga sedang mengantri.

Selagi mengantri, Elvan mengambil ponsel dari saku celananya dan dengan segera membuka grup "Trio Idiot". Elvan semakin ingin mengeluarkan makiannya begitu melihat apa isi chatnya.

Trio Idiot (3)

Jeykey: P
Jeykey: P
Jeykey: P
Jeykey: P
Jeykey: P
Jeykey: P
Jeykey: P
Jeykey: P

Isi chatnya hanya dari Jeyka dan semua nya hanya "P" sebanyak 58 kali. Wajar nggak sih Elvan ingin memaki. Elvan menghembuskan nafasnya dengan kasar.

Dengan emosi yang menggebu, Elvan mengetikkan balasannya.

Elvan Adhyastha: apaan 🐶

"Kak, kenapa?" Tangan kanan Elvan yang terkepal di pegangan trolley tiba-tiba dipegang oleh Reya.

Seketika emosi yang tadinya ia berusaha tahan langsung menghilang. Tangan lembut Reya mengubahnya. Oh jangan lupakan tatapan khawatir yang diberikan oleh gadis itu. Ah benar-benar membuat Elvan tidak habis pikir. Bisa-bisanya ia hampir gila hanya karena tatapan khawatir itu dan sentuhan tangan Reya yang lembut.

"Nggak apa-apa, Rey." Elvan tersenyum kaku. Ia berusaha keras untuk menutupi rasa senangnya.

"Serius Kak? Muka Kakak merah banget gitu," Reya memajukan kakinya, mendekat ke arah Elvan, "tuhkan makin merah. Kakak beneran nggak apa-apa?"

My Perfect Kating | KTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang