Reya menutup pintu kamar mandi setelah ia selesai membasuh mukanya. Ia pergi ke dapur untuk mengambil segelas air putih agar bisa dibawa ke kamarnya.
"Kak, tau selimut Spiderman ku dimana nggak?"
Saat Reya sedang menuangkan air putih ke gelasnya, Arga tiba-tiba datang dengan langkah yang gontai. Rambutnya berantakan.
"Kamu baru bangun tidur?" Tak menggubris pertanyaan adiknya, Reya justru menanyakan hal lain. Sekarang masih pukul sepuluh malam dan adiknya itu baru bangun tidur?
Arga mengangguk. "Aku capek abis tanding bola tadi sore." Arga mengikuti langkah Kakaknya yang menaiki anak tangga. "Kak, tau nggak?"
Reya berhenti dan menoleh ke belakang, "Apanya?"
Arga menghentakkan kakinya sebal. "Selimut Spiderman aku!"
Reya berdecak. "Telpon Mama aja deh, tanya dimana. Mama yang nyimpen. Kakak nggak tau."
Arga mengacak rambutnya dengan kasar. "Mama kan ada rapat penting hari ini. Pasti jam segini udah tidur."
Reya baru teringat akan hal itu. Mamanya sedang berada di luar kota untuk menghadiri rapat penting.
"Kak, bantuin cari." Arga merengek sambil menggoyang-goyangkan tangan kiri Reya yang sedang tidak memegang gelas.
"Emang harus pake selimut Spiderman?"
Arga mengangguk.
Reya berdecih. "Udah gede tau, Ga!"
Terkadang Reya berpikir, anak kecil yang di depannya ini sok hebat kalau didepan Elvan. Dan merasa bisa menandingi Elvan.
Cih. Tidur aja harus pakai selimut Spiderman! Sok-sokan tidak merestui hubungan Reya dengan Elvan.
"Dasar bocah!" Ledek Reya. Namun ia tetap beranjak ke ruangan dimana setiap baju-baju yang belum di gosok akan ditaruh di ruangan ini. Reya mulai mencari di lemari khusus tempat seprei, selimut dan handuk. Untuk ketiga barang tersebut, meskipu sudah di laundry ataupun di gosok, tempatnya tetaplah diruangan ini.
Pandangan Reya tertuju ke sebuah selimut yang warna dominannya adalah merah, seperti warnah kostum Spiderman. Reya mengangkat tumpukan selimut agar bisa mengeluarkan selimut Spiderman itu.
Setelah ia berhasil mengeluarkan selimut itu, ia langsung memberikannya ke Arga. "Nih!"
Arga langsung memeluk selimut Spidermannya dengan senyum yang lebar. "Makasi, Kak!" Dengan tidak tau dirinya, Arga malah meninggalkan Kakaknya di ruangan ini dan pergi ke kamarnya duluan tanpa pamit.
Reya berdecak sebal. Ia keluar dari ruangan itu setelah menaruh tumpukan selimut yang dia angkat tadi kembali di posisinya semula. Reya mengambil gelasnya tadi yang ia taruh di meja makan dan langsung menaiki anak tangga menuju kamarnya.
Reya langsung merebahkan tubuhnya ke kasur begitu ia masuk ke kamarnya. Ponselnya yang ada di sebelah bantalnya berdenting. Ada pesan Line masuk. Reya meraih ponselnya dan membuka pesan tersebut.
Elvan Adhyastha: Besok satu hari penuh aku nyewa kamu.
Reya mengerutkan keningnya. Namun kedua sudut bibirnya terangkat meskipun ia merasa sedikit aneh ketika membaca kata 'nyewa'. Reya dengan segera mengetikkan balasannya.
Reya Abella: ngapain?
🥕🥕🥕
Reya menghadapkan dirinya ke kaca sebelum ia keluar dari kamar. Semua sudah rapi. Ia terlihat cantik. Pakaiannya simple. Hanya dress putih sepanjang lutut dan outer berwarna coklat. Samar-samar ia mendengar suara Mamanya di bawah sana. Sepertinya sedang mengobrol bersama Elvan. Lima menit yang lalu, Elvan mengabari Reya kalau dia sudah di depan rumah. Tapi Reya tak menyangka kalau ia akan masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Kating | KTH
FanfictionElvan Adhyastha, mahasiswa Psikologi tingkat 3 yang memiliki trauma untuk berhubungan dengan lawan jenisnya. Dia belum pernah memiliki pengalaman berpacaran, sialnya sudah harus mengalami trauma. Namun, hidupnya perlahan berubah semenjak ia selalu b...