padi jagung

130 7 0
                                    

PLS di skolah ku di laksanakan 3 hari berturut turut. Hari ini hari terakhir ku menjalani PLS. "Akhirnyaaaaaa aku bisa memasuki ruangan kelas juga. Aku sudah lelah menjalani pls ini terlalu lama"

Hari terakhir di isi dengan permainan dan games. "Bnyak sekali games yg kami mainkan rasa nya seru tidak seperti 2 hari sebelumnya yg kadang aku menangis karna aku takut dengan kka kelasku. Mereka sebenarnya tidak galak hanya saja mereka tegas. Karna aku sudah pernah berada di posisi seperti merekaa"

"Paaadddiiii jaaaaaguuungg....... !!!"
Teriakan itu sangat nyaring membuat aku terkejut. Lagi dan lagi aku mendengar kka kelas ku berteriak.

"Padi jagung maju". Kami semua yg berada di lapangan berhenti berbicara satu sama lain kami menatap ke kanan kekiri dan keseluruh barisan murid baru.

Majulah seorang lelaki yg berambut hampir Botak namun masih memiliki bulu anak di kepala nya. "siapa yg nyuruh kamu ngolok ngolok kaka kelas?!!" kak putri dengan lantang bertanya dengan Lelaki yg memakai papan nama Padi jagung. Mungkin, anak lelaki itu membuat kak putri risih karena dia mengolok kka kelas. Tapi entahlah apa yg dia katakan. Aku berada sangat jauh dari nya dan aku tidak tahu apa yg di lakukan oleh padi jagung.

"Yang lain lihat, apakah pantas seorang junior tidak sopan dengan seniornya? walaupun kita tidak jauh beda usia tapi tetap saja kalian harus menghormati kami. karna kami kka kelas kalian. Kami yg lebih dulu ada disini. Kami yg akan mengajari kalian jika kalian tidak paham dengan apapun yg menyangkut pelajaran di luar kelas" kak hakim membuat kami menoleh kearahnya.
Ku rasa benar walaupun kami tidak beda usia terlalu jauh tetap saja kami harus sopan terhadap kaka yg terlebih dahu ada di skolah. Anggap saja mereka tuan rumah sedangkan kami tamu yg mungkin akan menjadi tuan rumah nantinya.

"Berteriak disini dengan suara yg lantang jangan berbisik di belakang seperti wanita saja" kak putri melanjutkan pembicaraannya. Kami semua dapat mendengar karena saat kaka kelas berbicara kami tidak ikut berbicara. Sekecil apapun suara jangkrik akan terdengar jika keheningan seperti ini terus kami ciptakan.

"Padi jagung apakah kau masih akan mengulangi mengolok-olok kaka kelas?" Kak anton berbicara. "Jawab jangan diam saja" kak putri manambahkan pembicaraan.
"Tidak" padi jagung menjawab sangat pelan. "Jawab yg keras suaramu tidak terdengar" kak putri berseru lagi "tiidaaak" Padi jagung mulai mengeluarkan suaranya. "Seperti itukah suara lelaki hahahaha" kak putri mengejek "Tidaaaaaaaaaaaaak!" suara itu sangat nyaring membuat kami bergetar.

Ya tuhaan apa yg terjadi di sini. Bukan kah aku sudah tenang kenapa dia mencari masalah. Aku ingin cepat pulanggg aku sudah tidak bisa mendengar teriakan demi teriakan ini.

"Bagus kembali kebarisan mu" suruh kak farid kepada padi jagung.

Akhirnya hari ini selesai. Aku sangat lelah dan aku membatin aku harap aku tidak depresi bersekolah disini. Karna aku yakin mereka semua baik namun aku saja yg belum terbiasa dengan sikap anak kota. Maklum lah aku anak perantauan.

RINDU (Riri Dan Nandu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang