Bulan jingga 3

49 4 0
                                    

   Malam ini belum selesai. setelah waktu istirahat habis kami melanjutkan Susunan acara kami. Kali ini kami akan bermain dengan sukma. Aku suka permain ini permainan batin ke batin. Entaaahlah, mengapa aku sangat bahagia malam ini. Sampai2 aku melupakan Rafi temanku. Yah, walaupun Rafi sudah dimiliki sinah. Tidak jarang dia menanyakan kabarku seperti menelpon dan mengirimkan pesan singkat. Tapi tidak setiap hari. Di beberapa waktu tertentu. Hari ini kami semua benar2 tidak memiliki waktu untuk bermain2 dengan handphone kami. Rasanyaa sangat lucu, dan hampa!!! Menyebabkan aku tidak tahu siapa siapa saja yg menghubungiku selain mamaku.

Sebelum permainan di mulai kami di persilahkan untuk duduk terlebih dahulu. Mata ku tertuju pada perempuan yang memakai baju berwarna kuning dengan celana hitam kentat yg di pakainya. sebenarnya aku tidak memperhatikannya. Lebih tepat nya aku memperhatikan kak iman. "Sedang apa kak iman disana bersama wanita itu?" Aku bergumam di dalam hati " dia sangat cantik dan manis sekali. Apakah pacarnya?" Aku bergumam lagi. "Yaaa tuhaan!! Jika benar itu pacar kak iman. Berarti selama ini aku salah lagi. Kenapa kak iman dan ibi sama saja. Sama sama membohongi perasaanku." . "Cuups"
Aku berhenti bergumam di dalam hatiku. Aku merasakan sesuatu yg menjijikan malam ini. Ya, Melinda teman satu kelasku. Dia mencium pipiku. "Yatuhaan apalagi ini" aku bergumam di dalam hati. "Iiiih knpa lu mel? Sehat gak?" Aku bertanya pada melinda "hehe"  dia hanya tertawa.

Melinda termasuk dari 10 orng yg di kirimkan oleh kelasku untuk perwakilan osis baru. Namun kami beda kelompok dan kami tidak terlalu akrab jadi kami tidak sering berbicara. Sikap nya yg sangat aneh sekali membuatku tidak mengerti tentangnya. Sangat sembrono, tidak teratur dan dia benar2 hampir seperti tidak waras mungkin, Lebih tepatnya sangat lemoot.

   .+.......+.......+.......+......+........+........+......+....+.

Pukul 21.30 kami berbaris di lapangan. Karena aku memiliki tubuh yg tinggi besar aku selalu berbaris di belakang. Sedangkan dimhar seorang lelaki wajib berada di belakang perempuan. Aku dan dimhar sangat dekat hanya saja terhalang oleh meki. "Lu ngerasa gk dingin bnget" aku memegang tangan meki "kalu gk kuat tidur aja ntar lu kenapa2" sahut meki.

Meki berada di kelas 10A komputer dia tampan namun terlalu cari perhatian. Jika saja perhatianya memikat.  Kecaperannya membuat orang2 sedikit jijik untuk berteman.

+......+.......+......+......+.........+........+.......+.......+....

"Semua siswa rentangkan tangan"  suara perintah dari bapak ahim. Pandanganku tidak lepas dari kak iman. "Ibi kau disini, aku tidak kehilanganmu aku melihat mu ibi" aku berbicara dalam hatiku.

Aku terpisah dengan  dimhar entahlah dimana dia aku tidak terlalu mengurusnya. Pandanganku teruju hanya pada kak iman.
Kali ini aku mendapatkan posisi berhadapan dengan dia. Barisan kami membentuk lingakaran yg sangat besar. Kami di atur sedemikian rupa. Hingga kami mengambil posisi yg menyenangkan.

"Tarik nafas, bayangkan kalian berada bersama teman kalian. Kalian melewati hutan yang sangat besar. Tiba tiba teman kalian terpatuk oleh ular. Dan kalian ingin menolongnya. Kaliaan berusahaaa membantunya namun teman kalian tidak tertolong. " pak ahim memulai sesi ini. Sebenarnya aku tidak terlalu bisa fokus pada satu tujuan. Aku hanya mengikuti alur padahal pikiranku ada dimana mana. "Kalian tidak boleh berhentin karena teman kalian meminta kalian untuk melanjutkan perjalanan agar kalian dapat mengambil kotak besar yg ada di gunung di belakang hutan ini. Kalian membiarkan teman kalian kesakitan, dengan kakinya yg sangat biru mulut berbusa" kali ini aku menangis. Entahlah aku memang terlalu sensitif dengan kisah2 yg sedih. Walaupun aku tidak terlalu menghayati namun aku tetap saja akan menangis.


"Kalian harus berjalan maju tidak boleh menengok kebelakang. Kalian harus tetap berjalan lebih cepat. Berlari hati hati ada jurang terus berlari." mungkin aku sudah terhanyut. Aku berlari sangat hebat hingga beberapa kali aku di tangkap oleh kaka Kelas 12. Tiba tiba kalian terhenti. Kalian mendengar suara seseorang yg memanggil kalian. Ternyata itu orang yg paling kalian sayang." Saat itu orng yg pertama muncul adalah kakeku. "Pulang lah dara, ayo pulang, jngan lama lama disini" Aku menangis begitu hebat. Aku merindukan kakekku. Benar saja aku tidak bisa berpisah dengan beliau. Aku tidak akan pernah mengecewakan apalagi meninggalakam beliau. Karena hanya beliau  laki laki yg benar benar tidak pernah menyakitiku. Dan ku harap dimhar juga. "Namun, saat kalian berbicara dengan orang tersebut, orang itu hilang. Tinggal kalian sendiri" aku terus menangis mengingat kakekku. Entah knpa aku merasa sangat sangat tidak mau kehilangan beliau. "Kalian hampir sampai, maju berlari kecil namun tetap hati hati. Kalian melihat cahaya terang disana. Ayo kerjar cahaya itu namun tetap hati haa.. .  "druuuk"  belum habis panduan dari bapak ahim kepala ku menghantup kepala seseorang. Bukan hanya kepala namun hidungku juga. Walaupun tidak sakit tapi ini sungguh memalukan. "Aduuh" aku mendengar suara itu. Aku tertawa "hehehe" entahlah aku rasa ini lucu. Aku hampir mengenali suara itu. Namun, aku tidak mengurusnya karena aku mencari cahaya putih. "Kalian berlari terus mengikuti cahaya itu. Kalian mendapatkan apa yg kalian inginkan. Sebelumnya kalian mengingat dahulu wajah teman kalian yg sudah tidak ada. Kalian ingat masa2 bersama nya kalian bercanda tertawa dan kalian berpelukan. Indah sekali pertemanan kalian." Aku mendengar banyak sekali suara tangisan dari ringisan biasa hingga tangisan yg hebat. Entahlah, mungkin mereka semua memiliki masa dimana mereka pernah benar2 menjalani kisah ini. Atau mungkin mereka hanya menghayati seperti yg ku lakukan di awal tadih.

Permainan ini sudah selesai. Hingga kami dibangunkan oleh kaka kelas dan teman yg terlebih dahulu bangun. Mataku sembab entahlah aku merasa seperti mimfi mungkin aku tertidur dengan mata yg menangis. Namun, Aku baru menyadari aku berbaring di lapangan sekolah bersebelahan dengan iman. "Omg, aku tidak mengetahui ini semuaaaaa" aku terkejut. Saat semua sudah bangun kami di persilahkan untuk istirahat.

"Jngan begadang, tidur, kalian boleh ambil hp kalian masing2 tapi ingat! Jngan beriskk dan jngan bergadang karna jam 2 subuh nanti kalian akan melakukan jejak malam."  Sepertinya kak serrly yg mengambil alih acara ini sejak awal.  Aku memasuki ruangan tempat tidur kami semua. Sekaranf sudah pukul 23.05 "benarkah?" Aku berbicara heran.  3 jam saja kami akan tidur. "Sudahlah, mari tidur" dinda membantuku mempersiapkan diri untuk tidur.

Diruangan ini banyak sekali wanita yg hampir tidak ku kenali wajah2 baru. Ada yg menggunakan kerudung ada yg melepasnya. Diruangan ini tidak ada kaka kelas 12 satupun. Kami tidak di awasi kami dibiarkan tidur bersama teman satu angkatan dan kaka kelas 11.
Ini bukan rumahku, aku masih asing disini, lagipula juga bukan kelasku. Aku tidak bisa tertidur ke tenggok hp sekarang sudah jam 12 lewat. Aku memulai mencari pesan pesan yg sedari tadih tidak ku buka.

Aku mendapatkan pesan dari rafi. Dia menanyakan kabar sinah dan dimana sinah.  Aku hanya tersenyum kecil. "Ohh rafi kau begitu mengkhawatirkannya. Padahal dulu kau sering bersamaku. Sekarang kita tidak dapat berbicara bersama kali kah?" Aku berbicara dalam hatiku.

Tok,,tok,,tok,, . Aku mendengar suara dari luar. "Bangun bangun de cuci muka sikat gigi kembali berbaris di bawah" yah benar sekarang jam 2 kurang 15. Aku langsung mempersiapkan diri menemui teman teman kelompokku dibawah. Sebelum aku sampai di lapangan aku bertemu meki. "Gimana ri bisa tidur?" Meki bertanya. "Lumayan lah,, lu?" Ku tanyaka kembali apa yg meki tanyakan kepadaku. "Hamdallah bisa sih" . "Syukurlah, aku duluan" aku cepat2 menuruni anak tangga yg begitu bnyaknya.

Malam ini sangat dingin lebih tepatnya subuh ini. Aku kembali berada dibarisanku. Kembali dekat dengan dimhar, dan lagi lagi terpisahkan oleh meki.  "Cowok dimuka 2 dibelakang 2" ucap kak difa. "Tuh sana lu mex, temenin kak wawan." Aku berucap. "Oke" meki maju kebarisan paling depan. Tinggal Yayan dan dimhar yg ada di belakang. Kali ini aku benar2 dekat dengam dimhar. "Lu dingin gak sih?" AKu membuka pembicaraan. "Iya dikit" seperti biasa aku selalu memegangkan tanganku yg dingin kepada tangan teman teman yg ada di sampingku. Tujuanku untuk menghangatkan tanganku. Dimhar menarik telapak tangannya. "Heem" dia mendehem dan tersenyum kecil. Mungkin dia belum terbiasa bersentuhan dengan perempuan.

RINDU (Riri Dan Nandu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang