Bagian 10

35 3 0
                                    

Aku bingung menuliskan judul dari part ini. Namun ku harap ini part yg tidak membuat kalian hancur.

Sepulang dari skolah aku sudah melupakan semuanya. Sekarang pukul 10 malam drett.... dreet... hp ku bergetar. Kulihat notif dari aplikasi instagram ku lihat Ada permintaan pesan disana. Sepertinya aku belum perteman. "follback ri" aku melihat kata kata itu. "Huwwaaaaaaaaaa!!!" Aku berteriak nyaring. Ternyatan itu notif dari dimhar. Entahlah apa yg membuatku begitu menyukai notif itu. Sejak saat itu kami berteman. Tidak hanya di dunia nyata namun di sosial mediapun juga sepeti di instagram dan line.

Kami lebih sering membuka pembicaraan di line. Hampir setiap malam kami berbincang di sana. Apapun kami perbincangkan mulai hal2 yg wajar sampai hal tidak wajar seperti mistis.

Ternyata dia tidak terlalu mempercayai hal2 yg gaib. Namun dia pendengar yang baik, dan penyimak yg baik. Dimhar selalu mendengarkan ceritaku dan aku juga. Namun dimhar tidak banyak bercerita masalah keluarganya. Mungkin aku belum menjadi kepercayaannya. "Tapi tidak apa, kau membalas pesanku pun itu sudah sangat luar biasa dimhar!" Aku bergumam di dalam hati kecilku.

Ternyata. Aku dan dimhar lolos dalam tahap pelatihan. Dari segi pelihat fisik,mental dan juga lembaran (tertulis. Aku senang mendengar namaku bersanding satu provesi di satu bidang. Semenjak itu kami selalu bersama. Dalam hal mengurus kepengurusan ataupun dalam hal di sosial media. Kami selalu satu grub pesan. Karena dimhar sekarang adalah partner kerjaku.

20.19 PM

"ri, aku mau tidur dulu ya",
"Koq cepet?"
"Iya besok kan kamis, aku mau puasa"
"Kamu rajin bnget hehe"
"Ngitung2 nurunin berat badan. Kamu gk puasa?"
"Halangan dim, belum mandi"
"Huhu busuk"
"What? Kasar!"
"Bercanda. Yaudah aku tidur dlu ya"
"Oke"

Dimhar memang selalu tidur di bawah jam 10 malam bahkan di bwah jam 9. Entahlah kenapa dia lebih suka tidur cepat. Mungkin alasanya karena dia tidak mau kesiangan ke skolah. Karna jarak rumahnya sangat jauh. Dan lebih anehnya lagi dia sangat cepat ke skolah hampir jam 06.45 dia pasti sdh ada di sana. "Huhu kau sangat rajin"

03.45 PM

"PANGGILAN MASUK RIRI"
Kali ini tlpn ku di riject oleh dimhar. Benar saja selama kurang lebih 2 bulan kami kenal aku tidak pernah sedikitpun mendengar suaranya di tlpn.

"Iya ri, maaf lagi makan g bisa angkat tlpn"
"Udah bangun?"
"Udah nih kamu koq cepet?"
"Huhuuu aku keduluan deh. Pdhal mau bangunin sahur dim"
"Yaampun aku bngun sendiri. Lagi pula kalo aku tidur data internet aku, aku matiin gbakaln masuk, kecuali aku kelupaan"
"Heem yaudah lanjut makan gih bay"
"Oke"

Menurutku dimhar adalah lelaki yg tidak terlalu banyak tingkah. Di dunia nyata ataupun di media sosial dia terlihat santai. Namun saat kita benar2 berhadapan dia tidak akan bnyak bicara kecuali jika itu penting. Susah sekali mengajak dimhar bicara kecuali jika dia ingin"

"Kau hampir membeku dimhar. Jangan jadikan dirimu Es karna aku bukan api yg bisa mencairkanmu."

Pagi ini aku berangkat sangat pagi. Berharap aku yg terlebih dahulu ada di skolah. Namun, lagi dan lagi aku melihat sepeda motor ninja yg ada di parkiran. "Kenapa aku selalu keduluan sihh" aku bergumam karena kesal.

06.35

"Kamu dimana?"
"Diskolah ri"
"Oke"
"Kamu dimana?"
"Di kelas"
"Tumben cepet wkwk"
"Iya"

11. 12PM

"Kamu ada kamus gak?"
"Gada emang knpa"
"Perlu kamus."
"Ntar aku cariin"
"Oke"

11.15PM

"Nemu gak?"
"Gada nih maaf"
"Oke mksih ya"
"Sama sama"

Dimhar hanya meread pesan ku. Aku menjalani hari ini sangat baik. Sampai tiba akhirnya aku mendengar kabar yg tidak ingin ku dengar.

"Ri," melinda menyapaku. "Apa?" "Ada dimhar diluar" lanjut melinda. Aku tidak membalas pembicaraan melinda. Aku langsung keluar membuka pintu kelasku tanpa menghiraukan bapak adit yg sedang mengajar di kelasku. Aku melihat dimhar berdiri di antara kelasku dan kelas 11A.  Dia memegang kamus di tangannya. Aku bergumam "apa2ain ini? Dimhar meminjam kamus ke kakak kelasku atau dimhar meminjamkan kamu ke kaka kelasku? Jika dia meminjamkan kamus kepada kka kelasku siapa dia. Dan siapa dia yg meminjamkan?  Aku sangat kalut. Aku masuk kedalam kelas dengan tangan bergetar. "Dimhar! Aku harap tidak ada wanita lain yg menjadi penyemangatmu selain aku" Aku bergumam di dalam hati. Entahlah hatiku sangat deg deg kan entah knpa aku mulai dingin. Tanda  ini memiliki arti bahwa aku panik dan ketakutan.

"Ri, gwe liat dimhar di depan bawa kamus dia ngasih kamus ke kaka kelas gwe gatau namanya cuman liat doang tangan bajunya panjang berarri cewek kan?
"Bbbbrrrruuukkk!! Hatiku seperti terhantap benda tumpul. Tidak luka namun sakit. "Aku harus tanya dimhar" aku mulai mengetik pesan.

"Dimhar. Dimhar dimhar"
"Kamu dimana dimhar"

"Aku dikelas"

"Tadih temen aku liat kamu di kelas 11 kamu ngapain?"

"Itu ri aku pinjamin kka kelas kamus katanya dia lupa bawa."

"Cewek?"

"Iya ri."

Seketika tangan ku semakin dingin dan aku tidak bisa menahan tangis dari mataku. Pipiku basah aku hanya bisa memeluk dinda teman satu bangku ku. Bapak adit mulai menyelesaikan pelajaran. Benar saja aku memainkan hp dan meninggalkan kelas tanpa ijin bpk adit. Dan sekarang aku menangis. Aku menyapu air matu karena dinda bilang bpk adit memperhatikanku.

"Nanti bicarakan baik2 maaf aku kasih kabar buruk ke kamu. Aku harap kamu gk nangis dlu" kata dinda

Bapak adit meninggalkan kelas. kali ini aku sangat kalut. Membuat meki mendekatiku. "Kamu knpa ri?" Meki bertanya "Bnyak omong lu diem deh" dinda menyahut. " gwe cuman nanya bego" sahut meki kasar "sana sana" usir dinda. Meki meninggalkan aku dan dinda. "Ri kamu knpa" panggil lelaki kepada ku "lu lagi, udah sna pergi" kata dinda. "Gppa din aku mau ngomong sama Rafi" benar saja dia rafi sahabat ku yg mulai menjauhi ku. "Knpa ri?" Tanya rafi. "Dimhar fi, dia kasih kamus ke kka kelas" aku menjawab pertanyaan rafi. "Gwe rasa lu gausah naruh harapan sama dia. Mungkin dia g baik buat lu" kata rafi. "Gwe syng dia fi" gwe sih serah lu aja kasih saran doang. Biar lu g nangis" . Sahut rafi. Aku hnya diam menunduk. Hingga jam pulangpun tiba. Aku bergegas untuk pulang. Padahal sekarang sedang hujan.

"Aku suka hujan, jika ku menangis di bawah hujan, hujan mampu menutupinya dengan air yg dia turunkan. Sehingga aku terlihat baik2 saja didekat hujan"

Seberapa banyakpun aku mengeluarlan air mata pasti tidak akan telihat di tambah dengan kabut yg menyelimuti kaca bening yg ada pada helm ku. Aku menang bnyak aku bisa menangis sepuasku di jalanan. "Dim, lu koq gitu. Jngan2 selama lu tidur cepet lu bukan tidur. Jngan2 lu chtingan sama kka kelas, kalo lu suka dia knpa lu masih baik sama gwe" Riri masih menangis menyusuri jalanan yg dia lalui. Jarak rumahku ke skolah sangat jauh juga sehingga aku membutuhkan waktu yg sangat lama untuk sampai kerumah.

RINDU (Riri Dan Nandu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang