Teater

20 2 0
                                    

Sudah lama sejak aku memutuskan untuk membuat blokiran di akun line dimhar. Aku sdh sedikit terbiasa. Mungkin ayana benar. "Kau hanya perlu terbiasa riri" aku dan ayana selalu dekat. Ditambah dengan masalah perkelahianku dengan dinda. Sebenarnya aku tidak ingin ini terjadi. Tapi dinda yg membuat aku kesal. Aku membantunya dengan iklas. Dia malah tidak ingin aku berada diatasnya. "Baikah dinda aku akan mundur menjadi temanmu."perkelahian ku sngat memanas dengan dinda. Ditambah sejak malam acara di skolaku. Dinda menyukai teman kecilku. Dan dia selalu berbicara aku juga menyukai teman kecilku. "Aku tidak pernah menyukaiya dinda! Dia seperti saudaraku. Sejak kecil kami selalu bersama. Kami terpisah karena aku pindahrumah" aku bergumam dihatiku. Sedangkan zimi teman kecilku pun sering menghampiriku setelah kepindahan ku. Namun dia tidak pernah menemukan rumahku. Wajarlah aku meninggalkan nya tanpa pamit terlebih dahulu. Aku menyayangi zimi seperti saudaraku. Tidak mungkin aku mencintainya seperti yg di bicarakan dinda dan seperti yang dia umbar kepada teman2 ku serta guruku. "Aku tidak suka menyakiti orng lain dinda. Jika kau memulai jalani saja perbuatanmu. Tawon tidak akan menggigit jika dia tidak diganggu."


Aku selalu bersama ayana walaupun terkadang di kelas ayana lebih memilih bersama 5 teman lainnya. Sudahku bilang aku tidak suka mencari teman baru disini. Aku lebih suka menyendiri sekarang. Aku bukan riri yg periang punya banyak teman. Disini aku terkekang!!!


Malam ini kami menghadiri pentas teater yg akan di mainkan oleh temanku sanah. Sebelum pergi dimhar mengirimkan pesan di ig ku. Ya aku tidak menggunakan blokiran di ig dimhar. Dimhar mengajakku untuk nonton bersama. "Aku senang tpi aku tidak boleh berharap." Kami memasuki ruang teater bersama ayana rafi rahel ayu salsa ninda dan teman lainnya. Hari ini ayana datang bersama rafi. Dia juga duduk bersama rafi. Aku duduk di dekat kak ari sedangkan ayu dekan kak Reno. "Knpa kau tidak degan nandu ayu?" Ejekku kepada ayu. "Huhu aku tidak suka riri" ayu memperlihatkan wajah kusutnya. Selama teater dimulai aku masih berbalas cht dengan dimhar Kali ini aku membuka blokiran di line. Ohh rupanya dimhar sdh tidak berpacaran dengan kak sarah.

"Kau begitu hebat dimhar.. Kau jadikan aku halte disaat kau mencari penumpang hatimu. Dan kau jadikan aku stasiun untuk bersinggah karena kau meninggalkan penumpangmu."

Sesampainya dirumah aku mulai tertidur. Aku menerima pesan dari ayana dia bilang dia pulang bersama rafi begitu malam. Dan dia menjadikan pundak rafi sebagai sandaran untuk dia beristirahat."

"Apakah rafi juga menyukai ku riri? Knpa dia tidak mengungkapkan dengan ku aku kesal riri" beberapa kali aku menyaksikan ayana yg berharap begitu besar kepada rafi.
"Dia pemperlakukan mu seperti apa? Baiik tdak?" Aku bertanya. "Dia selalu menlpnku kadang2 dia juga meninggalkan cht ku beberapa hari. Aku seperti di gantung riri!!" Ayana merengek. "Sudahlah jalani saja ayana" aku berbisik.

Mungkin sejak malam teater itu ayana dan rafi semaki dekat. Rafi bukan rafi yg dlu. Dia sudah tidak pernah bercerita dengan ku aku mencoba menghubungi rafi. Dia mnlpn ku. " iya ri ada apa bicara di tlpn saja" kata rafi. "Kau gila ya!" Aku membentak rafi. "Kau permainkan hati ayana. Kau begitu manis tetapi kau tidak pernah memberi kesempatan untuknnya!" Rafi hnya diam. "Aku harus bagaiman?" Tanya rafi. Aku kesal kepada rafi. "Bagaimana katamu? Jika kau suka dia cepat ungkapkan diam2 saja kau akan menyesal jika dia sdh dekat dengan yg lain." "Biarkan saja aku tidak ingin mendekatinya dulu dia sepertinya masih mengingat hafi mantannya."  . "Itu salahmu yg tidak memberi keputusan." Sahur riri.

Pembicaraanku sdh selesai dengan rafi. Aku selalu berkirim pesan dengan ayana entah penting ataupun tidak. Aku rasa dia akan menjadi teman baikku setelah dinda.

"Ayana, ku harap kau benar2 berbeda dengan mereka. Jangan menjadi keras kepala ayana. Jadilah temanku yg baik yg tidak pernah memiliki hiri ataupun dendam kepada Riri.

Hari ini adalah hari libur. Aku bangun sangat lambat. Aku melirik jam dinding sdh pukul 14.15 aku lupa aku sudah memiliki kontak wa dimhar. Dimhar mengirimkan status kepada semua kontaknya. "Uwow dia sedang berada di bioskop bersama wanita yg tidak ada mukanya" ya wajah wanita itu di coret2 mungkin sengaja.

Dia pergi lagi. Lalu datang pergi lagi. Aku hanya mengingat satu pesan. Kau hanya perlu terbiasa riri. Pesan dari ayana untukku.

RINDU (Riri Dan Nandu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang