✍ Usai Sudah ;

2.5K 462 32
                                    

Dengan

perlahan, namja itu menegakkan kembali tubuhnya lalu mengambil sebuah belati dari atas nakas dengan perlahan dan memainkan belati itu di tangannya.

"Kajja, kita pergi dengan tenang bersama." Monolog Sehun melirik Kyungsoo dan belatinya bergantian.

Belati itu mulai mendekati pergelangan kiri Kyungsoo, dengan perlahan mulai menggores pergelangan itu dan memunculkan segaris merah dari sana.

Srek

Cairan merah pekat itu mengalir dari pergelangan tangan Sehun dan Kyungsoo bersamaan.

Namja itu terkekeh seraya memejamkan kedua matanya. "Kajja kita pergi bersama, Kyungsoo."

Setelah rangkaian ilusi itu, Sehun tersadar dari lamunanya. Lalu menggelengkan kepalanya kuat, tidak ! Dia tidak akan berbuat sejauh itu. Dengan perasaan ngeri Sehun melempar kan belati itu kesudut ruangan.

Entah lah, dia agak was-was jika terus memegang belati itu. Ia takut bayangan menyeramkan itu akan menjadi kenyataan. Sehun tidak akan Mungkin n menyakiti Kyungsoo lebih jauh lagi.

"Maaf, selama ini aku sudah menyakiti mu begitu dalam." Lirih Sehun mengusap lembut pipi kanan Kyungsoo.

"Sungguh, aku sangat mencintai mu. Tapi, aku juga tidak bisa berbohong jika ada Luhan yang menempati sisi bagaian lain hati ku." Ungkap Sehun.

"Kalian begitu berarti, kalian mempunyai makna tersendiri dalam hidup ku. Aku tidak bisa melepas mu tapi aku juga tidak ingin pergi dari Luhan."

"Maaf, aku tidak bisa adil selama ini. Aku memang egois, menginginkan kalian tetap di samping ku. Kyungsoo, bisakah kau tetap bertahan dengan ku ?" Lirih Sehun menggenggam tangan mungil Kyungsoo.

Namja jangkung itu melepaskan seluruh ikatan yang ada di kaki dan tangan kyungsoo, lalu membenarkan posisi telentang yeoja itu. Baru saja ia akan beranjak, namun tangan mungil itu mencengkram lengan kekar Sehun.

"Aku tidak bisa bertahan dengan mu, maaf "Ucap Kyungsoo lalu menduduk kan tubuhnya di atas ranjang usang itu.

Sehun tak bergeming di tempatnya, ia diam ingin mendengar kelanjutan perkataan Kyungsoo.

"Aku sudah lelah selama ini berjuang untuk mu, mungkin memang bukan aku yang terbaik untuk mu. Luhan yeoja baik yang mau bertahan dengan mu walaupun ia tau jika kau adalah kekasih ku, kakak tirinya sendiri."

"Aku sudah memaafkan mu jauh dari sebelum kau meminta maaf pada ku. Namun, untuk bertahan ? Aku tidak bisa. Sekarang mulai lah berintrospeksi diri, belajar lah dari kesalahan mu. Biar kan aku yeoja terakhir yang kau sakiti, jangan sampai ada korban lainnya." Kyungsoo tersenyum lembut pada Sehun membuat namja itu menitikan air matanya.

Sehun tidak menyangka jika gadis mungil yang ia sia-siakan ini mempunyai hati bak malaikat.

"Hapus air mata mu sehunnie, semua sudah berlalu. Jalani hidup mu dengan baik mulai sekarang. Dan ingat jika memang semesta menginginkan kita bersatu maka tidak akan ada kata tidak mungkin bukan ?"

"Berbahagialah dengan Luhan, obati luka hatinya karena aku telah mengambil eomma tercintanya kedalam jeruji besi."

Kyungsoo turun dari ranjang usang itu, lalu berjalan keluar perlahan. Ia sangat hafal jalan keluar karena ini gudang tempat biasa mereka bertemu dulu jika ingin berduaan tanpa gangguan siapapun.

[7] School 2018 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang