"Nggak jadi jalan dong," ucap mas Akbar manyun.
"'Kan masih bisa besok-besoknya lagi ...," lirih gue nggak enak hati.
Harusnya hari ini hari pertama kita jalan bareng, setelah kami menolak sesi bulan madu yang sudah ditawarkan.
Menurut gue, Honey moon itu nggak perlu jauh-jauh, toh ujungnya ke kasur juga, uhug.
"Penting banget ya ketemu?" Tanya mas Akbar lagi. Agaknya doi ragu kalo urusan kita benar-benar penting.
"Ya nggak tau, katanya sih penting," balas gue santai.
Sebenarnya gue juga ragu kalo ini benar-benar urgent, paling banyak haha hihinya ntar.
"Lama nggak?" Tanyanya lagi.
"Nggak tau Mas, mungkin bentar," gue bingung, bentarnya kita itu nyampe sore.
Mas Akbar mangut-mangut, tatapannya fokus kejalanan.
Ga kerasa, kita nyampe dihalaman rumah Lila. Tampak Lila dan Taya sedang ngobrol, entah apa yang dibicarakan keduanya,paling ghibahin gue tuh.
Gue membuka pintu mobil hendak turun, tangan gue dicegat hingga gue kembali menutup pintu mobil.
"Mas kerumah kamu aja ya, Mas nggak enak ganggu," pintahnya dengan ekspresi tak enak hati.
"Em-"
"Nanti kalo mau pulang, telpon aja," timpalnya sebelum gue menyahut.
"Oh iya deh, tapi tau 'kan jalannya?" Tanya gue khawatir. Gue kurang yakin doi tau, sebab setelah menikah kami langsung pindah kerumahnya.
"Iya tau-tau," Mas akbar menganggukan kepala beberapa kali untuk kembali meyakinkan gue.
"Oke,kalo gitu Juli turun dulu ya mas," ucap gue pamit turun dari mobil.
Gue lambaikan tangan jablai ke mobil mas Akbar yang berlalu dihadapan gue.
"Dianter laki Jul?" Tanya seseorang mengagetkan gue. Gue tau nih, pasti pemilik rumah.
"Oh iya dong, gue kan nggak jomblo lagi," balas gue sengak menekankan kata jomblo. Udah punya laki itu sengak-sengak dikit boleh lah ya.
"Songong lu Jul," sahut Lila mengiring gue masuk ke rumah.
Ternyata yang ditunggu cuma gue, Taya udah datang dengan stoples kacang atom ditanggannya.
"Ngaret lu Jul," komentar Taya pedas.
"Mandiin mamas dulu gue," ucap gue asal mencomot snack ditangan Taya.
"Eh busyet gila lu ya, emang gitu banget nikah Jul? Sampe laki, kita yang mandiin?" Tanya Lila terlampau serius.
"Gue rasa itu bukan lakinya yang minta tapi Julinya aja noh kegatelan," komentar Taya lagi-lagi.
Gue cekikikan melihat keduanya dengan ekspresi yang berbeda menanggapi ucapan gue tadi.
"Jul-Jul," panggil Lila mendekat ke gue.
"Apa?" Tanya gue seadanya.
"Gimana rasanya nikah? Enak nggak?" Tanya Lila antusias.
"Versi lu ya Jul, bukan yang lu baca dinovel atau apalah itu," timpal Taya pedas.
"Lu kenapa sih Tay? Datang bulan? Gitu ahmad," ungkap gue meneliti perubahan dalam diri Taya.
"Ahmad bapak lu" umpat Taya asal.
"Dia lagi patah hati, belum ada garong yang nangkap umpan," ungkap Lila cekikikan.
Taya mengunyah snacknya dramatis, pura-pura nggak denger.
KAMU SEDANG MEMBACA
JOMBLO SAMPAI HALAL
HumorJomblo? Satu kata sarat hinaan ya guys. Kenapa nggak pacaran? Nggak laku? Nggak ada yang mau? Dihhh tsadest!!! Bukan nggak laku, cuma lagi nyari yang mau langsung menghalalkan. Eaaakkkk. Kalo ada CEO ntar yang lamar gue, kelar idup lu :v