Secret

5.8K 358 47
                                    

Warning

Anak dibawah 21 tahun dilarang membaca

*****

Beam adalah murid teladan. Harapan semua orang. Sedangkan pria dibelakangnya adalah Forth, seorang berandalan. Tidak ada yang menyangka kalau mereka saling mengenal. Mereka membuat perjanjian. Beam ingin sebuah pelampiasan. Pelarian dari semua stress karena tuntutan sekolah dan kedua orang tuanya. Sedangkan Forth, dia hanya ingin bersenang-senang. Tersembunyi dari orang lain, hanya ada mereka berdua.

Forth mengaitkan jemarinya dan mendorong tubuhnya lebih dalam. Dia merasakan tubuh Beam bergetar.

"Yes Beam, teriakkan namaku" bisiknya. Tapi Beam hanya menggeleng. Dia merasakan bagaimana Forth masuk kedalam tubuhnya sepenuhnya. Menyentuh satu titik di tubuhnya tapi memberikan sensasi menakjubkan ke seluruh tubuhnya.

"Ah...disana...Forth...." bisiknya. Dia menyukai sensasi ini. Forth membuatnya lupa soal tugas yang menumpuk dan ekstrakulikuler yang dia ambil agar dia bisa masuk fakultas kedokteran seperti yang orang tuanya inginkan, padahal dia membenci darah. Hanya dengan menciumnya Beam ingin muntah. Tapi orang tuanya tidak ingin mendengar kata tidak.

Forth melihat kening Beam yang mengkerut. Dia menarik dagu Beam dan menghembuskan nafasnya di bibir Beam.

"Jangan pikirkan hal lain. Pikirkan hanya aku" bisiknya sambil mengklaim bibir merah Beam. Beam mengerang. Dengan tubuh Forth didalam tubuhnya dan ciuman memabukkannya, Beam tidak yakin dia akan bertahan lama. Dia mendesah diantara ciuman mereka. Forth melihat bagaimana Beam sudah diambang batasnya. Jadi Forth memegang erat miliknya. Menahan Beam.

"Tidak sekarang be....tidak..." bisiknya sambil bergerak lebih cepat. Dia melepaskan ciuman mereka. Sebelah tangannya masih mengenggam tangan Beam erat. Dia menatap leher putih Beam dan mulai menempelkan bibirnya disana. Turun ke bahunya. Beam akan membunuhnya jika dia melihat bekas di tempat yang terlihat jadi bahunya adalah tempat favorit Forth. Forth mencium, mengigit dan meninggalkan bekas disana.

"Forth....ahhhh....lepas...." pinta Beam. Forth merasakan bagaimana Beam menjepit hangat tubuh bagian bawahnya. Dia mengerang. Shit. Dia hampir melepaskan diri. Tapi dia bangga karena bisa menahannya.

"Tidak sekarang beam tidak..." bisiknya. Dia terus bergerak cepat. Merasakan setiap sudut lembut tubuh Beam. Dia begitu ingin mendengar Beam meneriakkan namanya tapi Beam selalu berhati-hati. Tidak ingin orang lain mendengar mereka. Forth semakin masuk lebih dalam. Beam menggenggam erat tangan Forth. Dia tidak punya kekuatan lagi. Dia ingin segera melepaskan diri.

"Ahhhh....please...." bisiknya sambil menatap Forth.

"Katakan apa yang kamu inginkan?" bisik Forth ke mulut Beam. Beam yang terlihat mabuk oleh kenikmatan yang Forth berikan menggapai bibirnya dan menyelipkan lidahnya.

"Aku ingin kamu....seluruhnya...." dan kata-katanya membuat Forth tersenyum. Dia melepaskan pegangannya pada milik Beam. Membuat Beam melepaskan diri dengan hebat. Dia menahan tubuh Beam yang hampir terkulai dan melepaskan diri beberapa detik kemudian. Membuat Beam kembali mengerang. Forth menyukai melakukannya tanpa pengaman (this is fanfiction if you do it on real life, you will be in big trouble).

Forth membiarkan setiap tetes tubuhnya mengisi tubuh beam sebelum dia akhirnya melepaskan diri dari beam. Beam membalik tubuhnya dan bersandar pada loker. Forth menatap Beam yang hanya berdiri dengan kemejanya yang terbuka dan menggantung di sisi tubuhnya. Seksi. Sangat seksi. Membuat adik kecilnya kembali bereaksi.

Beam tertawa melihat Forth "Gezzz...kamu benar-benar sangat sehat" ujarnya sambil berlutut di depan Forth. Forth merasakan jantungnya berdetak hebat. Dia sangat menyukai ini. Melihat Beam, sang murid teladan, pria yang selalu guru atau kepala sekolahnya sebut namanya setiap mereka ingin memberi contoh padanya, sang ketua osis, berlutut dihadapannya. Beam mengetahui kalau Forth menyukai ini, ketika dia berlutut di depannya. Dia mengambil waktu. Menggoda milik Forth. Membuat Forth kesal. Dia mendorong kepala Beam ke loker dan memasukkan miliknya ke mulut Beam dengan tidak sabar. Beam terkejut. Tapi dia tersenyum. Dia suka jika Forth bersikap kasar padanya. Dia memilih Forth. Pria yang selalu terbawah di papan skor. Tapi memiliki banyak teman. Semua orang takut padanya. Tapi Beam tidak.

Forth Beam Oneshot (Cerita Pendek)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang