Kesepian

4.7K 379 34
                                    

*mencurahkan perasaan sendiri saat ini*

Beam POV

Pernahkah kamu merasa kesepian?

Aku berdiri di kamar apartemenku pada jumat malam. Aku biasanya akan berada di bar saat ini. Tapi entah kenapa, tiba-tiba moodku berubah buruk. Aku tidak ingin menghabiskan malamku dengan orang asing.

Biasanya akan selalu ada Phana yang menanyakan apakah aku sudah makan.

Atau kit yang memperingatkanku agar berhenti mengejar para wanita.

Tapi tidak ada.

Aku mendesah dan menatap telponku. Nihil.

Mereka terlalu sibuk dengan pacar mereka. Dan tentu saja mereka melakukan ini karena biasanya aku selalu berteriak pada mereka agar mereka mengurusi urusan mereka sendiri.

Hah

Dan kini mereka benar-benar melakukannya.

Aku kembali mendesah dan menyisir rambutku. Entah kenapa tiba-tiba perasaan dingin menyusuri punggungku. Apakah aku akan seperti ini? Sendirian? Tanpa siapapun disisiku?

****

Forth POV

"Shit Forth!" rutuk Lam ketika aku menumpahkan birku di celananya.

Aku tertawa hebat.

Earth menceritakan bagaimana Professor Chan memergoki Lam berciuman dengan Diana, anak Fakultas Ekonomi, di parkiran Fakultas Teknik. Professor Chan memberikan hukuman disiplin kepada Lam. Menyuruhnya melakukan kerja sosial bersama para junior.

"Hei. Aku tidak akan sendirian. Kalian harus ikut bersama kami" ujarnya.

"Aw kenapa aku harus ikut bersamamu?" protesku.

Earth juga memandang Lam keberatan "No...jangan menatapku. Menjaga mereka waktu Ospek saja sudah cukup melelahkan. Aku tidak ingin ke desa pedalaman dan menghabiskan 3 malam dua hari bersama mereka" protesnya sebelum Lam mengatakan apapun.

"ck...cuma sampai disini persahabaran kalian?!" protesnya.

Dia memandang ke arah Sharp, Park, Lee dan Mark. Semua orang memalingkan wajah mereka.

"Aku dengar May juga ikut" ujarnya. Sharp, Park, Mark, dan Earth menatap Lam tertarik. Lam memukul kepala mereka satu persatu.

"Asshole! Kalian lebih mementingkan wanita dari pada aku" protesnya.

"Tentu saja" jawab mereka serempak.

Aku tertawa melihat tingkah mereka tapi kemudian tawaku terhenti karena aku melihat seseorang yang aku kenal membuat keributan.

Aku berdiri dan berjalan ke arahnya.

"Singkirkan tanganmu dariku brengsek!" ujar seorang lelaki berkulit putih sambil menatap tajam ke arah seorang pria yang terlihat lebih dewasa dan tinggi darinya.

"Oh ayolah. Phi melihatmu sendirian. Kamu pasti kesepian" ujar pria tersebut pantang menyerah sambil mencoba mendaratkan tangannya ke pipi pria didepannya. Aku menyentuh tangan pria tersebut sebelum terjadi keributan lebih lanjut. Aku yakin pria disampingku tidak akan melepaskan pria tersebut dengan mudah. Dia tidak akan berhenti bahkan jika dia membuat pria tersebut babak belur.

"Santai Phi. Banyak pria diluar sana. Dia sudah mengatakan dia tidak tertarik" ujarku.

Pria didepanku menatapku tidak senang dari balik kaca matanya. Dia berdecak kesal dan menarik tangannya dariku. Aku menatapnya tajam. Meyakinkan bahwa aku tidak akan membiarkan dia melanjutkan aksinya lebih dari ini.

Forth Beam Oneshot (Cerita Pendek)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang