My Queen

5.7K 396 29
                                    

This update is for phi tae

Happy bday phi tae.

I love you as much as i love chocolate, cheese and pizza

I love you as much as i love chocolate, cheese and pizza

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Special thanks to @miramira700 for he is my maiden.

****

Beam POV

"Kita sampai" ujar suara dingin dan dalam didepanku. Dia mengulurkan tangannya tapi aku memutuskan untuk turun tanpa bantuannya. Begitu aku keluar, udara panas menerpa wajahku. Sejauh mata memandang, aku menatap padang pasir, pohon palem, dan bangunan megah dengan warna merah tua, cokelat, dan hitam menghiasi strukturnya. Aku menelan ludahku. Tidak ada jalan kembali. Aku harus melupakan negeriku. Negeri yang penuh dengan pohon hijau yang memberi kedamaian sejauh mata memandang, padang rumput hijau, sungai mengalir sepanjang tempat dan angin yang berhembus sejuk. Aku menatap pria didepanku. Dia adalah pria yang akan menentukan hidupku selanjutnya.

Pria tersebut berdecak kesal ketika aku hanya berdiri didepannya.

"Aku tahu kamu membenciku tapi kamu adalah milikku sekarang" ujarnya sambil meraih tanganku dengan kasar. Aku menatap wajahnya yang terlihat marah. Benci mungkin bukan kata yang tepat. Aku melakukan ini untuk menyelamatkan kerajaanku dari kehancuran karena perang. Jadi aku menganggap ini sebagai tugas mulia. Dan dia, pria yang sudah menakhlukkan banyak kerajaan dengan cara kejam, berjanji akan menarik pasukannya dari kerajaanku asal ayahku mau memberikan salah satu dari dua keturunannya. Aku tahu Ayah tidak mungkin memberikan Kakakku, calon raja masa depan. Jadi aku menawarkan diri.

"Apa kamu bisu?" tanyanya kesal karena semenjak aku bertemu dengannya, aku tidak berbicara apapun.

"Fine. Jika tidak ingin bicara tidak apa" ujarnya. Dia mendorongku dengan kasar ke arah seorang pria "Bawa dia ke kamarnya" jawabnya. Pria yang diperintahkan oleh Rajanya membungkuk padaku sedikit sebelum dia mengarahkan tangannya ke arah sebuah lorong "Lewat sini yang Mulia" ujarnya.

Aku mendesah dan menatap pria yang membawaku kemari. Dia menatapku sekilas sebelum memalingkan wajahnya dan berjalan meninggalkanku bersama pasukannya yang lain. Aku mendesah dan memandang pengawal yang dari tadi menungguku. Aku berjalan pelan. Wajahnya terlihat lega. Ia berjalan di depanku. Tidak ada yang bicara. Aku berjalan sambil mengamati sekitarku. Istana ini begitu besar dan megah tapi begitu dingin.

Semua orang yang kami lewati memandangku penasaran. Aku dan mereka punya bahasa berbeda. Mungkin aku pria satu-satunya berkulit putih disini. Semua pria berkulit cokelat, berotot, dengan tindikan dan tato di tubuh mereka.

"Aku dengar raja mengalah demi untuk mendapatkannya?"

"Tidak heran, walau dia seorang pria, dia lebih cantik dari para selir"

"kulitnya begitu putih dan bercahaya"

"aku dengar raja ingin menjadikannya ratu. Ini akan menimbulkan pertengkaran di kalangan pejabat. Sebagian dari para selir adalah anak pejabat penting"

Forth Beam Oneshot (Cerita Pendek)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang