About a night

4.4K 321 40
                                    


Pemandangan seorang pria dengan motor besar dan tato di bahu sangat jarang dijumpai di fakultas kedokteran. Belum lagi rokok yang terselip di bibirnya seakan tidak mempedulikan larangan merokok yang diterapkan fakultas kedokteran. Kehadiran pria tersebut menarik perhatian para pria maupun wanita.

Semua wanita yang melewati pria tersebut tidak bisa melepaskan mata mereka. Beberapa bahkan hampir tersandung tangga di lorong karena terpesona bukan hanya dengan penampilan pria tersebut tapi juga wajah tampannya. Para pria penasaran, siapa yang ditunggu pria tersebut. Karena mereka berharap itu bukan mereka. Mereka tidak bisa membayangkan jika mereka harus berhadapan dengan pria yang terkenal dengan sikap temperamennya.

Sementara sang pria tidak peduli dengan lirikan sekitarnya. Pria tersebut sibuk melirik handphonenya dan berdecak. Dia berdiri disamping motornya dan mengetikkan sesuatu dengan cepat.

"Aku akan menunggumu sampai kamu muncul" kirimnya.

"Menyingkirlah" Pria tersebut menerima balasannya cepat.

"Atau kamu ingin aku mengatakan pada Phana dan Kit soal malam itu" Ancam pria tersebut.

"Apa maumu?"

Pria tersebut tersenyum puas melihat balasan yang diterimanya. Dia menghisap rokoknya dan menghembuskan rokoknya kuat.

"Sebuah kencan. Minggu ini" Balasnya lagi

Hening untuk beberapa saat. Pria tersebut terus menatap Handphonenya dengan jantung berdebar.

"Tidak boleh ada rokok, Tidak boleh naik motor, tidak ada acara minum, aku yang akan mengatur tempatnya" Pria tersebut tersenyum semakin lebar melihat balasan di handphonenya.

"Anything you want babe" kirimnya balik

"Babe your ass 🖕" Dia tergelak melihat balasan yang diterimanya.

"Well, if you give me your ass, i will surely enjoy it" balasnya cepat. Dia mematikan rokoknya dan membuangnya ke tong sampah.

"Ugh.... Menjijikkan"

Dia menggeleng melihat jawaban yang diberikan padanya.

"Aku ingat benar bagaimana kamu mendesah dan memohon padaku berulang kali" balasnya sambil tersenyum sinis.

"Arrrghhh.... Diamlah dan biarkan aku kosentrasi di Lab-ku. Kamu membuatku hampir membunuh phantomku brengsek!"

Dia tertawa lebar "See you. Belajar yang rajin demi masa depan kita" balasnya cepat sebelum menghidupkan mesin motornya dan memasukkan handphonenya. Dia bisa merasakan handphonenya bergetar tapi dia mengabaikannya dan melajukan motornya ke fakultasnya.

Semua mata wanita yang melihat kepergiannya hanya bisa menatap kecewa sedangkan para pria bernafas lega.

*****

Phana menatap ke sahabatnya Beam yang terlihat kacau. Beam membaringkan kepalanya di meja kantin sambil menunggu pesanannya datang.

"Ada apa denganmu?" tanya Phana heran.

"tidak ada" jawab Beam. Hanya ada sakit di bokongku rutuknya dalam hati.

"Handphonemu terus bergetar" ujar Kit. Dia terus memperhatikan Beam sejak dari kelas hingga sekarang. Beam sibuk dengan handphonenya.

"Ehm... Bukan sesuatu yang penting" jawab Beam tapi kemudian dia bangun dari tidurnya ketika melihat panggilan atas nama Ai Asshole muncul di layar handphonenya. Phana dan Kit saling pandang. Beam bangun dan berlari ke tempat yang sepi untuk menerima telpon tersebut.

Forth Beam Oneshot (Cerita Pendek)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang