Tabu

4.4K 346 43
                                    


Damn tee is so delicious

****
Aku mencoba lari darinya berulang-ulang kali

"Hah...phi forr.....hah....jangan berhenti...." pintaku sambil menarik wajahnya mendekat. Dia menatapku tajam dan menciumku lembut sambil mengusap wajahku. Aku kembali melayang ketika dia masuk ke dalam tubuhku. Aku bisa kembali merasakan nafasnya yang memburu di depanku

"Hah...hah....hah....lebih cepat..." pintaku

Dia tidak mengatakan apapun dan bergerak lebih cepat sambil mengecup bibirku pelan. Aku menatap kedua matanya yang menatapku lembut. Kami seharusnya tidak melakukan ini berulang-ulang. Tidak, harusnya aku tidak mabuk malam itu dan membiarkan dia mendapatkan apa yang dia mau.

"Ahhh....phi!!!" teriakku sambil merengguh kedua pundaknya dan membenamkan wajahku di dadanya. Dia bergerak semakin cepat.

Malam itu mengubah segalanya. Dia seperti candu. Aku tidak bisa lepas darinya. Aku sudah mencoba menjauh dengan memilih kuliah ditempat yang jauh darinya. Tapi dia selalu berhasil menemukan cara untuk tinggal didekatku.

Hanya dengan satu sentuhan darinya aku akan menyerah. Menghamba padanya. Memberikan semua yang dia mau. Aku tahu ini salah. Dia adalah kakakku. Walau kami tidak ada hubungan darah tapi pernikahan kedua orang tua kami menyatukan kami dalam ikatan keluarga. Jika kedua orang tua kami tahu, mereka akan merasa kecewa.

"Be....hah....Be...." dia bergerak perlahan tapi dalam

"Argh...." aku menutup mataku dan meremas pundaknya. Aku hampir mencapai limitku. Aroma dan kehangatan tubuhnya membuatku semakin melayang. Phi Forth tidak berhenti.

"Hah...aku...aaahhhhh....." teriakku ketika aku tidak mampu lagi menahan diri. Phi Forth tersenyum jahil melihatku menyerah begitu mudah. Dia menahan kedua tanganku disamping kepalaku.

"Belum Beam....belum" pintanya sambil bergerak semakin cepat. Aku merasakan tubuhku kembali bereaksi. Tubuhku bergetar hebat seiring dengan gerakan tubuhnya.

"Ugh....Tidak....tidak bisa lagi...." pintaku sambil menggeleng. Tapi dia tidak mau mendengarkan. Dia terus masuk ke dalam tubuhku tanpa henti.

****

"Pagi" ujar Phi Forth santai sambil meletakkan makanan ke atas meja.

"Ehm...pagi" ujarku sambil berjalan cepat menuju rak sepatu. Phi Forth mengikutiku. Ketika aku hendak memakai sepatuku dia menahan tubuhku.

"Sarapan dulu" pintanya.

Aku cemberut

"Aku akan terlambat" protesku.

Dia membuatku lelah dan bangun kesiangan.

Phi Forth mendesah "Tunggulah disini" ujarnya sambil berjalan ke dapur. Aku tidak punya banyak waktu jadi aku mulai memasang sepatuku. Dokter Kepala tidak akan mengampuniku jika aku terlambat lagi. Ini bukan pertama kalinya aku bangun kesiangan karena phi Forth.

"Bawalah" ujarnya sambil menyerahkan kotak bekal.

Aku menarik kotak bekal dari tangannya "thanks" ujarku sambil tersenyum tipis.

Phi Forth menarik tubuhku dan mencium pipiku pelan "Sampai jumpa nanti malam" ujarnya sambil mengusap pinggul dan pinggangku dengan kedua tangannya. Tindakannya membuat jantungku bergemuruh dan tubuhku memanas.

"Sa-sampai jumpa" ujarku sambil mendorongnya menjauh.

Aku berlari ke mobilku dengan wajah merah.

****

"uwa...." teriak teman-teman internku ketika melihat bekal makan siangku. Sebenarnya ini untuk sarapan. Tapi karena aku tidak punya waktu untuk makan.

Forth Beam Oneshot (Cerita Pendek)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang