Gue juga benci lo

1.3K 55 3
                                    

     Wanita itu sedang terbaring di Unit kesesatan Sekolah. Lututnya sedang dibalut perban oleh seorang laki laki yang tadi menolong nya. "Aw,sakit Nik" Dara meringis kesakitan. Niko hanya teresenyum,matanya fokus melihat luka. Dara terdiam,ingin mengelak rasanya,tapi ia tak bisa berbuat apa apa kakinya ngilu.

     "Lagian lo kenapa sih Ra,jalan nya ga nyelo" ucap Niko setelah tangannya menyimpan alat alat p3k

      "Lo ga perlu tau" ketus Dara,sambil berlalu pergi "makasih" sambungnya.
Belum sampai depan pintu UKS Dara terjatuh,dia meringis kesakitan.

     "Anterin gue ke kelas" ucapnya malu

Niko tersenyum,fikirnya ini kesempatan nya untuk mendekati wanita pujaannya sejak kelas X. Dia berlari kearah Dara,lalu jongkok tepat dihadapan Dara yang tengah dudk dilantai. Alis Dara ngerinyit,dia memukul pelan punggung Niko.

     "Makasudnya apaan?" tanyanya dengan nada ketus

      "Anterin lo ke kelas,ga mungkin dong lo jalan,mending gue gendong" jawabnya santai.

        "Ogah" Ucap Dara menolak mentah mentah tawaran dar Niko.
Tanpa aba aba,dan tanpa mendengar tolakan dari Dara,Niko menggendong Dara secara paksa. Dara meronta ronta,tangannya ia pukulkan kebahau Niko.

       "Turunin ga,lo bau asem sumpah" Tegas Dara,tangannya mencubit leher Niko.

       "Aw" pekik Niko,cubitan yang dara lakukan adalah cubitan jepang,yang terkenal akan keperihannya.
      "Bodo amat lo mau cubit gue juga,gue bakalan tetep gendong lo sampe kelas" ucap Niko santai.

Dara menggeram gemas "Nik please turunin gue,gue takut keluatan guru" Nada suara Dara kini menurun satu oktaf.

       "Takut keliatan guru,apa keliatan mantan lo" Niko menekan kata mantan dengan sangat jelas. Dia memberi jeda dalam ucapannya "please,jangan sakitin diri lo sendiri,ada gue disini" sambungnya.
Dara terdiam ketika Niko menekan kata mantan,lalu fikirannya tersadar

      "Gaada hububgannya sama Rean,udah gaada hubungannya,jangan bawa bawa Rean lagi. Gue emang takut keiatan guru" Bela Dara.
Niko menghiraukan ucapan Dara,dia melanjutkan jalannya. Memang cukuo jauh jarak antara kelas Niko dan kelas Dara. Niko adalah anak iPA 1,sedangkan Dara anak IPS 7,kelas terpojok sekaligus kelas yang dicao sebagai kelas terter.
      Saat melewati ruang perpustakaan,mereka bertemu dengan bus Mus

      "Mampus gue" gerutu Dara,dia baru saja memasuki kandag buaya.
Tempat dimana bus beristirahat setelah penat mengajarar,dia menjaga perpustakaan karena dia dikenal tegas.

      "Mampus kenapa Andara?" tanya bu Mus yang tiba tiba bertanya.

Dara mengigiti bibirnya

      "Tadi kamu sama Siska ga masuk pelajaran saya,kemana?. Ko malah asik gendong gendongan." Tanyanya.
Nada suara ketus yang terdengan Dara berhasil membuatbya ketakutan .

       "A a anu bu..." jawabnya gelagapan.

        "Dara jatoh bu ditangga,makanya saya bawa ke uks,terus dia minta anter ke kelas,eh pas lagi jalan malah jatoh. Jadi deh saya gendong bu." jawab Niko menjelaskan.

Tatapan mata Bu Mus yang masih terlihat menyekidiki,begitu tajam. Kacamata diujung hidungnya berhasil membuat Bu Mus seperri gulu killer dalam film film.

        "Benar begitu Andara?" Bu Mus melontarkan pertanyaan itu pada Adara yang tengah tertunduk.

         "Be benar bu" jawabnya gelagapan.

Bu mus termanggut "baiklah,kalian boleh pergi. Tapi sebelumnya,kamu turunin Adara" perintah Bu Mus

       "Tapi bu,Kaki Andara kan lagi sakit" elak Niko.

       "Turunkan! Atau ibu bawa kalian ke ruang BK" tegas guru Matematika itu.
Adara memeberi kode kepada Niko agar menurunkannya,cubitan lebih tepat kodenya.

     "Baik bu,makasih. Kami pamit" ucap Niko sedikit kecewa saat menurunkan Andara.
Cewe manis itu terus mengomeli Niko atas ulahnya barusan.

     "Kata gue juga,lo sih cari gara gara aja. Bisa bisa sikap gue dirubah jadi C nih sama Bu mus." cecar Dara
Niko mencuekinya,telinganya malas mendengar mulut cewe yang dia sukai mengomel.

     "Aw,kaki gue terkilir deh kayaknya"  pekik Dara saat Niko sengaja menendang kakinya.

     "Udah diem ah" ucap Niko.

**

     Dilain tempat,tepatnya di atas atap gedung terdapat suatu tempat luas,Rean sedang disana,duduk diantara tetumpukan kursi yang sudah tak terpakai. Dia terus menunduk menenggelankan kepalanya diantara dua tangannyan. Tangan kanannya mengepal keras,sepertinya dia sedang menahan amarah...

     "Whaaaaaa,berengsek Niko bajingan lo" teriaknya,tangannya memukul alas beton yang ia duduki.

     "Niko bajingan,kalo mau nyulut emosi gue jangan pake cara licik *nj*ng" lagi lagi dia memukulkan tangannya.
Dia menangis,terlihat dari alas beton yang ia duduku tertetesi caitan yang keluar dari matanya.
     Dia kecewa,bagaimana wanita yang dua cintai,bisa berduaan dengan Niko rivalnya sejak SMP,padahal belum seminggu mereka putus. Mereka sudah  berani saling rangkul disekolah.

Dia mengingat kejadian tadi

      "Lo kejar dia yan,gue tau lo masih sayang sama dia. Jangan buat gue ga nyaman sama masalah kalian,selesaikan sekarang. Jelaskan masalah kamu sama dia" ucap Friyang sepupunya.
Rean mencerna ucapan sepupunya itu.
Dia berlari mengejar wanitanya.
Tapi yang dia lihat saat itu,sungguh menyakitkan. Kenyataan pahit,rivalnya menggandeng wanitanya.

      "Saat gue mau lurusin semua masalah kita,tapi lo malah berpaling sama Niko,cowo berengsek itu,cewe apaan lo main tempel aja sama cowo lain,cih" suara nya tertahan oleh air mata yang turun perlahan.
Rean menyeka air matanya

     "Ga seharusnya gue nangisin lo" ucapnya pada diri sendiri.
Dia bangkit dari duduknya,tangannya masih mengepal,sorot matanya menunjukan betapa besar amarah yang dia tahan.
**

Entahlah,cinta memang mematikan segalanya.

Tbc!!!
Sabar bang Rean,kalean cuma salah paham kooo:((

Vote ,coment, and share ya guys:*

MANTANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang