Ara sedang menyisir rambut panjangnya, sedikit bergelombang karena sisa malam tadi dia habis hang out bareng Siska. Dia memoleskan bedak tipis di kulit mulus yang di hiasi satu tahi lalat di pipi dan di dekat bibir membuat Ara sangat manis. Bibir mungilnya ia poleskan lip cream berwarna nude dan diberi sedikit lip tint di bagian dalam sebagai gradasi menambah efek bibir mungil dan seksi.
Badannya yang bisa dibilang mungil, Ara pakaikan dress selutut bermotif kan bunga,dan flatshoes membuat Ara sangat sempurna malam ini. cocok mendampingi sang pangeran. Andrean Wijaya sosok pangeran yangg mengajak Ara dinner malam ini.
Ara menunggu Rean di kursi rotan depan rumahnya, sesekali dia melirik jam. Rean terlambat.
Ara tertunduk kecewa menatap layar ponselnya yang tak bergeming sama sekali, bagaimana bisa Rean terlambat dihari yang penting ini? Dihari mereka berhasil keluar dari masalah.
"Nih."
Ara mengadahkan kepalanya menghadap sumber suara. Terpampang Rean berdiri di sana, dia membawa buket bunga berukuran cukup besar."Buat Ara?" Tanya Ara polos.
Rean tersenyum manis, tangannya mengacak acak rambut Ara yang sedari tadi selalu Ara rapihkan.
"Rean!" Geram Ara.
"Itu bunga buat Ara apa buat mama Ara?"
"Atau buat mama Rean tapi dititipin ke Ara?" Tanya Ara lagi lagi dengan polosnya.
"Mau gue acak acak lagi rambut lo?" Tanya Rean gemas.
Ara menggeleng cepat.
"Makasih." Ucap Ara saat tangannya menerima buket yang disodorkan Rean.
"Ayo jalan... sayang."
Deg.
Jantung Ara rasanya berhenti dalam beberapa detik ini, dia berdiri kaku. Pipinya memanas. Sayang?"Ra! Woy!" Panggil rean yang sudah membukakan pintu mobilnya.
Ara mengerjap kaget, dia tersadar dari lamunan kebahagiannya."Sayang ayo!" Geram Rean saat Ara masih diam di posisinya.
Ara menganggukkan kepalanya, pipinya masih panas akibat ulah Rean barusan.
***
Dalam perjalanan tak ada obrolan diantara mereka. Musik jazz yang diputar begitu menenangkan di jalanan yang super macet ini. Sesekali Ara membuka kaca mobil, ingin menghirup udara segar, namun nihil. Polusi telah merajalela.
Ara memainkan handphone, dia sudah sangat suntuk di dalam mobil. Sesekali Ara melirik Rean diam diam, pipinya kembali memanas saat dia mengingat kejadian tadi. Pasalnya Rean sudah sangat lama tidak mengucapkan 'sayang' pada dirinya, bahkan saat mereka masih pacaran.
"Yan." Panggil Ara membuka obrolan.
"Ara capek nih." Keluh Ara.
Rean mengangkat sebelah alisnya.
"Kan duduk di mobil, ko capek?" Tanya Rean, matanya memandang Ara.
"Maksud Ara, Ara udah ga mood makan di kafe temen Rean."
"Ara capek nunggunya, cacing Ara udah minta asupan nutrisi nih." Ujar Ara sembari mengelus elus perutnya.
Wajah Rean berubah, menampilkan mimik yang sedang menahan ketawa.
"Jadi lo mau makan dimana?"tanya Rean.
"Di sana." Jari telunjuk Ara mengarah ke tempat pecel lele yang tak jauh dari tempat mobil Rean berada.
"Mobilnya?"
"Nanti diparkirin di taman depan."
"Ya Rean mau ya. Ara lapar nih."

KAMU SEDANG MEMBACA
MANTAN
Romance"Kalo masih sayang kenapa ninggalin, kan sayang sekarang udah jadi mantan" ~ Andrean. . . . . . . . . . . . . . . . . . Tinggalkan jejak yaa,karena kalian semangat neng buat lanjutin si 'Mantan' ini ^^