Chapter 31

5.7K 495 18
                                    

Kayla membuka matanya, ia baru saja sadarkan diri. Tiba-tiba ia teringat sesuatu yang harus ia pastikan. Dengan setengah kesadarannya, ia bangun lalu melangkah keluar kamarnya, ada hal yang harus ia pastian dan ia harap, kejadian buruk tadi hanyalah mimpi.

"Kayla, Alhamdulillah kamu sudah bagun, Nak," ucap Hasna.

"Bibi, aku mimpi Ayah meninggal, Bi. Ayah mana, Bi? Ada acara apa di rumah?"

Hasna langsung memeluk Kayla. "Ayah kamu memang meninggal, Kay kamu gak mimpi dan beliau sudah di makamkan."

Dunia Kayla seakan terhenti, apa yang kemarin terjadi benarlah sebuah kenyataan, kenyataan pahit yang tidak bisa ia terima. Saat ia bangun setelah dinyatakan pingsan ternyata ia sudah kehilangan seseorang yang sangat berarti dalam hidupnya.

"Ayah ... hiks ... kenapa Allah ngambil Ayah? Kenapa Ayah malah pergi? Aku tidak sanggup kehilangan Ayah, aku tidak mau Ayah pergi secepat ini."

"Sabar, Nak. Allah lebih sayang Ayah kamu. Orang-orang tidak bisa menunggu kamu lebih lama lagi oleh sebab itu, Ayah kamu terpaksa dimakamkan tanpa menunggu kamu sadar."

"Aku mau ke makam Ayah, Bi."

"Pak, tolong antar Kayla ke makam."

"Iya, Bu. Ayo Neng."

Kayla melangkah keluar. Ia harap, ia masih diberikan kesempatan hadir sebelum Ayahnya tertutupi tanah.

Sepuluh menit diperjalanan, Kayla sampai pada tujuan. Kayla segera berlari menuju kerumunan orang-orang. Namun, pada akhirnya, apa yang ia khawatirkan terjadi juga, ayahnya sudah di makamkan bahkan orang-orang sudah ingin kembali pulang. Menyesal karena tidak bisa ikut mengantar Ayahnya ke peristirahatan terakhir.

Kayla terduduk di depan makam Randi. Air mata kembali membasahi pipinya.

"Ayah ... Kayla gak kuat ditinggal Ayah, Kayla gak mau Yah! Jangan tinggalkan Kayla secepat ini hiks ... Kayla gak mau kehilangan Ayah."

Nayla memeluk sang Adik yang terlihat sangat sedih. "Dek, Ayah sudah tenang di sana, kamu harus ikhlas."

"Iya, Kay ikhlaskan kepergian Ayah kamu, ini sudah kehendak Allah," ucap Aisyah.

"Neng Kayla harus sabar."

"Kasihan Kayla, dia tidak sempat mencium Ayahnya untuk terakhir kalinya."

"Iya, kasihan dia."

Mendengar orang-orang berucap seperti itu membuat kesedihannya bertambah. Ayah, cinta pertamanya telah pergi.

Perlahan, orang-orang mulai pergi, menyisakan Kayla dan keluarganya di area makam. Kayla belum mau pergi meninggalkan makam, ia ingin berlama-lama duduk menatap nisan Ayahnya.

"Kay, ayo pulang. Sebentar lagi mau hujan," ucap Farhan.

"Ayo, Nak. Ayah sudah tidak ada, kamu harus sering mengirimkan doa untuk dia," ucap Bibinya.

"Ayah, maafkan aku jika selama ini aku belum bisa menjadi seorang anak yang Ayah inginkan, maafkan aku yang selalu buat Ayah marah, kini Ayah sudah pergi, tapi Ayah akan selalu ada di hati ini. Aku akan selalu ingat pesan Dan nasehat Ayah, aku juga akan mengabulkan permintaan Ayah. Kayla minta maaf, Yah maafkan Kayla.  Kayla pamit pulang dan Kayla janji, akan selalu mengirimkan doa untuk Ayah."

"Kita pulang ya, Dek?"

Kayla mengangguk pelan, lalu bangkit dari duduknya. Saat ia sudah berdiri, tidak sengaja matanya menatap seorang pria yang berdiri di samping Farhan, baju pria itu kotor, celananya pun kotor, karena pria itu membantu proses pemakaman Ayahnya. Pria itu tersenyum tipis namun, dengan cepat Kayla mengalihkan pandangannya lalu melangkah meninggalkan makam.

Kini Ayah telah pergi, seandainya  waktu bisa diputar, aku ingin lebih banyak lagi menghabiskan waktu bersamamu, Yah. Ayah, terima kasih sudah mengajarkan aku bagaimana menjadi manusia yang baik dan bagaimana cara menjalani hidup yang sebenarnya. Kini, aku hanya bisa berdoa untuk Ayah, maaf belum bisa membuat Ayah bangga. Kebodohan ku selama ini terlalu mengikuti egoku yang tak sadar menyakitimu, Ayah.

Hidup ini hanyalah titipan sementara, kehilangan orang yang di sayang jika takdir Allah telah memutuskan lalu kita apa boleh buat. Ya … kehilangan itu memang sangat sakit memilukan membuat hati hampa, galau teramat pilu. Namun kita tidak boleh patah semangat mudah menyerah dalam menghadapi kehilangan orang yang di cintai.

Untuk kalian yang masih memiliki Ayah, sayangi dia beri ia kasih sayang sepenuh hatimu sebelum ia pergi untuk selamanya. Jangan sia-siakan kesempatan untuk membahagiakan nya, selagi dia ada dan jangan sampai kamu membuat hatinya terluka karena sikapmu.

Lelaki Untuk Kayla (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang