Chapter 6

7.6K 603 14
                                    

Suara lantunan ayat suci Al-qur'an salah satu alaram bagi para santri. Jika sudah terdengar suara itu, artinya santri harus bergegas ke Masjid untuk sholat subuh berjamaah. Tidak banyak para santri yang sudah bangun termasuk Kayla, Kayla masih terlelap tidur, ia tidak terusik dengan suara itu saking nyenyaknya.

"Bangun-bangun!" teriakan santri di luar sana terdengar, mereka salah satu orang yang ikut membantu untuk membangunkan para santri wati.

"Kay, Kayla bangun kita sholat subuh."

Kayla mengucek matanya, lalu kembali memejamkan matanya.

"Kay bangun!"

Kayla merasa terganggu olehnya. Ia membuka matanya dan melihat keadaan sekitarnya, sejenak ia terdiam mengingat kembali apa yang terjadi kemarin. Kayla sadar di mana ia sekarang, padahal ia sangat berharap apa yang terjadi kemarin hanyalah sebuah mimpi namun, nyatanya tidak, ini adalah kenyataan pahit yang harus ia jalani.

"Ayo bangun," ucap Zahra

Dengan mata yang masih mengantuk dan perasan malas, Kayla melangkah menuju kamar mandi untuk mencuci muka gosok gigi dan berwudhu, kamar mandinya pun harus bergantian.

"Kalian setiap pagi seperti ini?"

"Iya Kay."

"Gak ngantuk?" tanya Kayla.

"Gak, sudah terbiasa, kamu juga nanti terbiasa kok."

"Semoga saja."

Setelah dari kamar mandi, Kayla dan ketiga temannya memasang mukena, bersiap-siap untuk pergi ke Masjid.

"Ayo cepat, nanti kita kena hukuman!" ucap Raisa.

"Ada hukuman?"

"Kalau telat dapat hukuman, Kay."

"Oleh sebab itu kita harus bisa cepat-cepat dan disiplin waktu," sambung Zahra.

Mereka berempat pergi meninggalkan kamar menuju masjid. Ada banyak para santri yang juga ingin ke masjid. Kehadiran Kayla menjadi sorotan, sama seperti malam tadi saat mereka pertama kalinya melihat Kayla.

"Dia siapa?"

"Mungkin santri baru, cantik ya?"

"Bisa kalah saing tuh si Sifa."

"Iya benar."

Sampai di masjid mereka duduk di barisan belakang karena depan sudah di penuh. Kayla terdiam sambil menyimak bacaan Al-qur'an dari depan sana. Ia suka dengan suara merdu itu, membuat hatinya tenang.

Tidak lama kemudian suara azan berkumandang. Sudah memasuki waktu sholat subuh.

Setelah sholat subuh di laksanakan, kini Kayla dan seluruh santri lainya duduk manis sambil mendengarkan ceramah dari seorang Ustadz. Kayla hanya diam mendengarnya, sambil memahami apa yang di sampaikan.

"Apa yang menjadi kebiasaan remaja di luar sana? pasti di pikiran kalian adalah pacaran! ya memang Pacaran adalah kebiasaan remaja saat ini. Di awal pacaran segalanya terkesan benar-benar indah, seakan dunia hanya milik mereka, katanya. Namun akan terasa pahit di akhir, dimana rasa kebosanan sudah terjadi.
Di sini adalah bagian terberat, bisa saja kalian di abaikan, di tinggalkan, atau bahkan bisa juga diduakan. Janji-janji manis tinggallah sebatas omongan, harapan-harapan mulai hancur berantakan. Jika sudah terjadi kata putus maka tidak jarang juga akhir dari pacaran ialah kebencian hingga terjadilah permusuhan, dari yang semula berteman, akhirnya jadi mantan yang harus dilupakan. Patah hati mulai dirasakan, terus ngadu ke Allah, Allah cobaan apa ini? Kalian yang memilih jalan itu maka kalian juga harus siap dan terima dengan sakit hati dan kekecewaan yang kalian dapatkan, kenapa berakhir kecewa? Karena harapan kalian pada manusia melebihi harapan kalian pada sang pencipta. Akar dari kekecewaan itu berasal dari harapan yang besar. Jadi, berhentilah berharap pada manusia! Bahagia, derita, air mata itulah yang pasti akan dirasakan jika kalian memilih jalan pacaran. Kenapa? Karena pacaran hanya merupakan tipu daya setan hanya merasakan kebahagiaan sesaat yang berakhir dengan keterpurukan panjang. Dosa dapat, sakit hati dapat.

Lelaki Untuk Kayla (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang