Sebelum baca jangan lupa votenya dulu🤗
.
.
.
Kalau ada typo koreksi, soalnya saya males baca ulang ini rekor pertama nulis 3000 kata lebih. Semoga gak bosan😅Hari ini para santri melaksanakan ulangan akhir semester. Kayla mendapatkan tugas menjadi pengawas di kelas delapan, satu ruangan dengan Alifah, ia tidak tahu ia akan satu ruangan dengan dia, membuat Kayla merasa gugup, tidak nyaman rasa karena Kayla tahu, Alifah mengagumi suaminya. Kayla merasa ada di ruangan yang sangat mengerikan, apalagi dari tadi Alifah memasang wajah datar.
"Oke, baca doa dulu sebelum mulai ujian. Yuda, pimpin doa," ucap Alifah
"Baik, Ustadzah."
Kayla sedang berdiri di belakang, sedangkan Alifah mengawasi di depan sana.
"Jangan mencontek, meski Ustadzah tidak tahu tapi ada Allah yang mengetahui apa yang kalian buat," ucap Alifah lagi setelah para santri selesai berdoa.
Kayla hanya memperhatikan mereka mengerjakan soal ulangan, tanpa ia sadari Alifah diam-diam mengamatinya.
"Ehem ... jangan melirik kanan kiri," ucap Kayla berjalan memantau mereka. Dahulu ia pernah ada di posisi mereka, sekarang ia malah menjadi pengawas mereka.
Satu jam sudah berlalu, santri yang sudah menyelesaikan ulangan meninggalkan kelas untuk istirahat sebelum pelajaran kedua di mulai.
Kayla mengambil lembar ulangan yang ada di atas meja mengumpulkan kertas-kertas itu.
"Biar saya yang ngantar. Kamu boleh keluar," ucap Alifah.
"Ah, iya Ustadzah. Saya duluan." Kayla melangkah pergi meninggalkan kelas itu. Akhirnya ia bisa bernapas lega karena satu jam ada di ruangan itu.
"Kay, kenapa?"
"Huh ... kelas tadi sangat menyiksaku, Ra. Bayangin satu jam pelajaran tadi dia memasang wajah datar, itu yang membuatku takut."
"Ahaha ... sabar aja, mungkin dia butuh waktu untuk menerima apa yang terjadi. Setelah ini kelas mana?"
"Sembilan A, kamu?"
"Tujuh B."
Mereka berdua masuk ke dalam kantor, sudah ada banyak kue-kue yang disediakan untuk Ustadz dan Ustadzah.
"Duduk, Kay, Ra."
"Iya, Ustadz."
"Silakan makan, istirahat dulu."
Kayla mengambil kue bolu kukus yang ada di piring itu.
"Minumannya." Kayla mendongak menatap sang pemilik tangan.
"Terima kasih, Ustadz," ucap Kayla gugup sambil mengambil minuman yang Fikri berikan.
"Ehem ... gitu aja aku sudah baper liatnya."
"Jadi pengen nikah juga."
"Haha ... sabar Ustad, nanti ada waktunya."
Fikri duduk di samping Kayla, ia juga menikmati kue yang disediakan.
Alifah memasuki kantor, sekilas ia sempat menatap Kayla dan Fikri namun dengan cepat ia mengalihkan pandangannya. Kayla yang melihatnya semakin merasa tidak nyaman.
"Ra, aku merasa gak enak nih, liat wajahnya," bisik Kayla.
"Tenang, jangan takut gitu nanti yang di samping curiga," jawab Zahra.
"Rencana tanggal dua puluh lima pengukuhan, itu masih rencana, kalau rapot anak-anak sudah selesai secepatnya acaranya," ucap Yusuf
"Masih lama lagi Ustad?" ucap Zahra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lelaki Untuk Kayla (Tamat)
Ficción GeneralKehidupan malam membuat Kayla kecanduan berada di sana, hampir setiap malam ia menghabiskan waktunya di club malam bersama teman-temannya. Namun, pada suatu malam, ia mengalami mabuk berat sehingga sang Ayah marah besar padanya, saat itu juga Ayahny...