Chapter 23

5.7K 466 5
                                    

Maaf Baru up lagi 🙏🙏🙏
.
.
.
Kalau ada typo kasih tahu.
.
.
.
Selamat membaca.
.
...
Besok adalah hari pernikahan Nayla. Rumah Kayla sudah mulai di hiasi oleh bunga dan lainnya. Keluarganya pun sudah berdatangan, membantu menyiapkan acara untuk esok hari.

Kayla sedang duduk di teras rumah sambil menunggu seseorang, seseorang yang sangat ia rindukan. Sudah hampir setengah jam ia menunggu namun, mereka belum juga datang.

Mobil memasuki halaman rumahnya. Kayla tersenyum bahagia orang yang di tunggu sudah datang.

"Kayla."

"Kalian ... aaa ... Rindunya." Kayla langsung berlari menghampiri mereka. Mereka adalah Putri, Zahra dan Raisa sahabatnya yang sengaja supir pribadinya jemput demi bisa hadir di acara Kakaknya.

"Kami juga rindu."

"Ya Allah Kay, gak nyangka bisa sampai rumah kamu," ucap Zahra.

"Ini rumah kamu, Kay?" tanya Putri.

"Rumah Ayah."

"Maa syaa Allah, rumah kamu besar, Kay," ucap Zahra.

"Kalian sehat? Ya Allah rindunya."

"Alhamdulillah kami sehat, Kay. Kami juga rindu. Rasanya seperti mimpi ada di sini, Kay.

"Kay, teman-temannya ajak masuk," ucap Nayla.

"Iya, Kak. Ayo masuk, Mang bawain tas mereka ke dalam ya."

"Iya, Neng."

"Kak." Zahra langsung bersalaman dengan Nayla begitu juga dengan kedua sahabatnya.

"Kakak senang kalian mau hadir ke acara Kakak. Terima kasih ya sudah mau datang."

"Kami yang berterima kasih, Kak. Di undang ke sini di jemput pula."

"Tamu adalah raja. Kay, ajak teman-teman kamu ke kamar untuk istirahat."

"Siap, Kak. Ayo," ucap Kayla.

"Kami permisi dulu, Kak."

"Iya, istirahat ya."

Kayla dan sahabatnya melangkah mengikuti Kayla menuju kamar. Rumah yang besar membuat Putri dan Raisa takjub melihat isi rumah Kayla.

"Kay, ini rumah atau istana sih?"

"Haha ... ya rumah lah Put, istana lebih besar dari ini "

"Tingkat berapa?"

"Cuma tingkat 2 aja, ayo naik."

"Di atas kamar kamu? "

"Iya."

Mereka menaiki tangga agar bisa sampai di lantai atas. Sesampainya di atas mereka langsung masuk ke dalam kamar Kayla yang bercat biru.

"Maa syaa Allah Kay, pantesan kamu gak terlalu suka di pondok, kasur di sini enak dari pada di pondok."

"Haha iya, kalau aku seperti Kayla mungkin gak bakalan betah juga di pondok," ucap Raisa yang ikut duduk di atas kasur Kayla

"Makanya awalnya aku kaget saat tahu kasur di pondok seperti itu dan kamarnya juga sempit. Tapi sekarang Alhamdulillah, aku sudah terbiasa dengan itu."

"Alhamdulillah ... Memang semua butuh waktu untuk menyesuaikan diri."

"Neng ini tasnya."

"Ah iya, makasih Mang," ucap Kayla.

"Iya, Neng."

"Kalian sudah mandi?"

"Sebelum ke sini kami mandi dulu. Sudah masuk ashar?"

Lelaki Untuk Kayla (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang