Chapter 33

6.6K 546 8
                                    

Selamat hari raya idul Adha, mohon maaf jika ada salah 🙏🤗
.
.
.
Selamat membaca.

Allah selalu mempunyai cara tersendiri dalam menyatukan seseorang yang memang baik berjodoh dan memisahkan seseorang yang memang tidak baik berjodoh. Kadang yang dikejar-kejar menjauh dan yang tidak sengaja datang tiba-tiba mendekat dan menjadi pasangan seumur hidup. Iya, begitulah jodoh, memang sangatlah unik, karena tidak ada satupun diantara kita yang tahu bagaimana datangnya.

Tok ... tok ...

"Masuk."

Melly masuk ke dalam kamar Kayla.

"Ibu mau nanya. Kata Nayla apa sebaiknya kita undang Mama kamu?"

Kayla menghela nafasnya. "Gak perlu, Ayah meninggal aja dia gak datang apalagi aku nikah."

"Siapa tau dia mau datang."

"Gak perlu, Tan."

"Kay, Ibu minta sesuatu boleh? jangan panggil Tante, panggil Ibu," ucapnya.

Sampai sekarang Kayla belum bisa menerima kehadiran Melly yang menjadi Ibu tirinya. Meskipun Ayahnya sudah meninggal, Melly diamanahkan untuk menjaga Kayla dan Nayla. Melly masih tinggal di rumah Kayla.

"Aku belum bisa," jawab Kayla mengalihkan pandangannya.

"Saya paham, memang semua butuh proses, semoga dengan seiring berjalannya waktu kamu bisa nerima saya," ucapnya lalu pergi meninggalkan kamar Kayla.

Ada banyak hal yang masih sampai sekarang tidak Kayla percayai. Pertama Ayahnya menikah lagi dan ia punya ibu tiri, kedua Ayahnya sudah pergi untuk selama-lamanya dan yang ketiga, malam nanti ia akan menikah dengan ustad yang mengajar di pesantren tempat ia belajar. Sulit untuk Kayla percayai, semuanya terjadi begitu saja.

Kayla memutuskan untuk keluar kamar. Ia baru saja selesai shalat zuhur. Di lantai bawah orang-orang sibuk untuk mempersiapkan acara malam ini. Melihat dekorasi pelaminan yang sederhana membuat Kayla tersenyum, ia merasa seperti mimpi dengan apa yang ia lihat.

"Cie calon pengantin senyum-senyum sendiri."

"Eh, Kak Ulfah? Sama siapa?"

"Bang Rifki."

"Em ... orang-orang pesantren gak tau kan, Kak?"

"Enggak."

"Huh syukurlah."

"Memang kenapa?"

"Gapapa kok, aku gak mau orang-orang tau tentang hal ini dari mulut ke mulut, biar mereka tau sendiri dari aku."

"Ya udah Kakak mau kedalam dulu bantu-bantu. Ummi mana?"

"Ummi ada di atas, mungkin lagi shalat."

"Sabar dikit ya, Dek tinggal beberapa jam lagi halal kok," ucap Ulfah lalu pergi.

"Assalamualaikum."

"Wa'alaikumussalam."

"Tadi saya dari toko cincin beli ini untuk kamu, di coba dulu, apakah pas di jari kamu, takutnya gak cocok."

Kayla mengambil cincin yang Fikri berikan untuknya, lalu mencobanya di jarinya. "Ah, pas kok, Bang. Bagus, cantik lagi." Kayla tersenyum menatap jarinya.

"Alhamdulillah, itu artinya saya tidak perlu lagi kembali ke toko itu. Kamu suka?"

"Iya, suka banget. Ah, ini cincinnya." Kayla mengembalikan cincin itu.

"Eh iya, saya simpan dulu ya, tenang saja nanti malam pasti akan menjadi milik kamu."

"Iya, Bang. Em ... bagaimana respon Ibu? Kapan datang?"

Lelaki Untuk Kayla (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang