Chapter 13

6.3K 516 2
                                    

Seperti biasa, setiap pagi selesai sholat dhuha Kayla dan para santri lainnya pergi ke sekolah. Sebisa mungkin Kayla bergerak cepat agar tidak terlambat dan dapat hukuman lagi. Ia sudah mulai terbiasa bergerak cepat.

"Aku lihat kamu kemaren bicara sama Ustadz Fikri di depan rumah Abi, ngapain?" tanya Raisa

"Ohh itu tidak apa-apa kok, cuma ngobrol biasa aja."

"Menurut kamu Ustadz Fikri ganteng kan?" tanya Putri

"Biasa aja. Putri suka?" tanya Kayla menatap Zahra.

"Iya, cuma sekedar mengaguminya saja, sudah lama si Putri memendam perasaannya tapi denger-denger, Ustadzah Alifa mengagumi dia juga, jadi kalah saing si Putri," jawab Zahra

"Kalau jodoh gak kemana mana kan?" Kayla menepuk bahu Putri.

"Iya, Kay."

"Semangat mengejar cinta Ustad, jangan putus asa!"

"Bagaimana tidak putus asa, Kay saingan ku seorang Ustadzah Alifa yang cantik itu dan Soleha, lah aku? hanya batu krikil yang ada di pinggir sungai."

"Ulu ... ulu ... Intinya jangan terlalu berharap, takut berakhir kecewa, berharap yang sewajarnya saja!" ucap Zahra

"Hai kalian tunggu!"

"Ehh, ada apa ustadz memanggil kami" tanya Putri

"Apa kita terlambat?" tanya Kayla.

"Belum waktunya masukan, Kay."

"Kalian hari ini ada mata pelajaran Ustadzah Alifa kan?" tanya Fikri.

"Iya Ustad."

"Ini tugas untuk kalian, beliau berhalangan hadir, pesannya kerjakan ini, terus jangan ribut!" Fikri menyodorkan sebuah kertas pada Putri.

"Baik Ustad."

"Terima kasih," ucapnya lalu pergi meninggalkan mereka berempat.

"Tuh kan, nitip tugas aja sama Ustadz Fikri," ucap Putri kesal

"Sabar-sabar!"

"Ukhty," ucap seseorang lagi di belakang mereka.

"Ada apa akh Byan? "Tanya Putri

"Boleh minta biodata ukhty ini gak?" tanyanya menunjuk Kayla.

"Aku?"

"Iya, boleh minta?"

"Sebaiknya gak perlu minta biodata aku, nama ku Kayla, dah ltu aja. Ayo kita pergi!" ucap Kayla.

"Yahh, masih banyak yang ingin aku tau."

"Gak boleh! nanti ada niat apa-apa lagi," jawab Zahra

"Dia kelas berapa?" tanya Kayla.

"Kelas enam, cuma beda satu tahun sama kita," jawab Raisa.

"Kenapa ya tiba-tiba mau minta biodata Kayla?"

"Entahlah, dia ganteng kan, Kay? dia juga masuk nominasi pria idaman di pondok ini," ucap Putri

"Masih tampan Kak Adnan." 

"Putri memang gitu, Kay gak bisa liat yang ganteng."

"Tapi kebanyakan pria menundukkan kepalanya kan jika bertemu kita? kenapa?" tanya Kayla.

"Bukan hanya pria tapi wanita juga harus menjaga pandangnya. Islam telah memberikan aturan yg sangat baik dalam pergaulan lawan jenis, ada batas yang harus kita taati. Untuk apa? Untuk kebaikan kita bersama. Katakanlah kepada wanita beriman Hendaklah mereka menahan pandangannya Qur'an  surat An-Nur ayat 31. Menjaga pandangan merupakan salah satu syariat Islam yang ditujukan baik untuk muslim maupun muslimah. Semua orang yang beragama Islam wajib menjaga pandangannya, menundukkan pandangannya terhadap hal-hal yang dilarang atau hal yang menjadi jembatan pada perbuatan yang dilarang."

"Lalu mengapa kita harus menjaga pandangan ini? Apa manfaat jika kita menjaga pandangan?" tanya Kayla.

"kita di wajibkan menjaga pandangan terkadang juga ketika kita tidak mengetahui apa manfaat menjaga pandangan, apa yang bisa kita dapatkan dengan menjaga pandangan ini, membuat kita kurang tertarik untuk menjalankan syariat ini. Oleh karena itu, penting kiranya bagi kita mengetahui mengapa kita harus menjaga pandangan dan apa manfaat yang bisa kita dapatkan dengan menjaga pandangan. Tentu dengan mematuhi perintah Allah ini, merupakan puncak keberuntungan seorang hamba, baik untuk kehidupannya di dunia maupun di akhirat. Tidak ada yang lebih bermanfaat bagi seorang hamba di dunia dan di akhirat kecuali melaksanakan perintah Allah! Dan tidak ada yang lebih mencelakakan seorang hamba baik di dunia dan di akhirat kecuali orang-orang yang menyia-nyiakan dan enggan menjalankan perintah Allah," jelas Zahra

"Maa sya Allah, saya suka dengan penjelasan kamu," ucap seorang pria.

"Eh, Ustadz Faiz?"

"Benar kata ukhty Zahra, bahwa kita harus menjaga pandangan menjaga utusan syahwat, kita harus tahu bahwasannya pandangan merupakan panah beracun yang siap menancapkan racun ke dalam hati-hati seorang hamba. Bagi siapa saja yang tidak mampu menjaga pandangannya maka tentu panah-panah itu siap menancap dan meracuni hatinya dengan berbagai macam bisikan dan ajakan kepada maksiat dan bagi siapa saja yang mampu menjaga pandangannya, maka ia telah mampu menjaga pintu awal pertahanannya terhadap gangguan syaitan. Oleh karena itu, dengan kita menjaga pandangan, maka kita telah menjaga batas pertahanan kita sehingga kita dapat terjaga dari berbagai macam pintu maksiat."

"Maa sya Allah, terima kasih Ustadz atas tambahannya," ucap Zahra

"Sama-sama, inilah yang namanya sahabat baik, seperti ukhty zahra ini, dia mampu menjelaskan apa yang sahabatnya tidak ketahui, semoga persahabatan kalian sampai ke surgaNya."

Mereka semua tersenyum mendengarnya.

"Aamiin ya Allah, terima kasih atas doanya," ucap Kayla.

"Pesan saya, jangan pernah lelah, bosan untuk menasehati sahabatnya satu sama lain ya, karena kita semua memang butuh nasihat agar bisa menjadi lebih baik."

"Iya, Ustadz."

"Saya pergi dulu. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaukumussalam."

"Ada yang lagi senang nih di puji Ustadz Faiz," ucap Putri melirik Zahra.

"Itu Ustadz Faiz? kok aku baru liat."

"Iya, beliau juga mengajar di luar, Kay bolak-balik pesantren ke kota, satu angkatan sama Ustadz Fikri," jawab Zahra

"Oh pantesan masih muda."

"Itu idola Zahra loh, Kay," bisik Putri

Zahra melotot menatap Putri. "Putri!"

"Ehh kamu denger, Ra?"

"Punya idola masing-masing rupanya, kalau Raisa punya idola juga?"

"Punya lah, Kay. Yang tadi mau  minta biodata kamu."

"Akh ehh akh siapa tadi namanya?"

"Byan," jawab raisa

"Ciye langsung menjawab," ledek Putri

"Putri gitu, gak bisa jaga rahasia!" ucap Raisa

"Hehe maaf-maaf, sekarang Kayla juga sahabat kita, jadi kita juga harus bagi cerita padanya."

"Tenang saja aku pandai menjaga rahasia!"

"Kalau kamu, Kay ada gak yang kamu suka di sini?"

"Gak ada lah, aku tetap menyukai Kak Adnan. Nama Kak Adnan sudah memenuhi isi hatiku," jawab Kayla sambil tersenyum manis.

"Hahah ... bisa alay juga kamu ya?"

"Seperti inilah cara kami menyukai seseorang, Kay. Mengungkapkan perasaan saja kami tidak mampu selain memendam dan diam-diam mendoakan menyebut namanya dalam doa. Terjebak cinta yang salah? Sungguh kami tidak ingin itu terjadi. Sebisa mungkin menahan perasaan ini agar tidak terlalu larut dan berharap pada makhlukNya. Berakhir di pelaminan atau sebagai tamu undangan kami tidak tahu perkara jodoh memang sangat misteri dan kami juga tidak tahu mana yang terlebih dahulu Allah pertemukan, jodoh atau kematian dan dua-duanya hal yang pasti akan kita temui."

"Curahan hati Zahra," sambung Putri.


Terima kasih sudah menyempatkan membaca cerita ini. Semoga ada pelajaran yang bisa di dapatkan dan buang sisi buruk dari cerita ini.

Lelaki Untuk Kayla (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang