Multimedia: Jean Aishley Black
*-----*
Daniel berdiri dengan tegap di hadapan Alex yang baru saja selesai mengikatkan dasinya dengan rapi. Lelaki bertubuh besar dan tegap itu kemudian menyerahkan map yang dipenuhi dengan apapun yang di minta Alex kepadanya beberapa bulan yang lalu. "Terimakasih" dan dengan itu, Daniel pergi meninggalkan sang Nona yang sedang bersiap untuk pergi ke perusahaan Ayahnya.
Berjalan gontai menuju garasi, Alex bisa melihat Grace menyerahkan satu misting pesanannya yang pasti sudah diisi oleh buah kesukaannya "Terimakasih, Grace"
"Madam?"
"Ya?"
"Kemarin, Miss Ivanca menelepon"
Kening Alex mengkerut dalam "Kenapa baru memberitahu sekarang?" gadis tomboy itu memutarkan tumitnya untuk menghampiri Grace "Miss Ivanca yang memintaku untuk tidak memberitahukan pada Anda" dan gadis tomboy itu hanya megangguk serta langsung berlalu begitu saja dari hadapan Grace.
Gadis tomboy itu berjalan santai menuju garasi lantas segera mengacungkan tangan pertanda enggan untuk di antar oleh sopir pribadinya. Taylor jadi mengangguk mengerti dan memberikan kunci mobil pada Alex serta membukakan pintu pagar yang terbuat dari besi kuat setinggi bangunan.
Pergi dengan menggunakan mobil kesayangannya, Alex kemudian memutar musik milik Cari Fletcher yang berjudul Wasted Youth dan segera saja menyanyikan liriknya keras-keras tanpa tahu malu sedikitpun meskipun banyak orang yang melihat dengan tampang aneh di sepanjang perjalan menuju perusahaan Ayahnya.
"We got a lot of time to get it right, It feels good to mess it up, maybe don't think about it
going late night who needs a fantasy, buzzing on hennessy class like a Kennedy" gadis tomboy itu mengetukkan jarinya di atas dashboard sambil terus meneruskan "And you're my nation, my revolution living right now, well you can call it disillusioned, until tomorrow comes, this is how we run"Kepala gadis tomboy itu bergerak-gerak mengikuti irama hentakan "So take the good stuff, honey the money just won't buy, Spend it up however we like, so take the good stuff, honey the money just won't buy, don't try to save us cause we're doing it right. We are, we are the wasted youth. We are, we are the wasted youth"
Tidak ingin membuat orang lain menatap seolah dia adalah gadis gila, akhirnya Alex menghentikan lagu kesukaannya lantas kemudian mengemudi dengan cepat menuju perusahaan Ayahnya.
Jika saja boleh jujur, sebenarnya Alex ingin pergi ke Sekolah dan belajar persis seperti yang dilakukan gadis seumurannya. Merasa lelah dengan semua beban perusahaan yang di tumpahkan padanya, gadis tomboy itu kemudian berhenti tepat di tempat parkir khusus (PIV) yang biasanya hanya diisi oleh keluarga Mr. Black.
Berjalan perlahan melewati lorong yang tergolong sepi, gadis tomboy itu melirik-lirik kesana kemari hanya untuk menikmati pemandangan baru dari lorong perusahaan Ayahnya. Seolah sudah bertahun-tahun tidak berkunjung ketempat serupa, Alex bisa melihat pemandangan baru dari lorong bangunan yang di hiasi dengan dekorasi natal.
Melihat Santa yang menempel di dinding, kemudian ornament lucu berwarna-warni, lampu yang berkerlip di sepanjang lorong, sampai kemudian di akhiri dengan pemandangan pohon natal yang menjulang tinggi di tengah-tengah ruangan.
Desember telah tiba, rasanya baru kemarin gadis itu bertemu dengan Zytca di atas atap yang sama dengan bangunan yang sekarang tengah di injaknya, lantas mendekati gadis cantik itu tanpa lupa memberikan kesan pertama yang berlebihan dan membuat Zytca akhirnya pergi selama hampir menginjak setengah tahun terakhir.
Hampir satu semester sudah Alex lewati di perusahaan Ayahnya. Gadis tomboy itu tidak pernah kembali ke Sekolah bahkan meskipun untuk ujian yang dilewatinya. Sejak liburan musim panas yang ia lewati bersama Zytca, gadis itu berhenti mencari masalah dengan gadis cantik itu lagi.
Tidak ingin terlihat kalau ia kesepian tanpa ada masalah yang di berikan dari Zytca kepadanya, Alex mengisi hari-harinya dengan normal seperti biasanya. Gadis tomboy itu memangkas habis rambutnya dan mewarnainya menjadi blonde serta menambah beberapa tattoo di atas kulitnya.
Para pegawai tersenyum kepadanya dan gadis itu hanya mengangguk sebagai balasan sapaan yang sederhana "Selamat pagi Ms. Black" melirik ke belakang tubuhnya untuk melihat suara pamilier yang di dengarnya, Alex kemudian menjatuhkan dagunya sendiri karena melihat Zytca beberapa meter di belakangnya.
Ternyata bukan hanya Alex yang merubah penampilan, Zytca juga mengganti warna rambutnya menjadi hitam dan hal itu tentunya membuat Alex seolah di goda oleh gadis baru yang tampak panas seperti Zytca yang sebelumnya.
Alex berjalan mendekat seraya menyuguhkan senyum di ujung bibirnya yang mematikan sekaligus tidak dapat di artikan. "Selamat pagi, Ms. Ivanca" Zytca mundur dua langkah sebagai tanda enggan untuk berdekat-dekatan dengan gadis yang terlihat lebih mengintimidasi dua kali lipat dari biasanya.
Tersenyum puas karena ia bisa mengontrol Zytca dengan dirinya sendiri, Alex kemudian menyentuh rambut panjang milik Zytca "Kau mengganti warna rambutmu" gadis yang di sentuh terpejam erat saat merasakan dersiran yang selalu saja bisa dia rasakan saat gadis tomboy itu menentuhnya bahkan meskipun di ujung rambut, Zytca kemudian menghentakkan napasnya saat Alex menjauh dan hal itu membuat Alex jadi terkekeh lembut.
"Apa kabar?"
"Baik" jawab Zytca mencari aman
"Bagaimana keadaan di Sekolah?"
"Keadaan Sekolah baik-baik saja karena di urus oleh CEO perusahaan ini"
Terkekeh karena Zytca telah berani melemparinya pujian sekaligus cibiran disatu waktu yang sama, Alex kemudian mendekat dan merengkuh pipi Zytca yang terlihat lebih berisi daripada beberapa bulan kebelakang "Kau terlihat cantik dengan rambut hitam, tapi Aku lebih suka kau memiliki warna yang serupa dengan warna rambutku" kembali merasa terintimidasi, Zytca menjauh dua langkah dan membuat Alex jadi menggeram karena tidak suka.
"Aku lebih suka warna ini" dan jawaban Zytca hanya di angguki oleh gadis tomboy itu.
"Jadi, ada keperluan apa kamu kemari?"
"Oh, Ayahku memintaku untuk negosiasi pada CEO BLACK company soal penempatan perpustakaan baru di perusahaan ini. Dia bilang Aku harus membicarakan dengannya dulu sebelum mulai mendesign"
"Kalau begitu, silahkan ikuti Saya ke ruangan"
Meskipun sebal karena Alex tiba-tiba menjadi formal, Zytca tetap saja mengikuti langkah gadis di depannya ini. Oh! Terkutuklah Ayahnya yang meminta ia untuk jadi designer tempat mewah yang dipimpin oleh gadis yang ia sukai. Tertinggal dari langkah Alex yang panjang dan cepat, gadis cantik itu kemudian melebarkan langkahnya sekuat tenaga untuk menyusul orang menyebalkan di depannya itu.
Mengikuti Alex masuk ke dalam elefator, gadis cantik itu berusaha berjauhan dengan Alex meskipun nyatanya ia tetap saja berdekatan dengannya. Ruangan sempit yang hanya diisi oleh mereka berdua membuat Zytca merasakan hawa mengintimidasi dari gadis tomboy di sampingnya, belum lagi elefatornya berhenti secara tiba-tiba karena mati lampu.
"Great" bisik Alex bersamaan dengan Zytca yang berteriak keras sambil tidak lupa menyangsangkan dirinya di bahu Alex dan menggigitnya keras-keras.
*-----*
Riska Pramita Tobing.
Note: Ini lagu yang dinyanyikan gadis tomboy tidak puya malu di atas :(
Cek cerita saya yang baru :)
Selamat tahun baru :)
![](https://img.wattpad.com/cover/161733871-288-k204881.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BIGGEST FEAR (COMPLETED)
JugendliteraturDalam setiap langkahnya, gadis itu selalu saja dihantui. Bukan dihantui oleh para iblis, namun oleh ketakutan terbesarnya. Dia sudah lelah mencari tempat berlindung, sampai akhirnya ada seseorang yang menawarkan tempat perlindungan. Tapi bagaimana j...