Ketujuhbelas

149 16 2
                                    


Multimedia: Devalexa Jean Black

*-----*

          Zytca terbangun saat mendengar suara gaduh di dekatnya. Gadis cantik itu kemudian membuka mata hanya utuk mendapati Alex sedang membereskan nampan berisikan makanan untuk Zytca yang sudah berserakan di atas karpet.

Gadis tomboy itu terkekeh kecil saat melihat Zytca menunggingkan senyum kecil padanya "Maaf telah mengganggu tidurmu" ujarnya sambil lalu mendudukkan diri di samping ranjang yang Zytca tiduri.

"Dimana Aku?" tanya Zytca selagi mata biruya menjelajahi tempat asing yang belum pernah ia singgahi.

Alex mengusap rambut panjang Zytca sebelum menjawab "Kau dikamarku" dengan nada jahil yang membuat Zytca jadi memutar bola matanya kebelakang karena itu.

"Aku pingsan, Devalexa. Bukan mabuk dan akhirnya datang kemari untuk bercumbu denganmu" mendengar jawaban Zytca tepat mengenai candaannya yang mengerikan, Alex kemudian memberikan jus jeruk pada Zytca dan membiarkan gadis cantik itu menyesapnya perlahan.

Tersenyum karena Zytca hanya menurut untuk meminum jus yang di berikan kepadanya, gadis tomboy itu kemudian menjatuhkan satu ciuman manis di ujung bibir Zytca yang masih kering karena kekurangan cairan "Apa ini wajar?" tanya Zytca tiba-tiba membuat Alex jadi mengangkat sebelah dari alisnya karena bingung.

Zytca menarik napas saat mengerti kalau Alex tidak mengerti tentang apa yang sedang mereka bicarakan. Mencoba terduduk menyandar pada bantal yang sudah ia tumpuk, gadis cantik itu kemudian meraih tangan Alex yang lebih besar darinya dan mengusapnya perlahan "Maksudku, bukankah kita tidak memiliki hubungan khusus? Lantas kenapa Kamu memperlakukan AKu sama seperti Aku adalah kekasihmu?"

Zytca bisa meihat kalau ekspresi Alex terkejut selama beberapa saat sebelum akhirnya berubah kembali "Aku tidak menjalani hubungan semacam itu, Ivanca. Kau sudah tahu" dan Zytca mengangguk mengiyakan "Tapi kenapa Kamu melakukan ini semua padaku?"

Tidak ingin menjawab, Alex kemudian hanya memberikan roti isi pada gadis itu agar ia meninggalkan pembicaraan mereka saat ini. Tapi gadis itu tidak terima dan justru menarik dagu Alex agar gadis tomboy itu menjawab "Kenapa, Devalexa?"

Menatap mata biru milik Zytca yang sama warnanya dengan mata miliknya, gadis tomboy itu kemudian mendekat dan menyatukan kening mereka "Karena Aku tidak akan pernah bisa memberimu hati dan cinta. Aku bahkan tidak memiliki hal itu untukku sendiri jadi mana mungkin Aku bisa memberikan itu padamu"

Zytca hanya bisa melepaskan dagu tegas milik gadis tomboy itu dan membiarkannya menengok kearah jendela yang menampakkan senja di atas langit. "Kalau begitu, hentikan keperdulianmu soal keadilanku"

Alex melirik tidak percaya "Akut tidak akan membiarkan Arga bebas kemanapun Dia mau sementara Kau mengalami trauma dari kelakuannya!"

"Dan Aku tidak akan membiarkan hatiku jatuh cinta pada orang yang bahkan tidak bisa memberikan Aku cintanya" balasan dari Zytca membuat Alex tak bisa membatah dan membuat gadis tomboy itu berdiri dari tempat tidur yang di tempati Zytca dan lalu mengatakan selamat tinggal sambil kemudian berputar dan meninggalkan Zytca begitu saja.

*-----*

          Zytca menghela napas panjang saat ia melihat seorang lelaki dengan seragam khas yang berwarna orange memberikannya satu bucket bunga mawar kuning dengan tips merah di ujung mawarnya. Pertanda janji akan cinta dan Zytca terkekeh saat melihat siapa yang mengirimnya A.n: Devalexa Jean Black.

Tak bisa menolak karena barang sudah sampai di tujuan, Zytca hanya mengucapkan terimakasihnya pada tukang pos yang kemudian memberikannya senyuman ramah sebelum beranjak dari rumah milik Zytca. "Apa lagi ini, Tuhan?" bisik gadis cantik itu sambil memegang dadanya yang berdebar cepat hanya karena mendapati sebuah pesan tidak tertulis dari Alex yang menjanjikan cintanya lewat bunga mawar indah yang sekarang tengah dimasukkan Zytca kedalam pot bunga dan memberinya air agar ia tetap hidup.

"Jesus Christ" bisik Zytca saat ia kesulitan mengatur napasnya yang berburu.

"Kukira Kau tidak pernah berseru atas nama Tuhanmu"

Zytca menjatuhkan rahangnya saat ia melihat gadis yang tak ingin ia lihat untuk saat ini tiba-tiba saja berada di belakang punggungnya "Devalexa. How did You get here?" ujar Zytca seraya berusaha menyembunyikan senyumnya yang sedari tadi merekah.

"I think You know how. I walk through the door" jawaban menyebalkan itu membuat Zytca memutar bola matanya kebelakang. "So, You like them?" tanya gadis tomboy itu sambil berlalu untuk mengusap bunga mawar pemberiannya yang sudah terletak rapi diatas meja.

Zytca tidak menjawab dan membiarkan gadis tomboy itu memandangi bunga pemberiannya "I guess You like them cause You put them in to the vase"

"Isn't it obvious?"

Dan Alex hanya tersenyum saja menjawabnya.

Meskipun Zytca tidak ingin mendekat pada gadis yang membuatnya seolah gila, gadis cantik bermata biru itu tetap saja merasa penasaran dengan apa yang sedang dilakukan oleh gadis itu "So, what are You doing in here?"

Alex mendekat perlahan pada Zytca yang kemudian mengundurkan diri dari rasa penasarannya "Apa Aku tidak diperbolehkan datang?" dan Zytca hanya bisa menjawab pertanyaan itu dengan gelengan karena tiba-tiba saja bibirnya terasa kaku dan lidahnya terasa kelu untuk mengeluarkan jawaban.

Gadis tomboy itu menunggingkan senyumnya yang mematikan sambil lalu mendekat pada Zytca yang bahkan tidak bisa melangkahkan kaki lebih jauh lagi karena ia merasa lemah secara tiba-tiba. "I really want to give You heart and love, but I don't know how" bisik Alex tepat di telinga Zytca sebelum akhirnya gadis tomboy itu mencium bibir Zytca dengan lembut.

Zytca tidak ingin ini terjadi, ia butuh kepastian soal hubungannya dengan gadis tomboy sialan yang memabukkan yang bahkan tidak bisa di tolak oleh hati Zytca yang memang sudah jatuh pada pesonanya. Tapi bodohnya Zytca dengan membiarkan dirinya sendiri untuk masuk lebih dalam pada sosok Devalexa yang adalah gadis tomboy, arogan, kaya raya, sombong, angkuh, keras kepala, dan yang pastinya cantik mempesona.

Zytca bahkan tidak bisa menolak saat gadis tomboy itu membawanya mendekat dan kemudian membiarkan Alex mengangkatnya keatas counter dan menjadikannya hidangan menggoda. "I will stop if You tell me to, now do You want me to stop?" dan Zytca menggeleng sebagai jawaban.

Ciuman Alex terasa semakin dalam dan semakin basah, membuat Zytca enggan untuk menolak tapi kemudian takut untuk memulai hal ini kembali setelah kejadian itu. "Is this ok?" ujar Alex saat tangannya meraba paha Zytca yang masih terbungkus celana jeans.

Zytca menggeleng belum siap, hal yang tentunya membuat Alex jadi menghentikan kegiatannya meskipun ia sangat menginginkannya sekarang. "I think we should take it slow" bisik Zytca masih dengan napasnya yang memburu dan Alex hanya bisa mengangguk mengiyakan sebagai jawaban.

*-----*

Riska Pramita Tobing.

BIGGEST FEAR (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang