Multimedia: Rachel Sullivan (Bella Carey Ivanca)
*-----*
Zytca menunduk takut saat seorang lelaki yang mengaku bernama Louis terduduk disampingnya. Meskipun Zytca sadar kalau mereka sedang berada di lingkungan Sekolah dan tidak akan memungkinkan sesuatu buruk terjadi, kenangannya di masalalu tetap menghantui gadis itu.
Menggeser sedikit menjauh agar tidak terlalu menempel, Zytca di beri tatapan aneh oleh Louis "Kau baik-baik saja?" tanya lelaki itu dengan nada lembut yang justru membuat bulu kuduk Zytca meremang dalam artian tidak baik "Bisa Kau menjaga jarak dariku? Cuaca hari ini panas sekali" balas Zytca seraya menyerahkan proyek yang harus mereka kerjakan bersama.
Alasan tidak masuk akal yang di keluarkan bibir tipis Zytca membuat Louis mengernyit. Mereka sedang berada di Perpustakaan Sekolah sekarang. Cuaca di Perpustakaan sangat terbilang rendah karena Perpustakaan ini dilengkapi dengan pendingin ruangan "Kau yakin Kau baik-baik saja?" Louis kembali bertanya dengan nada lembut membuat kenangan buruk Zytca sampai dan melambai-lambai di dalam kepalanya sehingga membuat gadis itu memejamkan mata sambil lalu meremas rambutnya karena takut.
Mencoba mengambil napas panjang yang sebenarnya menyakitkan, Zytca akhirnya menyerah dan segera berlari sekuat tenaga tanpa memperdulikan tujuannya. "FUCK!" umpat gadis itu seraya menghempaskan tubuhnya di atas rumput tepat di Taman belakang Sekolah yang banyak di hiasi oleh pepohonan.
Melirik kesana dan kemari, gadis itu akhirnya merasakan kalau paru-parunya bisa mengambil oksigen dengan benar dan hal itu membuat Zytca memejamkan mata dengan tenang. Belum sempat gadis itu menikmati ketenangan yang diberikan oleh alam, seseorang duduk disebelahnya Zytca tahu karena Zytca bisa merasakannya.
Seseorang itu terkekeh lembut "Mengantuk eh?" suara yang sudah sering sekali ia dengar belakangan ini membuat Zytca segera mengalihkan tangannya dari mata dan beranjak untuk menarik gadis itu agar ia ikut serta terbaring di sampingnya.
Gadis tomboy itu menyerah dan membiarkan Zytca terbaring di salah satu lengannya dan menikmati ketentraman yang diberikan oleh alam. Pepohonan berdansa lembut diantara angin-angin yang melantunkan nyanyian lembut sambil membelai dua gadis yang saling peluk satu sama lain di bawah pohon serta di atas rumput-rumput yang menggelitik lembut.
"Mengenai proposalmu hari itu, Aku bukan tidak ingin untuk pergi bersamamu. Hanya saja, Kau pasti tahu media akan menemukan Kita pergi bersama dan akan segera membuat isu miring soal kedekatan kita" ujar Zytca tiba-tiba saat Alex baru saja mengusap punggungnya dengan lembut
Gadis yang di ajak bicara kemudian membuka mata hanya untuk mendapati kalau Zytca tengah menatapnya dengan tatapan bersalah. "Apa Kau lupa soal Ayahku yang bisa membungkam siapapun?" tantang Alex yang langsung membuat Zytca menunggingkan senyum karena sudah tahu akan jawaban dari pertanyaan yang dilemparkan Alex.
*-- Riska Pramita Tobing --*
Jean yang sedang terduduk manis tiba-tiba saja menegapkan tubuhnya karena melihat putrinya berdandan rapi pada malam hari. Gadis tomboy itu terlihat gagah namun manis disaat yang sama karena ia mengenakan kemeja hitam berlengan panjang yang di gulung sampai sikut kemudian melengkapinya dengan dasi kupu-kupu berwarna putih yang serupa dengan rompi yang ia kenakan namun tetap terlihat gaul dengan sentuhan celana jeans putih tulang yang memiliki lubang dimana-mana.
Berdeham kecil meminta perhatian, Jean akhirnya menyerah karena putrinya tidak peka sama sekali dengan kode yang ia berikan "Pergi berkencan?" sapa Jean kepada Alex yang sedang membenarkan tatanan rambut panjangnya agar terlihat bervolume dan acak-acakan.
Entah kenapa gadis tomboy itu justru lebih memilih rambutnya terlihat acak-acakan daripada terlihat rapi seperti seharusnya. Pernah sekali Jean bertanya pada putrinya soal itu dan gadis tomboy aneh itu menjawab dengan 'Biar seksi' seperti itu. Jadi Jean membiarkan saja semuanya terserah dia.

KAMU SEDANG MEMBACA
BIGGEST FEAR (COMPLETED)
Teen FictionDalam setiap langkahnya, gadis itu selalu saja dihantui. Bukan dihantui oleh para iblis, namun oleh ketakutan terbesarnya. Dia sudah lelah mencari tempat berlindung, sampai akhirnya ada seseorang yang menawarkan tempat perlindungan. Tapi bagaimana j...