Multimedia: Devalexa Jean Black.
*-----*
Tidak menyangka sebelumnya, Alex dapat keluar dari persidangan dengan senyum yang merekah karena Zytca telah berani berkata pada semua yang ada di pengadilan bahwa Ia berhak mendapatkan keadilan dan Arga berhak untuk di adili atas perbuatannya di masa lalu.
Meskipun begitu, gadis tomboy itu sekarang justru tidak bisa bertemu dengan Zytca karena kedua orang tuanya tidak memperbolehkan siapapun termasuk Alex yang sudah membantu putri mereka untuk membicarakan kejadian lalu untuk berada disekitarnya.
Tak tahu harus bagaimana, gadis tomboy itu kemudian meminta Jacob dan Jean untuk menjauh selama beberapa saat karena hatinya tertikam rasa kecewa sekarang. Alex mengira, dengan cara Ia membantu Zytca mendapatkan keadilan, gadis cantik itu akan membiarkan Ia menjadi pendampingnya. Nyatanya, Zytca jutru meminta yang tak bisa di terima oleh Alex sendiri.
Jauh dari Zytca merupakan ketidakmungkinan baginya, Alex bahkan sudah mencoba berbagai cara untuk menjauhkan Zytca dari dirinya karena Ia tahu kalau Dia sendiri bisa menimbulkan bahaya bagi keamanan Zytca. Para pesaing keluarga BLACK sangat banyak dan bahkan tak bisa terhitung, mereka akan melakukan apapun untuk menjatuhkan perusahaan besar yang sudah bekerja sama dengan perusahaan terbesar di Los Angeles yang tidak lain dan tidak bukan adalah Hilton Hills.
Para pesaing mereka pasti bisa menyerang orang dalam hanya untuk mendapatkan posisi Alex saat ini, dan membawa Zytca kedalam kehidupannya? Itu sama sekali bukan ide bagus, Alex sudah paham dengan itu. tapi apa boleh dikata? Hatinya tak bisa berjauhan dari Zytca dan sekarang kedua orang tua gadis cantik itu justru menjauhkan mereka berdua hanya karena mereka takut kalau putrinya memiliki stess seperti yang terjadi beberapa tahun yang lalu disaat Arga membuat gadis itu mengingat peristiwa mengerikan yang terjadi diantara mereka.
Gadis tomboy itu kemudian memasuki mobilnya hanya untuk mendapati kalau Jacob sudah berada disana "How did You.." ujar gadis itu menggantung sampai akhirnya Ia ingat kalau kunci mobil ini hanya bisa dimiliki oleh pemilik mobil dan keluarganya serta orang yang di izinkan masuk melalui kontrol computer yang sudah di pasang di mobil canggih ini. "Taylor!" lanjutnya sedikit menggeram di ujung kata meskipun ia harus menahannya.
Jacob menyerahkan dasi yang di tinggalkan oleh Alex di pengadilan dan gadis itu hanya mampu menerimanya "Kau benar-benar memberikan gadis cantik itu keadilan" ujar Jacob sambil memperlihatkan putri penerus perusahaannya yang sedang menyimpulkan dasinya.
Sebelum menjawab, Alex merapikan ikatan dasinya terlebih dahulu "Karena Dia memang berhak untuk mendapatkan keadilannya"
"Bagaimana dengan keadilanmu?"
Alex mengangkat salah satu dari alisnya tak mengerti yang tentunya membuat Jacob jadi terkekeh karenanya "Bukankah seharusnya Kau mendapatkan balasan kencan atas semua yang Kau lakukan untuknya?"
Menggeram karena paham kalau Ayahnya sedang meledeknya, gadis tomboy itu kemudian membuka kembali dasinya karena melakukan satu kesalahan di sampulnya "Aku tidak ingin dia terikat dengan peraturanmu. Kubiarkan Dia pergi"
Jacob menunggingkan senyum meskipun lelaki itu tahu kalau Alex berbohong padanya "Lalu kenapa Kau terlihat sangat murung?"
"Hanya lelah" jawab gadis itu masih saja mencoba untuk mengelak
"Kau sudah terbiasa duduk berpikir seperti itu dari semenjak Kau berada didalam perut Ibumu. Dan lagi, sudah sejak lahir Kau selalu memiliki perbincangan berat, tidak mungkin duduk dua jam dan berdebat membuatmu lelah, Devalexa"
Alex melemparkan dasinya ke samping kursi yang tak diisi karena lelah untuk mengulang-ulang ikatannya yang tidak benar sedari tadi. "Ya, Aku akan melakukan apapun untuknya meskipun Ia memintaku untuk menjauh darinya"
Bahu Jacob bergerak naik turun saat lelaki itu terkekeh kecil sebab putrinya sudah mengakui kelakuannya "Kau lemah karena cinta, Devalexa"
Bukannya mengalah, Alex justru mengangkat alisnya tinggi-tinggi "Bukankah Anda juga seperti itu? anda menyerahkan semua yang Anda punya untuk Ibuku dan Aku. Itu semua karena cinta, bukan? Berarti kita memiliki kesamaan" jawaban Alex membuat Ayahnya melirik dan kemudian menepuk pipi tirus miliknya.
"Ya. Kita memiliki kesamaan, apa Kau lupa Kau adalah putriku?"
*- Biggest Fear, Riska Pramita Tobing -*
Zytca terduduk didepan televisi yang bahkan tidak menampilkan apapun. Gadis itu menatap lurus pada angin yang bahkan tak bisa dilihat olehnya, namun pikirannya menjelajah kemasa lalu dimana tangannya di ikat dengan tambang merah begitu juga dengan kedua kakinya. Jesus Christ.
*--*
Tidak! Bagaimana mungkin Arga bisa mengetahui tempat Zytca bersembunyi? Bagaimana mungkin dia bisa tahu kalau Zytca berada disini? Sialan! Harus bagaimana ia sekarang? Zytca tidak bisa bersembunyi kemanapun lagi! Zytca tidak mungkin bersembunyi! Dimana ia harus bersembunyi?!
Hentikan! Jangan mendekat! Tolong!! Tolong!! Jangan!! Tolong!!
Lelaki bertubuh besar itu menghampiri dengan disertai seringaian kecil. Menghentakkan sebuah tali berwarna merah tepat di depan wajah Zytca yang ketakutan, Dia kemudian menarik pergelangan tangan Zytca dengan kasar sehingga membuat gadis cantik itu berteriak karenanya.
"Oh, tidak, tidak, tidak. Jangan berteriak seperti itu padaku, Mrs. Ivanca" ujar Arga dengan nada dingin sambil lalu membawa Zytca yang sudah telanjang bulat ke atas kasur. Lelaki itu kemudian mengikatkan kedua tangan Zytca dengan tali tepat ke ujung-ujung tempat tidur begitu juga dengan kedua kakinya.
"Jangan macam-macam denganku, Ivanca. Karena Aku bisa mendapatkan apapun yang kumau" geram lelaki itu sambil kemudian menyentuh Zytca dengan perlahan dari ujung rambut hingga ujung kakinya.
Zytca tidak bisa melawan karena sekarang kedua tangan dan kedua kakinya sudah di ikat ke ranjang. Yang bisa Zytca lakukan hanyalah terpejam ketika tangan-tangan kasar itu menyentuhnya dengan gerakan agresif.
Zytca bisa merasakan flogger menyentuh kulitnya dan gadis itu ingin berteriak kencang saat gadis itu dapat merasakan flogger itu sampai di area sensitive nya dan lelaki itu menamparnya disana membuat Zytca tersentak karena refleks.
Sekali lagi lelaki itu menamparnya disana dan Zytca kembali tersentak. Lelaki sialan itu bahkan membuat luka karena kelakuannya. Luka tepat disana, di antara kedua kakinya.
Menangis diantara persatuan tubuh mereka yang kasar, gadis itu bisa merasakan sebuah cairan hangat keluar dari sana lelaki bajingan itu telah berhasil merebut keperawanannya. Zytca tidak bisa melawan saat ia merasakan sentuhan intim yang tidak pernah diinginkan oleh Zytca, yang bisa ia lakukan hanyalah merintih diantara persatuan tubuh mereka.
*--*
Zytca tersentak saat Ia merasakan tangan lembut nan hangat mengusap pipinya yang ternyata sudah basah oleh air mata. "Devalexa? Bagaimana mungkin Kamu bisa memasuki rumahku disaat orang tua dan pengawalku menjagamu agar Kamu menjauh dariku?"
Alex hanya memberikan senyuman kecil pada gadis cantik itu tanpa lupa langsung membawanya kedalam pelukan "Aku tahu Kau membutuhkanku"
*-----*
Riska Pramita Tobing.
Note: Follow me on my social media!! The link is gonna be in my profile!! Check it, please.
![](https://img.wattpad.com/cover/161733871-288-k204881.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BIGGEST FEAR (COMPLETED)
JugendliteraturDalam setiap langkahnya, gadis itu selalu saja dihantui. Bukan dihantui oleh para iblis, namun oleh ketakutan terbesarnya. Dia sudah lelah mencari tempat berlindung, sampai akhirnya ada seseorang yang menawarkan tempat perlindungan. Tapi bagaimana j...