6. Pasrah

7.7K 292 1
                                    

Jeslyne Home.

Jeje baru saja turun dari mobil nya, diikuti oleh Naomy. Ia pun langsung bergegas masuk kedalam.

"Je.." panggil Naomy.

Panggilan itu membuat langkah Jeje terhenti, dan membalikkan badannya.

"Iya, kenapa Mi?" sahut Jeje heran.

"Mami tunggu di kamar sekarang." Kata Naomy dan langsung berlalu meninggalkan Jeje di halaman rumah.

Jeje mematung ditempat. 'Enggak biasanya, kenapa ya?

"Hhahh!" Sebelum ke pergi ke kamar Naomy, Jeje mengambil nafasnya dengan berat.

Toktoktok!!

"Masuk.."

Tanpa basa-basi Jeje langsung masuk ke kamar Naomy.

"Mih.." Panggil Jeje menghampiri Naomy yang sedang duduk sambil meminum secangkir teh nya.

"Duduk.." Perintah Naomy pada putri sulung nya itu.

"Hm,"

"Jadi, maksud mami manggil kamu kesini mami mau jodohin kamu sama anak pengusaha kaya. Temen nya papi kamu dulu," Jelas Naomy to the point.

"JODOH?!"

Ya.. Jeje kaget bukan main.

Please deh, hari gini masih aja maen jodoh-jodohan. Miris!

"Iya sayang. Kamu mau kan?"

"MAMI!!"

Jeje mendesis pelan, dan menatap tajam Naomy. Namun ia berusaha menahan emosi nya. Jika saja yang di hadapan nya bukan Naomy, mungkin ia sudah membuat perhitungan.

"Aku masih mau sekolah Mi. Aku pengen sukses dulu!" Cerca Jeje.

"Je.. Tapi kamu masih bisa nak lakuin itu,"

"Mi, gabisa gitu dong. Ini sama aja Mami bikin keputusan secara sepihak!" Ketus Jeje.

"Sayang, ini demi kebaikan kamu. Kamu lupa? Mendiang papi kamu udah mewasiatkan ini,"

Antonio. Ya, itulah nama Papi nya Jeslyne. Antonio Axioo Harris. Ia meninggal pada saat Jeje duduk di bangku kelas 3 SMP. Sudah cukup lama. Namun Jeje selalu sedih jika ia mengingat kenangan-kenangan dulu bersama Antonio. Jika saja waktu bisa di putar kembali, rasanya ia ingin kembali ke masa itu..

Beliau meninggal karna mempunyai riwayat penyakit Diabetes dan Jantung.

Naomy menjadi sangat sibuk ketika Antonio tiada. Mungkin karna ia tidak ingin terikat dengan masa lalu nya yang buruk. Mencoba menerima keadaan. Dan sampai saat ini, Naomy membesarkan Jeje hanya seorang diri tanpa bantuan dari siapapun.

Jeje terdiam. Jika di sangkut paut kan dengan Papi nya, ia merasa sangat bersalah. Ntahlah apa yang sedang di fikirkan Jeje sekarang. Yang jelas kepala nya serasa panas dan jika itu bom mungkin saja bisa meledak.

"Kok bawa-bawa Papi sih?"

"Ya emang gitu kan Je. Papi kamu sebelum pergi udah nitip pesan itu.."

"NO!" Tolak Jeje cepat.

"Mau dong Je,"

"BIG NO, MOM!!"

"Kamu terima perjodohan ini atau semua barang kamu Mami ambil?" Ancam Naomy tajam.

"Hah?"

Skak! Jeje terdiam seketika. Layaknya orang bisu.

"Perlu Mami ulang?"

My Enemy Is My Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang