12. Edisi Ngambek

6.7K 262 12
                                    

Please jangan jadi reader silent!! Voment itu sangat berarti buat para author:)

     Happy reading!..

***

Rey dari tadi hanya bisa meringis kesakitan. Ia bersumpah, jika bukan Jeje yang melakukannya, sudah ia habisi saat ini juga!

     "Huftt.." Rey menghembuskan nafas nya dengan berat.

Rey mencari posisi senyaman mungkin agar rasa ngilu nya tidak berlarut semakin jauh. Ia pun duduk di tempat Jeje tadi.

"Eh nyet kemana aja lo? Gue cariin juga!" ucap nya dengan ketus. Billy kemudian ikut duduk di samping Rey.

Rey tidak menggubris pertanyaan Billy. Ia lebih memilih diam dan menatap awan-awan yang indah. Sampai matanya pun terasa sangat pusing.

   Billy yang heran langsung menginjak kaki Rey dengan sengaja.

"Awh! SAKIT MONYET!!" teriak Rey kesal.

Billy hanya menyengir sambil menunjukkan gigi kinclong nya.

"Eh lo kenapa sih? Muka lo juga pucet tuh."

"Masa?" sahut nya setengah tak percaya.

"Serius."

"Anu gue sakit gara-gara di tendang si Jeje." jawab Rey datar.

Billy mengerut kan kening nya. "Hah? Anu apaan sih?!"

Rey memutar bola matanya malas, kemudian menunjuk pada bagian yang di bawah perut. Melihat itu, tawa Billy langsung pecah seketika. Dia seolah bertanya, why?

"Kok lo ketawa sih!?" dengus Rey dan memberi tatapan membunuh kepada teman sebangku nya itu.

   Billy terus tertawa sampai perut nya benar-benar keram.

"Udah puas ketawain gue nya?"

"Udah. Perut gue sakit ini." keluh Billy sambil memegang perutnya.

"Mampus!"

    Billy menggeser badannya agar lebih dekat dengan Rey. Sebaliknya, Rey hanya geleng-geleng kepala dan langsung menepis tangan Billy yang akan merangkul dirinya.

"Ah nyet! Santai aja kali." protes Billy karna tidak mendapat respon dari Rey.

    Rey menoyor kepala Billy dengan sempurna.

"Sakit anying!"

"Otak lo masih sehat kan?" Billy hanya mengangguk pelan.

"Lo belok ya Bill? Sorry gue masih demen cewek." ucap Rey ngasal.

Billy menganga mendengar ucapan Rey. Jika saja Rey bukan teman nya, ingin rasanya ia cakar-cakar muka mulus nya itu!

"Dih bacot lo! Gue masih waras kali!" sahut nya sedikit sewot.

Rey terkekeh pelan. "Yaelah baperan lo ah."

Billy menatap Rey sinis. Ia kemudian berdiri dan berlalu begitu saja. Billy malas jika terus berada di dekat Rey. Ya walaupun ia belum lama kenal, sifat menyebalkan nya selalu saja muncul dan membuat Billy gedeg sendiri!

"Woi bambang, mau kemana lo?" ucap Rey sedikit meninggi. Billy berhenti melangkah dan membalikkan badannya.

"Kantin." sahut nya tanpa ekspresi dan melanjutkan langkah nya tanpa memperdulikan Rey.

"Nyet tungguin!" Rey pun berdiri dan mengekor di belakang Billy. Cacing di perut nya pun sudah karaokean sedari-tadi.

     Dikantin Rey menangkap sosok gadis yang sedang meminum jus mangga dengan asik. Jarak nya pun tidak terlalu jauh.

My Enemy Is My Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang