22. H-1

5.5K 250 88
                                    

Q: Kok cerita sama judul gak sinkron?

A: Maaf maaf aja ya. Ini cerita pertama gue yang gue tulis. Ya gue juga tau, gue baca ulang dari part awal sampe akhir, keliatan bngt absurd nya. gajelas.

gue bukannya ga connect sama judul, tapi gue coba nikmati jalan ceritanya. gue tulis apa yang ada di otak gue. gue sering nulis offline, jadi ya gitu, kadang dia nge save kadang juga ilang sendirinya. nah pas ilang kek gtu, gue harus ngetik dari awal dong. dan pasti itu gaakan sama kaya pemikiran gue sebelumnya. TOLONG GARIS BAWAHI.

maaf kalo emang kalian ga suka sama alur yang gue buat. gue masih amatiran, dan gue masih belajar:) but, gue pengen cerita ini jadi cerita yang layak buat dibaca. cerita ini juga bakalan gue revisi ulang.

thanks udah dengerin bacotan gue whehehe.

***
Don't forget click vote and comment:) Enjoy!
Happy reading.....











Jeslyne telah salah menilai Reyfan selama ini. Cowok itu ternyata bukan cowok yang ia kira atau sama dengan yang lainnya. Reyfan sosok pria yang bertanggung jawab dan sayang dengan lingkungan sekitarnya. Dia saja bahkan bisa sesayang ini dengan Alvin, yang sudah dianggap nya sebagai adik kandung. Apalagi jika nanti mereka menikah dan mempunyai seorang anak? Ah sudahlah. Mengapa fikiran Jeje sampai kesitu?

"Gue gak maksa lo, Vin. Tapi gue berharap lo mau." ucap Reyfan.

Alvin hanya tersenyum. Bocah itu memiliki pemikiran yang sama seperti Reyfan. Reyfan sangat baik kepadanya selama ini. Bahkan semenjak Rey hadir didalam hidup Alvin, ia jadi tidak merasa kesepian lagi. Begitupun Reyfan.

"Alvin mau, Kak." sahut Alvin. Reyfan tersenyum lebar mendengarnya.

"Lo gimana, Je? Lo gak keberatan kan kalo Alvin tinggal bareng kita?" kini Reyfan bertanya kepada Jeje.

Mengapa cowok itu berfikiran kalo Jeje keberatan dengan adanya Alvin? Malah Jeje berfikir sebaliknya. Cewek itu merasa sangat senang jika Alvin ikut bersamanya.

"Gak kok," jawab Jeje halus.

Reyfan lagi-lagi tersenyum, "Makasih." ujarnya tulus. Jeje hanya membalasnya dengan anggukkan.

"Vin." panggil Reyfan.

Alvin menoleh, "Iya, Kak?"

"Gue jemput lo besok," ucap Reyfan. "Bawa barang yang menurut lo berharga aja." tambahnya.

Reyfan ingin belajar menjadi pria dewasa yang bertanggung jawab. Mulai dari hal kecil. Apalagi jika sudah beneran menikahi Jeje. Tanggung jawab nya akan lebih besar. Dan ya, semuanya harus diawali dari sekarang.

"Alvin kelas berapa sekarang?" Jeje ikut nimbrung. Habisnya, Jeje daritadi hanya diacuhkan Reyfan. Sangat menyebalkan!

"Alvin baru kelas empat." jawab Alvin.

"Hmm." Jeje berdeham, "Semangat belajar ya, supaya dimasa depan kamu bisa jadi orang." ucap Jeje, menyemangati.

Alvin mengangguk mantap, "Pasti, Kak! Alvin bakalan buktiin ke Kak Rey, Bunda Sari, dan Kak Jeje nanti dimasa depan."

"Good boy." ucap Jeje seraya mengelus kepala Alvin halus.

Baik Jeje maupun Rey, mereka berdua sangat senang mendengar ucapan Alvin yang sangat ambisius. Alvin bocah pintar. Dia pasti akan sukses di kemudian hari.

"Kak Rey, basket yuk!" ajak Alvin dengan semangat 45.

"Kuy, Vin!" ucap Reyfan menerima tawaran Alvin.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 03, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Enemy Is My Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang