14. Lebih Peduli Lagi

6.1K 259 12
                                    


"Je! Kok lo diem?" Cia masih tak henti-henti nya bertanya seperti itu. "Lo abis ngapain?!"

"G-gue.."

"Gue apa?!" Cia makin tak sabar. Cowok yang berada di samping Jeje itu menarik nya dan menyuruh dia masuk ke dalam mobil.

Jeje hanya menurut saja. Ia pun masuk ke mobil.

Rey memandang Cia dengan tatapan datar. Cowok itu menaikan kedua halisnya, "Penting buat lo?" tanya Rey cuek.

Cia mengangguk, "Penting lah. Tadi Jeje bilang dia pulang naik Taxi. Terus itu apa? Kok bisa sama lo sihhh?!" sewot nya.

Cia melipatkan kedua tangannya di dada. Cewek itu terus memandang Rey pekat. Sebenarnya masih banyak pertanyaan di benak nya. Tapi dia tidak berani menanyakan hal itu.

"Bilang ke gue kalo lo sama Jeje gak ada hubungan apa-apa," ujar cewek tersebut sedikit khawatir. "Lo sama dia cuma temen 'kan? Galebih?"

Rey masih diam ditempat nya. Sambil menyenderkan badannya di mobil. Rey menghembuskan nafasnya pelan, bersiap menjawab pertanyaan Cia,

"Mau dia temen gue kek, mau dia pacar gue kek, mau dia tunangan gue kek, bahkan istri gue sekalipun," Rey sedikit memberi jarak. "Itu nggak ada urusan nya sama lo!"

Cowok itu melangkah pergi menjauh dari Cia. Tidak peduli dengan nya. Rey buru-buru masuk ke dalam mobil menyusul Jeje.

Cia hanya bisa menatap kepergian Rey, "KARNA GUE SUKA SAMA LO REY!!" teriak nya prustasi ketika Rey semakin menjauh.

***

Jalanan. Cewek itu terus menatap kedepan. Ia memikirkan sesuatu. Dan ntah kenapa hal itu terus saja terngiang-ngiang di kepalanya.

"Kok diem aja. Kenapa?" tanya Rey. Sontak membuat lamunan Jeje Buyar.

"Enggak ada," ucap Jeje. Lagi-lagi ia berbohong. Pandangan nya pun masih tetap sama, cewek itu terus memandang kedepan. Tanpa melirik Rey sedikit pun.

Sebenarnya Jeje mendengar apa yang dikatakan Cia tadi. Ia kaget setengah mati. Jadi benar dugaannya selama ini? Bahwa sahabat nya sendiri menyukai laki-laki yang akan menjadi suami nya kelak ini.

Kemudian Jeje pun memberanikan dirinya. Ia membuka sedikit mulut nya, "Cia suka sama lo." akhir nya Jeje mau bersuara.

Rey mengerutkan keningnya dan melirik Jeje sekilas, "Ngapain dia suka sama gue?" tanya nya kembali.

"Mana gue taulah! Tanya aja sendiri ke orang nya. Gausah nanya gitu ke gue!" ketus Jeje.

"Perasaan gue belum lama deh sekolah disana. Udah suka aja tuh cewek." ucap Rey membuat Jeje semakin gerah.

"Emang ya, kalo cogan kaya gue mah banyak yang mau." ucap nya lagi sambil tersenyum tipis.

"Yee pede banget lo!"

Rey terkekeh mendengar ucapan Jeje, "Harus dong." jawab nya santai.

"Terus lo sendiri gimana, yakin gak naksir gue?"tanya Rey membuat pipi cewek itu memerah. "Lo gak sayang gue gitu?"

My Enemy Is My Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang