¤ Bercerita memang tidak akan pernah menyelesaikan masalahmu
Tapi setidaknya, biarkanlah beberapa orang lain tahu
Meskipun tidak akan banyak membantu, minimal kamu bisa melepaskan sedikit rasa sakit itu ¤Φ • ° • Φ
Tok tok tok......
"Neng, Bibi bawain sarapan..."
"Makasih ya Bi..." ucapku diambang pintu.
...
"Loh, Bibi baru tahu ada Neng Relita disini."
"Kaya gak kenal sama dia aja, Bi... Ohya Bi, sarapannya Relita nanti aja, kalau dia udah bangun, biar dia yang ke bawah aja nanti."
"Siap... Panggil Bibi juga gapapa kok, Neng. Bibi tinggal masak dulu ya..."
...
"Loh... Ini masih jam lima Bi. Lagipun ini hari minggu, lupa ya?"
"Engga lupa kok Neng. Ibu bilang sekeluarga mau pergi ke kantor Bapak, rapat buat persiapan acara besok. Neng Airin gak ikut?"
"Oh...
Engga Bi, lagipun ada Relita disini."Akupun menutup pintu ketika Bibi sudah menuruni tangga dan akupun memilih untuk bersantai di balkon setelahnya. Lelah rasanya semalaman tak bisa tidur.
Kepulan uap susu buatan Bi Asih mulai menguar bersama pemikiran liarku.
***
Besok, senin...
...
Kalau gitu... ini bukan mimpi.
Mama juga gak ngasih tau ada rapat.
Tapi aku yakin Kakak ikut.
...
Jadi, sejak dari awal...
Semuanya, sudah digariskan Tuhan... lewat amplop itu......
...
..."Dorrr... Siang siang nglamun aja lo," katanya bersemangat sembari menepuk keras pundakku.
Tepukan itu sebenarnya sudah biasa bagiku. Tetapi untuk kali ini, tepukan itu memaksaku untuk mengumpat.
Namun aku berusaha untuk tetap tenang agar tak terpancing emosi.
"Masih jam segini kok dah bangun?"
"Airin cantik, coba lihat jam itu...
Kamu pengen aku bangun jam berapa, Sayang?"Saat ini jarum jam telah menunjukkan pukul sepuluh pagi.
***
Whatt... Gue mikir apaan?
...
"Iy... Iyakan lo biasanya lebih siang bangunnya."
...
"Capek gua tidur mulu...Btw, Bi Asih gercep ih bikinin sarapannya," katanya sembari ingin mengambil makanan di atas nampan itu.
"Eh, eh... Cuci muka, terus bersih bersih. Gaboleh makan sebelum bersih," larangku sembari menjauhkan makanan darinya.
"Hiih, Rin... Mumpung susunya masih anget..."
"Susunya dah dingin, dibuat dari tadi, gue yang lupa minum. Ntar minta ke Bi Asih lagi. Buruan sanaaa..."
"Iye iye Makk...," dengan bersungut -sungut, Relita pun menuruti perintahku.
Φ • ° • Φ
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet Me in Sunset
Teen FictionIrene Shantika Anjani Seorang Tuan Puteri tanpa mahkota, yang selalu berjalan diatas sepatu kaca. Setiap langkah geraknya selalu memesona. Tetapi hingga saat ini, kebahagiaan masih saja enggan berdamai dengan dirinya Semesta selalu punya cara untuk...