¤ Hanya sebuah kepercayaan yang aku inginkan darimu. Tidaklah terlalu sulit. Tapi mengapa kau selalu ragu padaku? ¤
Φ • ° • Φ
Hari ini kelasku sedang sangat riuh dihebohkan dengan undangan ulang tahun sweet seventeen dari Tara."Semuanya harus dateng yaa... Masih minggu depan, jadi kalian masih punya banyak waktu buat cari kado buat aku," ucap Tara setelah selesai membagikan undangan dan cokelat pada kami.
...
"Mau?" ucapku menawarkan cokelat yang Tara bagikan tadi.
"Mau lahh," sahut Cyp dan Zizi bersamaan.
"Heh, gak usah ikut ikut," ketus Cyp yang mengambil cokelatku lebih dulu.
"Hiii, curangg... Mamaaa, cokelatku diambil sama diaa," ucap Zizi mengadu pada Mira.
"Idiih, emang gue emak lo?" sahut Mira enteng.
"Lo gak suka cokelat?" tanya Cyp kemudian.
"Dulu suka, sekarang gak boleh, gue amandel, bolehnya terbatas," jawabku.
"Apa aja yang gak boleh?" tanya Cyp.
"Cokelat, keju, es, snack micin."
"Duh berat sumpahh," sahut Zizi.
"Karena gue susah ngilangin es, jadi nguranginnya yang lain," ucapku.
"Gak mau operasi, Rin?" tanya Cyp.
"Ih, jangan! Operasi amandel bikin daya tahan kita bisa jadi drop. Bakal sering sakit juga. Misal kaya kena gerimis dikit langsung demam, gitu
Makanya belajar biologi," jawab Mira segera."Hadeuhh, skipp," timpal Cyp.
Φ • ° • Φ
Jam pelajaran ini kebetulan kosong karena guru sedang rapat. Meskipun begitu, kami tetap menghabiskan waktu di kelas, baik untuk bercerita, tidur, nonton film, hingga karaoke dengan fasilitas sekolah ini."Cantasya, lusa kamu dateng, kan?" tanya Darren yang tiba - tiba duduk disebelahku dan menghadap ke Cyp.
"Kalau engga kenapa?" godaku.
"Gak mungkin. Pasti Cantasya dateng."
"Kalau yakin kenapa tanya?" ketusku.
"Memastikan aja, hehe. Kamu juga dateng kan, Airin?" lanjutnya.
"Gatau."
"Ray aja dateng, Rin... Tiap menit ribut mau pake apa," goda Darren.
"Ga penting," sela Mira yang baru datang.
"Yoii, yang penting itu Cantasya mau ga berangkat bareng aku, besok lusa?" tanya Darren pada Cyp.
"Gak, gue mau dandan bareng ketiga temen gue yang tersayang. Jadi kencannya lain waktu ya," cegah Zizi.
"Wah, to the point teroos... Kapan seriusnyaaa," goda Mira.
"Tetep happily before after kalian. Biar gue dapet PJ segera," balas Zizi.
"PJ double sama hadiah games. Mantap lahh," ucap Mira senang.
"Hish, temennya lagi bimbang kalian malah bercandaan," jawab Cyp menunjukku.
"Hehh, gak usah mengalihkan topik, lo," balasku yang kemudian disusul dengan teriakan heboh Mira dan Zizi.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet Me in Sunset
Teen FictionIrene Shantika Anjani Seorang Tuan Puteri tanpa mahkota, yang selalu berjalan diatas sepatu kaca. Setiap langkah geraknya selalu memesona. Tetapi hingga saat ini, kebahagiaan masih saja enggan berdamai dengan dirinya Semesta selalu punya cara untuk...