"Hey, bisa kau mengajariku matematika hari ini? Aku belum begitu mengerti sedangkan besok sudah pengambilan nilai" ujarnya."Oh, baiklah, dimana? Pukul berapa?" Tanyaku.
"Aku akan menjemputmu, berikan alamatmu"
"Jangan! aku tunggu di taman waktu itu kita bertemu"
"Baiklah, jam 11 ya? Aku janji akan datang kali ini hehe"
"Awas saja kau!"
Klik
Panggilan selesai.
Ya, setelah kejadian itu, Jun sering menghubungiku untuk membantunya belajar. Aku pikir dia benar-benar serius untuk berubah. Dia juga mulai mengurangi membuat ulah di sekolah.
Aku pun melompat dari tempat tidurku dan bergegas untuk siap-siap.
Seselesainya, aku segera melangkahkan kakiku menuju taman dekat perumahanku.
Sesampainya disana, aku melihat Jun yang sudah menunggu. Aku pun menghampirinya.
"Kau sudah disini? Ini bahkan belum pukul 11. Apa sudah lama menunggu?" Tanyaku.
"Aku baru sampai, tenang saja, ayo" balasnya sambil menarik pergelangan tanganku.
Ia menuntunku mendekati sebuah mobil berwarna hitam kemudian membukakan pintunya.
"Masuklah" ujarnya. Aku pun memasuki mobil tersebut. Setelah menutup pintunya, Jun pun berjalan ke pintu pengemudi, dan menyusulku ke dalam.
"Jadi, kita akan belajar dimana?" Tanyaku.
"Sudah, diam saja, nanti kau akan tahu" balasnya.
Jun pun mulai menginjak gas dan menggerakkan mobilnya entah kemana.
Aku yang sedikit mengantuk karena tidurku yang kurang tadi malam pun mulai memejamkan mataku yang terasa berat.
***
"HEY!" Suara nyaring itu mengagetkanku dan membuatku terbangun dari tidurku.
"Ya! Kau bisa membangunkanku pelan-pelan!" Ujarku yang kesal.
"Aku sudah mencoba, tapi kau tidak bangun-bangun, sepertinya nyenyak sekali tidurnya"
Aku tidak bangun? memalukan sekali. Aku pun memalingkan wajahku karena malu.
"Kenapa? Kau memimpikan aku?" Tanyanya. Aku segera menggelengkan kepalaku cepat. Jun tertawa kecil.
"Ayo, kita sudah sampai." Ujarnya.
Aku pun keluar dari mobil dan
"WOAH, TEMPAT APA INI?" Tanyaku takjub. Melihat pemandangan yang begitu indahnya. Pepohonan rindang serta bunga yang bermekaran dengan segala macam warna yang menghiasi. Sungai yang terlihat jernih dan tenang. Tempat itu begitu indah.
"Kau bilang kau suka musim semi jadi aku membawamu kesini. Aku pikir juga belajar disini akan terasa lebih tenang." Jelasnya. Aku tersenyum lebar.
***
Kami belajar di bawah pohon rindang ditemani dengan beberapa camilan. Aku memperhatikan Jun yang raut wajahnya menunjukkan kebingungan.
Menggemaskan.
Jujur, dia memang tampan dan menggemaskan, aku tidak bisa menyangkalnya karena itu memang kenyataan.
"Ah aku frustasi!! Bagaimana kau bisa sepintar ini?? Apa mungkin kau keturunan Albert einstein??"