19

1.4K 220 3
                                    

"Junnie- yaaa!" Ujarku setelah sebulan lebih tidak melihat wajahnya melalui panggilan video, karena selama ini kami hanya melakukan panggilan suara.

"Haiii, aku merindukanmuu" rengeknya.

"Aku pun begituu" balasku.

"Kau tau? Aku akhir-akhir ini sangat meng idolakan seorang penyanyi"

"Siapa itu?" Tanyaku penasaran.

Jun pun mengangkat laptopnya yang menayangkan seorang perempuan yang sedang bernyanyi.

"Ailee?" Tanyaku memastikan.

Jun mengangguk mantap.

"Oh my godd, bukankah dia cantik? Suaranya juga sangat bagus, aku bisa gilaa" Ujarnya.

"Astagaa cantiknyaa"

Entah kenapa itu sedikit membuatku kesal. Ia bahkan tidak melihatku dan masih terfokus pada laptopnya. Aku tidak menjawabnya dan berkutat dengan ponselku.

"Hello?" Ujar Jun setelah beberapa lama aku terdiam.

"Kau kenapa? Kenapa wajahmu begitu?" Tanya Jun.

"Gimana?" Balasku datar.

"Begini" Ia pun memasang muka masam.

"Gapapa"

Kami pun terdiam sejenak. Lalu tiba-tiba

"OHHH!! Tidak mungkin! Kau- Hahaha"

"Apa?"

"Kau cemburu"

"Tidak!"

"Cemburuu" cibirnya.

"Aku bilang tidak!"

Aku yang kelewat kesal pun segera memutuskan panggilan.

Tak lama kemudian Jun kembali menghubungiku.

"HAHAHAHAHA" ketawanya yang nyaring pun terdengar setelah aku mengangkatnya yang membuat telingaku sakit.

"Kau ini lucu sekalii, gemaas" ujarnya. Aku mem pout kan bibirku sebal.

"Hey, kau pikir dengan aku meng idolakan seseorang akan membuatku lupa kepadamu? Itu mustahil! Bagaimanapun kau tetap wanita tercantik di bumi! Titik!" Ujarnya.

Aku berusaha untuk tidak tersenyum mendengar perkataannya.

"Sudah kubilang aku tidak cemburu" Balasku.

"Ahaha, baiklah baiklah, kau ini memang menggemaskan" Ujarnya.

Tak lama setelah itu kami kembali membicarakan bagaimana sekolah dan berbagai hal lainnya. Sampai tak terasa mataku mulai terasa berat. Aku pun memejamkan mataku.




***


"Good morning sunshinee!! Wake up! Kamu harus pergi ke sekolah. Hari ini jadwalmu pagii, ayo bangun!"

Suara nyaring itu mengisi kamarku. Aku membuka mataku dan sudah mendapatkan pemandangan wajah Jun di layar ponselku.

"APA?! AKU TERTIDUR?? KAU MELIHATKU TIDUR??" Tanyaku kaget. Jun mengangguk sambil tersenyum.

"Tadi malam kau mengigau" Ujarnya.

"T-tidak! Tidak mungkin, aku tidak pernah mengigau" Balasku.

"Hmm, lalu mengapa semalam kau tertawa sambil tertidur?"

Aku yang malu pun segera menutup wajahku dengan bantal.

"Ahaha, tak masalah, aku suka. Lucu" Ujarnya.

"Baiklah, aku harus bersiap-siap"

"Okay, semangat kuliahnyaa, papai sweetie, i love you"

"I love you too, paii"

Klik

Panggilan pun selesai. Aku segera bangkit dari tempat tidurku dan bersiap-siap.



***







"HEYY!" Ujar seseorang yang tiba-tiba merangkul aku dan Sejeong dari belakang.

"Yak Jeonghan! Mengagetkan saja" Ujar Sejeong ketus.

"Kita makan apa hari ini?" Tanya Jeonghan.

"Tadi Sejeong mengajak untuk makan daging panggang, mau ikut?" Balasku.

"Let's goo!!" Jeonghan mengeratkan rangkulannya dan menarik kami sambil sedikit berlari.

Ya, bisa dibilang kita bertiga sangat dekat. Semenjak hari pertama berkenalan kita menjadi sedekat ini. Aku sangat menyukai mereka berdua. Sejeong yang tegas dan Jeonghan si pencair suasana. Kombinasi yang hebat.

Kami pun berjalan menuju restoran daging panggang terdekat.

Tiba-tiba Jeonghan menepuk pundakku. Aku pun menoleh.

"Kau cantik"

"Terimakasih, bodoh" Balasku sambil tersenyum.

"Kau juga cantik, tapi masih lebih cantik dia" Lanjutnya pada Sejeong.

Sejeong pun menjitak kepalanya.

"Kau pikir kau tampan hah?!?"

Aku pun hanya tertawa melihat tingkah keduanya.

Sesampainya di restoran tersebut, kami memesan tempat untuk bertiga.

Kami menikmati makanan kami sambil sedikit bercanda di sela-selanya. Aku sangat menikmati waktu-waktu seperti ini.






Spring • Junhui ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang