40

2.4K 208 12
                                    

"Will you marry me?"

Aku dengan mata yang sudah mulai basah, berjalan mendekati Jun dan menuntunnya untuk berdiri.

Aku melingkarkan tanganku di lehernya dan mencium bibirnya lembut. Jun yang masih menggenggam kotak cincin pun segera menutupnya dan memasukkannya ke saku celananya. Tangan kirinya kemudian memeluk pinggangku dan tangan kanannya berada di pipiku untuk memperdalam ciuman tersebut.

Setelah cukup lama, Jun melepasnya. Aku mendongak untuk melihatnya.

"Kau belum menjawab pertanyaanku, but i'll take that as a yes" Ujarnya. Aku tersenyum dan menganggukkan kepalaku pelan.

Ia pun kembali menciumku. Kali ini ciumannya lebih lembut dari sebelumnya. Tak lama kemudian ia melepasnya. Ia mengangkatku ke udara dan berputar.

"I'll be yours forever, mrs. Wen!!" Teriaknya. Ia kemudian menurunkanku.

"And i'll be yours, prince" ujarku.

Ia pun kembali berlutut dan memakaikan cincin indah itu di jari manisku.

"You're just like a ray of sunshine in the spring rain
that shines onto my heart
Letting that flower bloom quietly"

Aku menyanyikan lagu Jun yang pernah ia tulis untukku dulu.

Jun yang sudah selesai memakaikan cicinnya pada jariku pun mendongak cepat dan membesarkan matanya.

"Can you sit by my side?" Aku menyanyikan satu baris lagi.

Jun dengan cepat pun berdiri dan mencengkram kedua pundakku ringan dengan tatapan senang.

"K-kau.. ingat??" Tanyanya.

Aku mengangguk sambil tersenyum padanya. Ia langsung memelukku erat.

"Aku sudah gila merindukanmu babyy" Ucapnya.

"Aku senang semuanya bisa kembali" Balasku.

Ia pun melepaskan pelukannya.

"But..how??" Tanyanya lagi.

"Aku tidak sengaja menemukan ini" Ujarku sambil mengangkat usb dari saku ku.

"Lagu yang kau buat untukku itu , setelah mendengarnya kepalaku merasa sangat sakit, seolah-olah dimasuki oleh banyak sekali cuplikan memori. Namun akhirnya aku ingat semuanya" Jelasku.

"Ah, syukurlahh" Ucapnya.

"Ekhem" deham seseorang dari belakang. Aku dan Jun pun menoleh ke sumber suara.

"Seungkwan-ah!" Ujarku sambil menghampirinya. Matanya sudah sembap.

"Kamu menangis??" Tanyaku. Dia hanya tersenyum.

"Aku cuma ga nyangka noona udah bakal punya keluarga baru lagi sekarang, aku juga bakal pulang kan noona? Aku gak mungkin tinggal sama keluarga noona terus" Lirihnya.

"Kamu bakal tinggal sama kita kwan kalau kamu mau, tenang saja" Ujar Jun yang kemudian merangkul ku.

"Jun benar, lagipula aku sudah memikirkan untuk melanjutkan karirku, dan aku butuh kamu, Seungkwan" Ujarku.

"B-benarkahh?? Oh my goshh" Ujar Seungkwan heboh kemudian langsung memeluk aku dan Jun.

"Terimakasihh" Ucapnya lagi.

"Kwan, udah, udah. Pengap dipeluk kamu" Ujar Jun. Seungkwan pun melepaskan pelukannya.

"So, kapan pernikahannya akan diadakan?" Tanya Seungkwan. Aku dan Jun pun bertatapan dan tersenyum.

***

Beberapa minggu kemudian

"Gimana gimana?? Bagus?? Jelek ya?? Oh my god, Seungkwan-ah bagaimana ini??" Tanyaku panik pada Seungkwan di ruang rias.

"Noona, kau terlihat..."

"Anggun sekali" Ujarnya.

Aku tersenyum dibuatnya.

"Okay, okay, aku harus relax, hufftt" Ujarku.



Jun's POV

Aku berdiri disini, menunggu kedatangan wanita yang akan mendampingiku seumur hidupku.

Aku yang sudah mengenakan pakaian rapi, menatap ke arah tangga dengan perasaan gugup sekaligus senang.

Tak lama, seorang wanita dengan gaun serba putih, yang membuat dirinya terlihat begitu anggun dan cantik pun keluar dan menuruni anak tangga dengan perlahan. Ia terlihat indah. Seperti bidadari tanpa sayap.

Aku meneteskan air mataku bahagia.

Wanita itu berjalan ke arahku dengan senyuman cantiknya yang tidak pernah gagal membuatku gila. Aku kembali tersenyum padanya.

Akhirnya ia pun sampai di hadapanku.

Wanita itu menjawab pertanyaan yang menentukan sah atau tidaknya pernikahan ini dengan lancar. Aku pun begitu.

"You may kiss"

Kami mendekatkan wajah kami hingga bibir kami bersatu. Sorak gembira orang-orang terdekat mengisi setiap sudut bangunan itu.

Aku menatap mata indah wanita tercantikku yang menatapku balik. Aku tersenyum. Mengingat semua masa gelap dan terang yang sudah kita lalui bersama. Hingga sampai di titik ini. Dimana aku sudah menjadi miliknya sepenuhnya dan dia sudah menjadi milikku sepenuhnya.

Namun ini bukan akhir dari perjalanan kita. Ini adalah awal dari perjalananku menempuh hidup baru bersama wanita di hadapanku ini.

And she, is my wife.










Tamat.

Spring • Junhui ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang