Chapter 22

2.8K 310 7
                                    

Dont like dont read
.
.
.
.
.

Sasuke menatap datar gadis yang sedang terlelap di atas ranjang.  Ia mengamati gadis itu dengan diam. Memikirkan lagi semua cerita yang di dongengkan naruto. 

Langkah kaki yang tak beraturan terdengar telinga sasuke.  Bungsu uchiha itu tak peduli,hingga sebuah  ujung pedang yang tajam mengalungi lehernya.

"Apa lagi yang sudah kau lakukan padanya sialan ? ".

Sasuke hanya melirik lelaki pirang itu tak peduli.  Ia mendengus jengkel, kenapa klan warewolf  selalu suka mengganggu nya.

"Hanya sedikit hal kecil " jawab sasuke enteng.

Deidara menggeram marah, ia semakin menekan pedangnya yang mengalungi leher vampire itu.  Ino yang berdiri di belakang kakaknya segera memasang barrier jikalau terjadi pertumpahan darah nanti.

Barrier  berbentuk bulat berwarna ungu terang mengelilingi rumah sakura.  Membuat sekeliling rumah sakura aman.

Ino melihat vampire itu bersikap santai.  Tak sedikitpun gentar ataupun takut dengan pedang deidara yang bisa memenggal kepalanya kapan saja.

Seakan mengerti pikiran ino, sasuke tertawa meremehkan.. "Hanya pedang rongsok seperti ini tidak akan bisa membuat ku mati nona pirang ! ".

Ino terkesiap kaget, vampire itu bisa membaca pikirannya.  Ino beralih menatap deidara yang semakin murka setelah mendengar ejekan sasuke.  Dengan lembut, ino meraih tangan deidara yang memegang pedang, di tariknya perlahan lengan deidara, agar kakaknya itu mau melepaskan pedangnya.

"Kakak, hentikan !!  Jangan membuat keributan di depan sakura ".

Deidara berdecih kesal.  Tapi ia tetap menuruti adiknya.  Ia menarik tangannya, memasukan kembali pedang itu ke telapak tangannya.

Sasuke meregangkan lehernya yang kaku.  Warewolf  sialan itu benar-benar niat ingin membunuhnya.

"Aku tanya sekali lagi, apa yang sudah kau lakukan padanya ? " deidara bersidekap, menatap sasuke dengan tatapan tajamnya.

"Hanya ingin memastikan sesuatu " sasuke mengangkat kedua bahunya acuh.  Ia duduk di samping ranjang tempat sakura berbaring.  Di singkirkannya helaian merah muda yang menutupi kening lebar gadis itu.  Sasuke meletakan telapak tangannya di atas kening sakura, memancing tanda kutukan itu agar muncul lagi.

Deidara dan ino saling berpandangan, mereka bingung apa yang sedang di lakukan oleh sasuke.  Hingga keduanya terbelalak ketika tanda segi empat bercahaya putih muncul di kening sakura.

"Aku tahu kenapa kalian selalu melindunginya.. " sasuke menoleh menatap deidara dan ino bergantian.

Deidara pulih terlebih dahulu dari rasa terkejutnya.  Ia memandang marah sasuke.. "Bagaimana kau bisa tahu sialan ? ".

Sasuke tertawa, tawa puas karena melihat raut warewolf  sialan itu sedikit ketakutan.

"Tidak penting aku tahu dari mana.  Yang jelas mulai saat ini kalian tak akan bisa melukai ku.  Karena.. " sasuke menjeda ucapannya, benaknya mengingat perkataan naruto.

"Penawar kutukan?? " sasuke tertegun tak percaya.  Benarkah ayahnya mau repot memberikan anugerah sebesar itu.

Naruto menganguk mantap.  Ia meluruskan punggungnya, menatap intens sasuke yang kini terlihat kebingungan.

"Apa penawarnya?? ".

Naruto tersenyum kecil, pertanyaan inilah yang paling di tunggunya. 

"Penawarnya adalah..

"Tubuh dan darah ku adalah penawar kutukannya ".

Tbc

The Love Offer Of The DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang