Chapter 27

3.4K 295 9
                                    

"Menjadikannya pengantin mu?? " beo deidara yang belum paham maksud perkataan sasuke.

Sasuke berdecih,memandang deidara dengan mencemooh.. "Aku harus menjadikannya pengantin ku agar keselamatannya bisa terjamin doggy".

Deidara hendak melesat menyerang sasuke lagi, tapi entah kenapa tubuhnya mendadak tak bisa di gerakkan. Deidara mendongak menatap sasuke, kedua netra vampire itu berubah warna menjadi merah darah.

"Berhentilah membuat ku terpaksa harus melukai tubuh tak berguna mu itu warewolf sialan".

Deidara menggeram marah. Ia tak akan pernah terima dengan setiap olokan sasuke padanya. Tapi apa yang di katakan sasuke memang ada benarnya, sampai mati pun deidara tak akan bisa menang melawan vampire paling terkuat  di alam semesta ini.

"Lakukan apapun yang bisa menyelamatkannya" lirih ino menatap sedih keadaan sakura yang sedang tersiksa di alam mimpinya.

"Aku lebih suka dengan cara berfikir adikmu doggy" ejek sasuke yang selalu membuat deidara naik pitam.

Deidara melengos ke arah lain, tak mau terpancing emosi dengan semua ejekan sasuke.

Sasuke mengangkat kedua bahunya tak peduli melihat deidara tak merespon ejekannya. Dengan santai, vampire tampan itu menduduk kan dirinya di atas lantai sebelah ranjang sakura. Sasuke duduk menyilangkan kedua kakinya, kedua tangannya saling mengait ke depan, memejamkan matanya seraya membaca sebuah mantra yang sudah ia pelajari beberapa tahun lalu.

Sebuah kabut tipis menyelimuti tubuh sasuke, tak lama kemudian sasuke merasakan kantuk yang sangat berat, sasuke membiarkan kegelapan menelannya.

Deidara dan ino melihat kabut itu perlahan menghilang, menyisakan sasuke yang kini telah tertidur lelap dengan posisinya yang masih terduduk. Kedua kakak beradik warewolf itu saling berpandangan, dalam hati mereka berdoa dan berharap agar sasuke bisa membawa kembali sakura.

Sasuke merasakan tubuhnya melayang di udara. Ia membuka netra hitamnya, memandang sekeliling alam mimpinya yang berwarna hitam. Seorang vampire tak pernah memiliki mimpi dalam tidurnya kecuali mereka bukan vampire murni.

Sasuke menangkupkan kedua telapak tangannya, membaca mantra.

"Wahai peri mimpi, aku memanggil mu".

Tak lama sesosok kecil maklhuk bersayap kuning muncul di depan sasuke. Maklhuk kecil itu duduk bersimpuh memberi hormat pada vampire murni keturunan uchiha.

"Hormat hamba my lord, ada gerangan apa anda memanggil saya?".

Sasuke menyilangkan kedua tangannya ke belakang tubuh, di tatapnya penuh intimidasi peri mimpi yang berlutut di depannya... "Bawa aku masuk ke dalam mimpi gadis bernama haruno sakura".

Peri kecil itu mendongak, lekas ia berdiri.  Membuka satu telapak tangan kecilnya, cahaya kuning muncul dan di susul dengan wajah tidur sakura yang terlihat tak tenang.

"Apa gadis ini yang anda maksud my lord? ".

"Hn".

"Baiklah my lord, mohon ikuti saya".

Setelah mengatakan hal itu, sang peri kecil pun merentangkan sayapnya  menjadi lebih besar, memerangkap sasuke dengan kedua sayapnya, dan sedetik kemudian tubuh mereka menghilang di gantikan rontokan bulu sayap sang peri yang berwarna kuning.

Sasuke merasakan hawa panas yang tak mengenakan di sekeliling tubuhnya. Ia masih berada di dalam kukungan sayap kuning peri kecil itu.

"Sepertinya akan sulit untuk bisa masuk ke sana my lord" ujar peri itu seraya melepaskan sasuke dari kukungan sayapnya.

Peri kecil itu baru saja membawa sasuke dengan berteleport menuju alam mimpi sakura.

Di depan sasuke berdiri sebuah Barrier hitam yang memang sengaja di pasang agar tak ada yang bisa menolong sakura.

Sasuke menyentuh barrier itu, sengatan listrik di rasakan tangannya. Sasuke mengernyitkan dahinya, ia seperti mengenali pelindung yang terpasang ini.

Entah milik siapa, tapi terasa sangat familliar.

"Kau tak bisa membawa ku kesana?? "

Peri kecil itu berlutut meminta ampun.. "Ampun my lord. Barrier ini bukanlah pelindung biasa. Seseorang yang mempunyai kekuatan di atas maklhuk seperti kamilah pemiliknya".

Sasuke menganguk mengerti. Memang bisa di rasakan pemilik barrier ini bukanlah maklhuk biasa.

"Pergilah, biar aku yang mengurusnya" titah sasuke mengusir peri kecil itu.

Sang peri kecil menganguk mantap.. "Hamba permisi my lord".

Peri kecil itu menghilang, meninggalkan sasuke yang menatap kepergiannya dengan tatapan datar.

Mengalihkan atensinya, sasuke menatap sekali lagi Barrier hitam di depannya. Ia berdecak sebal karena harus melakukan hal yang merepotkan hanya untuk menyelamatkan gadis yang terikat takdir dengannya.

Sasuke mundur dua langkah, ia menggigit telapak tangannya sendiri, membuat luka yang mengeluarkan darah vampire murni di dalam tubuhnya. Sasuke bertaruh dengan percobaan yang akan ia lakukan, jika benar pembuat barrier ini adalah seseorang yang sasuke kenal, pasti apa yang akan ia lakukan saat ini bisa menghancurkan dinding hitam di depannya.

Sasuke memejamkan kedua matanya, sedetik kemudian ia membukanya kembali dan kini kedua netranya berganti dengan netra merah dengan tiga titik tamoe yang berputar. Bungsu uchiha itu menempelkan telapak tangannya yang berlumuran darahnya sendiri ke barrier tersebut, sengatan listrik yang tadi ia rasakan kini tak lagi di rasakannya. Sasuke membuat sebuah pola rumit di sana menggunakan darahnya, setelah selesai, lelaki bersurai hitam itu membaca sebuah mantra penghancur dan bersamaan dengan itu simbol rumit yang ia gambar tadi mulai bercahaya.  Bunyi retakan terdengar,di susul tempat sasuke berpijak saat ini juga ikut bergetar.

Sasuke tak menghiraukan semua itu, ia tetap fokus melanjutkan membaca mantra. Hingga suara pecahan yang memekakan telinga menusuk pendengaran sasuke bebarengan selesainya ia membaca mantra.

Barrier itu hancur berkeping-keping.

Sasuke mengepalkan kedua tangannya, ia berdesis muak dan tak menyangka menyebut nama seseorang yang ia curigai.

"Itachi, apa yang telah kau lakukan brother?? ".


Tbc

The Love Offer Of The DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang