Chapter 8

5.4K 367 2
                                    

Dont like dont ride
.
.
.
.
.
.

Manhattan - New york,Amerika serikat

"Apa kau sudah menemukannya ?" tanya seorang gadis pirang kepada kakak laki-lakinya. Ia menghadang tubuh sang kakak yang hendak masuk ke rumah setelah seharian menghabiskan waktunya untuk mencari seseorang di luaran sana.

Sang kakak menghela nafasnya lelah,ia tetap berjalan masuk ke dalam rumah mengabaikan sang adik yang sekarang malah mendengus kasar karena merasa di abaikan,meskipun begitu ia tetap mengikuti sang kakak dari belakang yang sedang berjalan menuju ruang keluarga.

Sang kakak duduk di salah satu sofa yang tersedia di sana,menatap kosong pandangan di depannya.

"Kakak..." panggil sang adik lembut,ia tahu kakaknya pasti sangat khawatir sekarang. Begitupun juga dengan dirinya,ia juga sangat khawatir dengan seseorang yang sedang mereka cari sekarang. Seseorang itu sudah menghilang dua hari yang lalu,dan sampai saat ini mereka belum menemukan petunjuk apapun dimana orang itu berada.

Gadis pirang itu memejamkan matanya,mengenyahkan pikiran-pikiran buruk yang akan terjadi jika berita hilangnya orang itu sampai ke benua seberang. 'Shit,bagaimana kalau sampai Lord tau kejadian ini ?? Oh god,bisa-bisa kepala mereka di penggal ' batin gadis pirang ketakutan.

"My sister...."

Panggilan kakaknya menyadarkan kembali kesadaran sang gadis pirang,ia menggelengkan kepala pirangnya pelan guna menjernihkan pikirannya.

"Yaa kakak..." jawab gadis pirang dengan lirih.

Sang kakak meliriknya sebentar dan berkata..."aku belum menemukannya,tapi..."

Sang adik mengernyitkan dahinya,bingung kenapa kakaknya menggantungkan ucapannya. Tapi apa yang ia dengar selanjutnya,membuatnya sukses membelalakan kedua matanya lebar.

"Aku mencium samar bau vampire disana ".

Dan mereka tahu,bahwa semua ini akan menjadi lebih rumit dari sebelumnya.

***

"Sampai kapan aku harus bertahan dengan tubuh kecil seperti ini ?" gerutu pemuda tampan berambut merah kepada kedua kakaknya.

"Terimalah nasibmu untuk saat ini dude !!" ujar kakak perempuannya.

"Aku saja tidak pernah menggerutu dengan keadaan sekarang,padahal seingatku kau lah yang menyebabkan kita berdua menjadi seperti ini " sindir kakak laki-lakinya.

Sang pemuda berambut merah mendengus jengkel mendengar perkataan kedua saudaranya,ia lebih memilih mengabaikan mereka berdua dan mempercepat larinya. Yeah saat ini mereka bertiga sedang berlari melintasi atap rumah penduduk kota new york satu persatu guna mencari keberadaan seseorang yang sudah selama dua hari ini menghilang.

Kenapa mereka harus berlari melintasi atap seperti itu?? Bukannya mengendarai kendaraan seperti manusia lainnnya ??? Well,jawabannya hanya satu,karena mereka bukan manusia.

Si kakak laki-laki berambut coklat dengan garis-garis aneh di pipinya mendadak berhenti,sontak hal itu membuat kedua saudaranya yang lain juga ikut menghentikan langkahnya.

"Ada apa brother ?" tanya pemuda berambut merah.

"Samar-samar aku mencium bau vampire di sekitar sini" jawab si kakak laki-laki.

Tubuh pemuda berambut merah itu berubah kaku mendengarnya..."apa mungkin dia di bawa oleh mereka ?" tanya pemuda itu kepada kedua kakaknya.

Si kakak laki-laki menggelengkan kepalanya.."entahlahh,aku hanya mencium bau vampirenya".

Sang pemuda berambut merah mengumpat kasar.." shit..brengsek.. para vampire itu selalu mencari masalah !!".

Si kakak perempuan yang sedari tadi diam kini mengeluarkan suaranya..." berhentilah mengumpat boy,kau tau aku tidak menyukainya".

Pemuda berambut merah itu memutar kedua bola matanya bosan mendengar teguran kakaknya.

Mengabaikan perilaku tidak sopan adik bungsunya,si kakak perempuan berkata..."kita pulang saja,cukup sampai disini dulu untuk pencarian kali ini ".

Kedua adiknya menganguk patuh dan mereka bertiga kembali mulai berlari menembus gelapnya malam.

***

Dua orang gadis cantik sedang berada di sebuah ruangan mewah yang berfungsi sebagai ruang keluarga . Satu gadis cantik berambut panjang lurus berwarna indigo,dan satunya lagi berambut coklat yang selalu di cepole menjadi dua.

Mereka berdua saat ini sedang menunggu kepulangan seseorang yang sedang melakukan pencarian penting di luar sana. Ini sudah hari kedua,dan pencarian itu sama sekali belum menemukan hasil.

Suara deritan pintu mengejutkan mereka berdua,mereka menoleh ke asal suara dan melihat seorang pria tampan berambut panjang sedang berdiri di sana dan menatap datar mereka .

Gadis berambut indigo itu berdiri dan berjalan menghampiri pria itu,tampak raut khawatir menghiasi wajah cantiknya.

"Kakak,bagaimana...?" tanya si gadis indigo.

Pria berambut panjang itu menatap sekilas wajah adiknya,ia berjalan masuk ke tengah ruangan dan duduk di sofa depan gadis bercepol dua.

Si gadis indigo mengikuti kakaknya dan juga ikut duduk kembali di tempatnya semula,di sebelah gadis bercepol.

"Aku belum menemukannya.." ujar si pria pelan.

Kedua gadis itu menghela nafas secara bersamaan,mereka kecewa,tentu saja.

"Aku mencium bau vampire disana" lanjut si pria.

Perkataan itu sontak membuat kaget dua gadis di depannya. Si gadis indigo pulih terlebih dahulu dari rasa kagetnya,ia berkata..."vampire ?? Apa kakak yakin ??? Apa yang mereka lakukan disini ???".

Si pria mengusap wajahnya lelah,dua hari ini benar-benar menguras keras tenaganya. Bukan hanya tenaga manusianya saja terkuras,tapi juga tenaganya yang lain.

"Entahlah...aku hanya menciumnya samar-samar".

"Apa mungkin dia di bawa oleh mereka ?" kali ini gadis bercepol yang berbicara.

Tubuh mereka menegang secara bersamaan,dan mereka tau,jika sampai itu terjadi,berarti mereka akan mendapat masalah besar.

🌼🌼🌼

The Love Offer Of The DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang