1. Beware of the Dogs

61.6K 5.4K 1K
                                    

SUDAH menjadi tradisi bagi murid SMA Alegria untuk mengalihkan perhatian dari segala kegiatan yang sedang mereka lakukan saat geng rebel yang diketuai oleh Wong Yukhei berada di dekat mereka. Tetapi, cerita ini tidak akan mengisahkan ketua geng paling nakal satu sekolah itu. Oh tentu saja tidak.

Ini tentang salah satu dari ketujuh antek-anteknya.

🐕

"Lihat! Bajingan ini seenaknya menyelang barisan orang!" Ketujuh temannya langsung menoleh serempak saat Lee Jeno berseru dengan suara yang lumayan nyaring.

"Berani sama kita?" Samuel Kim langsung menarik kerah baju si bajingan, sedangkan Jeno dan Yukhei sudah bersiap-siap hendak menyerang jika bajingan itu memberontak. Manusia-manusia di kantin hanya memandangi mereka dengan berbagai macam ekspresi tanpa berniat untuk menolong atau memberitahu guru.

"Oh. Namanya Jisung? Baru kelas sebelas ya, dik? Kok sudah belagu?" Hwang Hyunjin menghempaskan bocah bertubuh kurus itu setelah menarik kemeja seragamnya untuk melihat name tag yang terpasang di dada kirinya.

"Mainnya keroyokan! Gak berotak! Sini si Jeno saja suruh maju! Kita berdua yang punya urusan! Yang lain gak perlu ikut campur." Jisung menunjuk Jeno dengan dagunya tanpa rasa takut. Hal itu memancing tawa kedelapan anggota geng rebel. Salah satu dari mereka yang bernama Lai Guanlin mendorong Jeno maju ke depan.

"Serang, Jen. Kecil itu mah."

Dan perkelahian terjadi di antara keduanya. Jisung terhempas ke salah satu meja hingga siswi yang sedang duduk di sana memekik. Jeno tersenyum miring. Tentu saja ia akan menang. Jisung kurus sedangkan dirinya kekar berotot.

"Gak usah sok jagoan!" Jeno baru saja mengangkat tangannya hendak meninju wajah Jisung saat dirinya mundur beberapa langkah karena pukulan yang menghantam rahangnya.

"Kamu yang gak usah sok jagoan."

Jeno menatap orang di hadapannya sambil mengelus rahangnya yang ditinju dengan keras, sepertinya rahangnya itu akan memar dan ia akan membuat lelaki kekurangan gizi di hadapannya ini menyesal telah meninjunya.

"Punya hobi kok aneh, Na. Ikut campur urusan orang terus." Jeno mendekat ke arah orang yang barusan meninju rahangnya dan menatapnya tepat di mata. Pemuda yang dipanggil Na itu menatap Jeno dengan tatapan berapi-api, tidak ada takutnya. Ia adalah teman sekelas Jeno dari kelas 10 dan dirinya sudah muak dengan segala kelakuan geng rebel yang menganggap mereka adalah orang paling keren sedunia.

"Banyak gaya! Otak udang! Tolol!" Pemuda bernama lengkap Na Jaemin itu mendorong wajah tampan di hadapannya dengan kasar saat Jeno semakin mempersempit jarak di antara mereka. Ia menarik tangan adiknya dan berkata dengan lantang sebelum meninggalkan kantin, "Makanya Jisung, waspadalah terhadap anjing galak!"

Hal itu menyebabkan manusia-manusia yang berkumpul di kantin tertegun karena baru pertama kali melihat seseorang melawan geng paling ditakuti di sekolah itu.

Terlebih orang itu adalah Na Jaemin, berandal paling manis sedunia.

🐕

Karena kejadian di kantin tadi, Jeno dan Jaemin berakhir di bawah tiang bendera dengan guru paling killer yang mengawasi mereka dari meja piket. Mentari siang ini begitu menyengat. Entah karena cuaca yang memang terik atau karena sedang ditugaskan sekolah untuk menghukum kedua anak laki-laki yang sedang berdiri di bawah teriknya. Tetapi sepertinya itu tidak mungkin.

Dua anak adam itu tidak saling menatap dan berbicara sedari tadi. Bahkan mungkin tidak peduli terhadap kehadiran satu sama lain. Yang satunya merasa tersaingi kenakalannya dan yang satu lagi memang tidak peduli.

Mari mengenal mereka lebih dalam.

Na Jaemin murid pembangkang paling manis yang ada di dunia. Itu yang selalu dikatakan oleh para lelaki di sekolah dan kenyataannya memang benar. Penggemarnya kebanyakan laki-laki karena wajahnya yang manis dan tubuhnya yang lumayan kecil.

Sedangkan yang satunya adalah Lee Jeno —berandalan "normal" yang suka melanggar peraturan, memiliki geng, ikut balapan, merokok, billiard setiap malam, dan berbagai kegiatan lain untuk mengisi masa muda. Berbeda dengan Jaemin yang lebih suka menyendiri dan memang memiliki sifat pembangkang dari lahir, bukan karena pergaulan. Walaupun terkadang ia mau-mau saja diajak nakal bersama anak-anak lelaki yang lain.

Selain kenakalan yang disebutkan di atas, tidak jarang juga Jeno bertengkar dan menindas orang lain —tentu saja bersama gengnya, geng rebel paling bodoh sedunia. Itu yang dikatakan Jaemin jika salah satu dari mereka mengatakan bahwa Jaemin adalah berandal paling manis sedunia.

Jaemin dan Jeno sebenarnya sekelas tetapi mereka tidak begitu dekat bahkan mereka hanya saling berbicara saat sedang dihukum bersama, itupun hanya adu mulut. Bahkan Jaemin yang dari kelas 10 selalu duduk di barisan belakang sekarang lebih memilih duduk di barisan paling depan karena singgasananya sudah dijajah oleh geng-geng Jeno dan Jaemin tidak akan pernah mau dekat-dekat dengan Lee Jeno yang menurutnya paling menyebalkan di antara mereka semua.

"Ini semua karena kamu yang suka nindas orang lain. Lihat, aku juga kena akibatnya." Lelaki yang lebih kecil membuka suara setelah menit-menit keheningan menyelimuti mereka.

Jeno menatap Jaemin sekilas sebelum menjawab, "Anggap saja itu hukuman karena kamu ninju rahangku."

Jaemin tidak menjawab dan keheningan kembali menyelimuti mereka selama beberapa menit sebelum Jeno membuka suaranya lagi, "Pantas adiknya begitu. Orang kakaknya modelan maung."

Entah tidak mendengar atau memang tidak peduli, Jaemin lebih memilih untuk memperhatikan burung-burung gereja yang berterbangan di sekitar atap. Burung-burung itu terkadang turun dan berjalan-jalan di sekitar Jeno dan Jaemin lalu terbang lagi ke atas setelah beberapa detik.

Tidak terasa bel istirahat kedua telah berbunyi pertanda hukuman mereka telah selesai. Jeno menunggu teman-temannya di depan kantin sedangkan Jaemin membeli sebotol air mineral untuk dibawanya ke tempat favoritnya. Ia menabrak bahu Jeno terlebih dahulu sebelum melangkahkan kakinya menuju lapangan belakang sekolah yang sudah tak terpakai. Di sanalah tempat Jaemin biasanya menyendiri, menikmati semilir angin yang meniup helai demi helai rambut karamelnya. Terkadang Jisung akan menghampirinya dan mereka akan menghabiskan brother time bersama.

Bibir ranum itu bergerak menyenandungkan lagu On My Own dari Ashes Remain, sesekali tangannya bergerak mengelus kepala anjing liar yang sering masuk melalui gerbang belakang sekolah yang selalu terbuka separuh.

Jaemin suka anjing. Tapi dia tidak suka Jeno. Hal itu membuat senyuman kecil terlukis di wajah manis itu saat membayangkan Lee Jeno menjadi seekor anjing yang penurut. Mungkin itu lebih baik daripada menjadi manusia yang bertingkah laku seperti binatang —beringas dan kasar.

Walaupun Jaemin sendiri juga cenderung kasar terhadap orang-orang yang tidak disukainya tetapi kalian harus tahu, dialah berandal paling baik sedunia. Tahu kenapa? Nanti seiring cerita ini berjalan juga kalian akan tahu sendiri.

Segini dulu, nanti lanjut lagi. Jaeminnya sudah tertidur dengan kepala diletakkan di atas lututnya. Bangunnya nanti jika bel pulang sekolah sudah berbunyi.

🦄

[✓] jeno 2016 | nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang