AKU masuk ke kamar dan Jeno ngikutin sambil bawa si Cobra. Aku suruh dia tinggalin Cobra di sofa ruang tamu dan dia nurut. Kami duduk di atas tempat tidur habis itu. Keadaannya canggung sumpah. Aku sama dia cuma main handphone. Tapi tiba-tiba Jeno ngomong sambil ngetik, "Tutorial bikin anak."
"Emangnya gak ngerti?" Tanyaku sambil nahan tawa.
"Pura-pura gak ngerti aja."
"Biar apa?"
"Biar gak langsung nyerang. Nanti kamu kaget."
"Hahaha. Biarin."
"Ya udah. Pertama buka baju."
Aku nurut, "Udah. Terus?"
"Buka mulut. Aku juga buka mulut."
Dan dia nyium aku. Lumayan lama. Tangan dia di pinggang aku dan tanganku di kepalanya, mengusap luka melintang di pelipisnya. Kasihan loh calon suami aku.
"Terus abis itu apalagi?" Tanyaku setelah ciumannya berakhir.
"Aku telepon ayah dulu. Nanya."
"Hahaha! Gak usah!"
"Kenapa? Kan ayah ngerti cara bikin kau sama si Jisung."
"Nanti dimarahin!"
"Apa aku telepon ayah Chenle aja? Tanya cara bikin Chenle."
"Gak usah juga!"
"Ya udah. Langsung aja."
Dan aku serahin semuanya ke Jeno.
🤴🤴🤴
Paginya seperti yang Jeno ceritain ; naik motor ke sekolah sambil bercandaan. Tapi pas sampai di sekolah aku baru sadar kalau Jeno tidak bawa tas.
"Kamu gak bawa tas, Jen?"
"Gak lah. Orang aku ke rumah kamu gak bawa apa-apa. Seragam aja pinjam punya Jisung."
"Ih. Temen-temen kamu pada bawa buku gak?"
"Gak. Minjem kamu aja hahaha."
"Aku aja cuma bawa buku 1."
"Oh iya kan Na Jaemin berandal."
Untungnya hari itu pelajarannya dipotong karena mau rayain ulang tahun Pak Chanyeol. Dia wali kelas aku.
Jam 12 siang kita ke ruang guru ramai-ramai sambil bawa kue dan balon
"Happy birthday bapak!"
"Selamat ulang tahun papi!"
"Happy birthday pak! Yak mantap! Makin mendekati ajal!" Kata Lucas sambil nyodorin 2 batang rokok ke mulut Pak Chanyeol. Diterima lagi sama Pak Chanyeol. Orgil.
Aku duduk doang di pinggir sama Haechan terus Mark nyamper katanya mau foto sama-sama buat story Instagram. Dan percayalah habis itu Instagram penuh dengan muka Pak Chanyeol. Cuma Jeno doang yang storynya beda.
Aku balas, "Heh! Pak Chanyeolnya manaaaaa hahaha."
"Gak tahu, Jaemin. Hilang." Gitu katanya. Habis itu dia ajak aku ke Teh Chitta bareng sama geng rebel.
Di sana kita ngobrol-ngobrol tentang Mark dan Haechan, tentang kepala Jinyoung yang pernah bocor kena linggis, tentang aku yang tiba-tiba jadiannya sama Jeno, dan tentang Teh Chitta yang mau pindah.
"Iya, teteh mau pindah ke tempat yang lebih gede. Di sini sempit. Gerah." Teh Chitta ngipas-ngipas pakai baju tipisnya.
"Yah. Padahal teteh adalah teteh terbaik yang pernah saya kenal." Kata Samuel.
"Emang teteh siapa aja yang kau kenal?" Tanya Rocky.
"Teh Chitta doang."
"Jeh."
Aku ketawa. Pokoknya aku bakal ketawa ke semua hal yang keluar dari mulut Samuel karena aku sayang dia kayak aku sayang Jisung.
"Hahaha. Teteh bakal kangen kalian. Terutama si Jeno, Mark, sama Lucas tuh yang suka rusuhin teteh sama anak teteh."
"Eh, jangan salah. Kita gak cuma ngerusuh. Dulu kita juga pernah bantuin benerin genteng teteh pas roboh ketiup angin." Kata Mark.
"Oh iya. Hahaha." Teh Chitta ketawa-ketiwi. Lucu lihat dia. Polos. Pantas sering digangguin geng rebel.
"Dulu inget gak yang aku sama Mark selamatin teteh pas nyemplung ke sumur?" Tanya Jeno.
"Heh! Teteh mah gak pernah nyemplung ke sumur!" Teh Chitta mengerutkan dahinya.
"Ya teteh pingsan! Makanya gak tahu!"
"Oh iya kali ya? Sue!"
Aku ketawa karena tahu Jeno pasti bohong.
Kita tidak lama-lama di Teh Chitta karena harus kembaliin motor Jisung. Anak itu mau pakai ke pameran buku. Biarpun nakal dia juga suka buku loh.
Aku diantar sampai ke depan pintu rumah sama Jeno. Dia nyapa ayah yang kebetulan baru sampai rumah juga.
"Yah!" Iya. Dia sekarang manggilnya udah bukan om lagi.
"Eh Jeno? Ngapain? Main?"
"Nganter si kakak." Jeno nunjuk aku.
"Oh. Makasih."
"Iya. Sama-sama."
Ayah masuk ke dalam rumah dan aku sama Jeno senyum-senyum di luar.
"Aku mau pulang."
"Iya." Kataku.
"Kamu jangan apa?"
"Jangan sakit kan?" Aku senyum.
"Iya."
"Kamu naik apa?"
"Naik angkot, Jaemin."
"Hati-hati."
"Baiklah." Katanya.
"Aku suka Lee Jeno."
"Aku juga suka kamu."
Dan hari itu berakhir dengan sangat menyenangkan tetapi mengingat bahwa Teh Chitta mau pindah bikin aku sedih lagi. Terima kasih Teh Chitta yang baik hati, yang telah membantuku mengenal Jeno dengan lebih baik. Warungmu akan menjadi tempat paling penuh kenangan dan kami akan mengenangnya sebagai Chitta's Coffee and Pasta yang tidak akan pernah hilang dari ingatan.
🤴🤴🤴
Bonus foto Teh Chitta bersama calon menantu dan ketua geng rebel yang super buaya.
🦄nanapoo
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] jeno 2016 | nomin
Fanfictionーᴛᴀʜᴜɴ 2016, na jaemin sang berandal paling manis sedunia jatuh dalam pesona lelaki yang akan menaikkan level rokoknya dari sampoerna ke marlboro saat sudah menginjak usia tujuh belas. [beberapa chapter akhir diunpublish demi kepentingan penjualan b...