TAWA Jaemin dan kekhawatiran Jeno menghiasi perjalanan pulang mereka. Jaemin senang bisa mengendarai motor besar lagi dan Jeno memandangnya khawatir dari atas motor matic Jisung.
"Jeno! Aku senang kamu mau tukeran!" Jaemin berteriak saking senangnya.
"Kapan-kapan jangan lagi ya!"
"Kenapa?!"
"Masa aku ganteng bawa motornya matic! Gak keren!"
"Belagu!"
"Gak usah teriak, cantik! Sekomplek pada lihat ke kita!"
"Kamu juga teriak, ganteng! Eh! Biasa saja ah! Gak ganteng!"
Jeno tersenyum sambil mengendarai motor Jisung ke kiri dan ke kanan seperti orang mabuk.
"Bu, saya dibilang ganteng sama Na Jaemin." Kata Jeno ke 2 orang ibu-ibu yang sedang berjalan di pinggir.
"Hahaha! Lagi jatuh cinta ini mah!" Kata si ibu yang bernama Hyoyeon. Sedangkan Bu Sooyoung di sebelahnya hanya tertawa saja.
"Bohong dia, buuuuu!" Jaemin tersipu malu.
"Hahaha. Mari, bu." Jeno tersenyum dan berpamitan sebelum melesat pergi lagi bersama Jaeminnya.
🌜🌛
"Oh. Jadi ini yang suka buat anak saya galau?" Siwon terkekeh diiringi wajah panik anak manisnya.
"Lah, saya mah sayang Jaemin, Om. Salah orang kali."
"Ayaaaaaahhh~" Jaemin si berandal merajuk sambil memeluk lengan ayahnya.
"Ayaaaaaahhh~" Jeno meniru kata-kata Jaemin sambil melepas sepatunya dan meletakkannya di bawah rak.
"Hahaha. Bener kata Jisung, Kak. Jeno lucu." Ujar Siwon sambil menyisir rambut anak manisnya itu dengan jari-jari panjangnya.
"Om lebih lucu." Jawab Jeno.
"Lah memang saya ngapain?" Siwon terkekeh.
Jeno hanya tertawa saja. Kebiasaannya kalau sedang malu-malu.
"Masuk, Jen." Siwon tersenyum ramah dan dibalas senyuman sopan oleh Jeno.
"Kakak, siapin minum buat pacarnya."
"Iya, ayah." Jawab Jaemin sambil berjalan ke dapur dan menyiapkan 2 gelas sirup untuk 2 lelaki kesayangannya.
"Makasih, kakak." Kata Jeno yang membuat Jaemin dan Siwon tertawa.
"Ikut-ikutan saja kamu ini." Siwon menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kelakuan lelaki tampan dengan otak miring itu.
Dan malam itu menjadi milik Na Siwon dan Lee Jeno yang membahas Rafael Nadal sampai jam 12 malam.
🌜🌛
"Lama-lama aku dijadiin anak sama ayah kamu." Kata Jeno sambil naik ke atas motornya. Ia hendak pulang dan Jaemin mengantarnya sampai ke pagar.
"Hahaha! Gak mau akunya!"
"Kenapa?"
"Nanti gak bisa nikah!"
"Aku rela melanggar hukum buat nikah sama kamu."
Jaemin hanya tertawa saja.
"Kamu harus janji nanti kita nikah." Jeno mengangkat jari kelingkingnya.
"Iya." Jaemin tersenyum dan mengaitkan jari kelingking mereka.
"Harus ditepatin." Jeno tersenyum lembut. Ia hanya takut jika Jaemin nantinya tidak bisa menepati janji itu.
"Doain."
Jeno memejamkan matanya tanpa melepaskan kaitan jari mereka, "Tuhan, semoga Engkau memperkenankan Na Jaemin menikah dengan makhluk-Mu yang jauh dari kata sempurna ini."
"Amin."
"Ya sudah. Aku pulang ya, kakak."
"Hahaha! Jeno, sini deh."
"Apa?"
Jeno dapat merasakan kedua tangan Jaemin menangkup wajahnya dan membawanya ke dalam sebuah ciuman hangat. Hanya 2 detik dan Jaemin langsung melepaskannya sambil tersenyum malu.
"Hehehe. Aku—" Jeno menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Kenapa?" Tanya Jaemin.
"Aku mau pingsan." Jeno tertawa. Ia sedang malu-malu sekarang.
Jaemin ikut tertawa. Wajah mereka semakin mendekat dan kedua ciptaan Tuhan yang sedang kasmaran itu tertawa bahagia dengan hidung mereka yang sudah saling bersentuhan.
"Nanti aku mau cerita ke Lucas ah." Kata Jeno.
"Gimana?"
"Dulu Jaemin gak mau dicium, sekarang dia yang cium aku duluan! Hahaha!"
"Ceritaiiiiiinnn." Jaemin tersenyum.
"Iya, Jaemin."
"Eh Jeno. Aku mau lagi!"
"Hahaha. Sini."
Dan kedua bibir itu kembali menyatu dalam rangkulan gelap malam dan sinar rembulan di kejauhan.
🌜🌛
Jisung lagi gak ada di rumah soalnya lagi main sama Chenle.
Oh iya ngomong-ngomong ada yang penasaran pengen liat Jeno-Jaemin di sekolah saya gak? Kalo ada nanti saya mau kasih cuplikan foto mereka wkwkwkkk.
🦄nanapoo fujoshi akut
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] jeno 2016 | nomin
Fanfictionーᴛᴀʜᴜɴ 2016, na jaemin sang berandal paling manis sedunia jatuh dalam pesona lelaki yang akan menaikkan level rokoknya dari sampoerna ke marlboro saat sudah menginjak usia tujuh belas. [beberapa chapter akhir diunpublish demi kepentingan penjualan b...