PAGI itu seperti biasa Jaemin tersenyum pada Jeno karena kata-kata yang dilontarkannya.
"Boleh ga aku gantiin dia di otak kamu?"
"Siapa?"
"Si T."
Jaemin tertawa. Mereka memang menyebut tumor yang ada di otak Jaemin dengan sebutan si T. Alasannya supaya orang lain bingung. Sudah banyak orang yang terjebak dalam teori konspirasi setiap Jeno dan Jaemin mengatakan Aku malas sama si T atau jangan sampai si T bikin hubungan kita rusak.
"Aku suka lihat senyum kamu." Ujar Jeno di tengah tawa Jaemin.
"Keren ya?" Tanya Jaemin sambil tersenyum.
"Manyz."
"Alay."
"Pokoknya kamu jangan jadi hantu. Nanti senyum kamu gak bisa dilihat. Kecuali kalau akunya indigo."
"Tenaaaang. Gak bakal jadi hantu."
"Amin."
Setelah itu Jaemin sengaja senyum-senyum ke Jeno dengan berbagai pose dan Jeno kali ini benar-benar yakin bahwa ia adalah siswa paling beruntung di SMA Alegria karena Jaemin akan memasang wajah sedingin es jika berhadapan dengan orang lain.
"Mohon maaf nih para guru. Saya mau langgar peraturan sekolah dulu." Kata Jeno sebelum menempelkan bibir mereka.
"Ciuman mulu, bangsaaaat." Ujar Guanlin yang kebetulan lewat sambil merangkul bahu Renjun.
😢😢😢
Sudah tidak heran lagi jika berita yang sampai ke telinga Lee Daehwi sang biang gosip akan tersebar ke seluruh penjuru sekolah dalam waktu kurang dari seminggu. Dan itu memang selalu terjadi.
Jaemin yang saat itu sedang sendirian di toilet tiba-tiba dikejutkan oleh kedatang seorang siswa yang dulu pernah bertengkar dengannya dan Jungwoo.
"Hey, aku mau tanya."
"Apa?" Jaemin menatap lelaki manis berfreckless itu datar.
"Jadi benar kamu lagi sakit?"
Jaemin mengerutkan dahinya, "Sakit apa?"
"Katanya sih tumor."
"Tahu darimana?"
"Satu sekolah juga sudah tahu. Kamu gak kasihan ya sama Jeno? Dia sampai pontang-panting cari uang buat bantu biaya pengobatan kamu. Ya gak salah sih. Tapi memang kamu gak malu kalau Jeno tiba-tiba ninggalin kamu karena muak punya pacar yang terlalu hm— nyusahin?"
Perkataan itu membuat Jaemin tertegun. Ia bertanya-tanya dalam hatinya dan merealisasikan pertanyaannya langsung kepada Lee Felix, "Maksud kamu apa? Aku gak paham."
"Kamu nyuruh Jeno kerja ya? Gila kamu. Gak mau urusan sama orang gila ah. Duluan ya, Jaemin." Felix langsung pergi meninggalkan Jaemin sendirian dengan dilanda kebingungan.
"Apaan sih? Orang Jeno aja pengangguran gitu." Gumam Jaemin sembari membasuh wajahnya.
Bukan hanya Felix saja yang mengatakan hal itu padanya. Bahkan ada beberapa anak yang terang-terangan membullynya dengan mengatakan bahwa Jaemin semaunya sendiri, mata duitan, mengambil kesempatan dalam kesempitan, dan sebagainya. Walaupun ada saja yang mendukungnya tetapi kalimat hujatan pasti mengikuti di belakang kalimat dukungan.
"Ih lucu tahu kayak istri dibiayain suaminya. Semoga Jaemin cepat sembuh deh ya."
"Bukannya malah kayak jablay gitu dikasih duit? Kan mereka sama-sama berandalan. Pernah ngapain aja ya?"
Bisikan-bisikan itu memenuhi kepala Jaemin saat lelaki manis itu berjalan menyusuri koridor. Jaemin rasanya ingin menampar mereka satu-satu karena membicarakan hal yang tidak ia mengerti sama sekali tetapi kepalanya sudah terlanjur pusing. Jaemin baru benar-benar marah saat salah satu penggemar Jeno mencubit lengannya keras.
"Ada masalah apa?! Ngomong yang jelas! Saya gak pernah punya masalah sama kamu! Kenapa kamu begini ke saya?!"
"Kamu tuh dari dulu sudah bikin orang benci! Sombong, kasar, keras kepala, egois. Semua orang udah muak sama kamu!" Kata si penggemar Jeno yang lebih baik tidak diberi tahu namanya karena nanti kalian jadi benci.
Jaemin tanpa banyak bicara langsung saja menempeleng kepala orang tersebut dengan keras dan pergi meninggalkannya.
Serangan itu terus berlangsung sampai waktu pulang sekolah tanpa Jeno ketahui. Jaemin juga tidak bilang ke siapa-siapa. Ia hanya bilang pada Jisung karena bocah itu yang menanyainya saat mereka berdua sedang duduk di sofa ruang keluarga.
"Kak, dedek gak percaya sih sama berita yang beredar itu. Gak mungkin kakak suruh Jeno cari uang buat biayain operasi kakak. Ayah gak ajarin kita buat minta-minta."
"Kakak aja gak tahu apa-apa." Jawab Jaemin ogah-ogahan. Ia sebenarnya malas membahas masalah ini.
"Mending kakak tanya ke Jenonya langsung biar jelas."
"Besok deh. Kakak tidur dulu ya. Ngantuk." Jaemin berjalan dengan agak sempoyongan ke kamarnya. Ia berbaring dan memegangi kepalanya yang terasa nyeri. Perkataan Felix terus terngiang.
"Jeno lama-lama muak punya pacar yang terlalu nyusahin."
"Aku memang nyusahin banget ya jadi orang?" Jaemin bertanya ke Bacon gulingnya dan tentu saja tidak mendapatkan jawaban.
Jaemin memejamkan matanya karena rasa nyeri di bagian belakang kepalanya makin menjadi-jadi. Ia terus memikirkan kata-kata yang ditujukan padanya ; nyusahin, egois.
"Apa aku harus tinggalin Jeno aja biar dia bisa hidup tenang tanpa beban?"
Dan setetes air mata jatuh tanpa Jaemin sadari. Ia menghapus air mata itu kasar dan mengacak-acak rambutnya sendiri.
Tidak bisa. Jaemin terlalu sayang.
😢😢😢
Jadi begini, berhubung saya suka sungjaem terus suka Jaemin diperkosa (hwhw🌚) saya sebenarnya ada rencana bikin ff angst yang amat sangat drama setelah semua ff saya kelar. Jisung jadi anak yang super duper durhaka terus Jaemin jadi ibu lemah yang cuma bisa nangis sambil bilang, "Ya Tuhan, ampunilah anak hamba." setiap kali si Jisung jahat ke dia. Intinya tipe-tipe sinetron yang bikin orang gregetan gara-gara Jaeminnya terlalu lemah + Jisungnya terlalu kayak bangke. Gimana? Apa kalian mau dibikin nangis lagi sama saya?
Sebenarnya ide ini udah ada sejak tahun 2014 sih di mana dulu saya bayanginnya chanbaek. Dan rasanya sekarang saya pengen bikin ulang dengan cast sungjaem karena ff mereka jarang banget ;(
🦄nanapoo yang banyak wacana
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] jeno 2016 | nomin
Fanfictionーᴛᴀʜᴜɴ 2016, na jaemin sang berandal paling manis sedunia jatuh dalam pesona lelaki yang akan menaikkan level rokoknya dari sampoerna ke marlboro saat sudah menginjak usia tujuh belas. [beberapa chapter akhir diunpublish demi kepentingan penjualan b...