8. Congratulations

19K 2.9K 775
                                    

KALAU ujian akhir semester pasti dibagi ruangannya. Jaemin dan Jeno dapat di ruangan kelas XI IPS 1 di mana kelas itu dipakai untuk ekstrakurikuler dance selama ruang dance direnovasi.

Hari itu hari pertama ujian akhir semester. Masih pagi. Tetapi Jeno sudah membaca sebuah tulisan yang ditulis di atas kertas nama Jaemin yang ditempel di meja. Ia sebenarnya bukan orang yang memiliki rasa ingin tahu tinggi tetapi ia jadi penasaran saat melihat ada kata-kata yang mencurigakan. Tulisannya begini ;

"Jaemin, mau gak jadi pacarnya kak Yuta?"

Jeno berpikir sebentar dan baru sadar jika kak Yuta itu adalah kakak pembimbing ekstrakurikuler dance. Kemarin dia dan Jaemin sempat mencoba ekstrakurikuler itu dan katanya Jaemin tampak keren saat dance Taki Taki.

"Dance Taki Taki mah Teh Chitta juga bisa. Kenapa gak naksir dia aja sih?" Jeno menggerutu sambil mencoret nama kak Yuta dan menggantinya menjadi Lee Jeno lalu duduk di kursinya sendiri yang berada di belakang kursi Jaemin.

Jaemin baru saja sampai dan ia langsung senyum-senyum, mengeluarkan pena dari saku karena ia tidak membawa tas, dan menuliskan jawabannya.

"Mauuuuuuuu."

Ya sudah. Begitu mereka jadiannya. Jangan harap yang lebih karena memang hanya separti itu.

Saat pulang sekolah Jeno menghampiri kak Yuta di ruang dance sambil membawa kertas nama Jaemin yang sudah ia sobek tadi.

"Yes! Dia mau, kak. Saya senang." Jeno memberikan kertas itu ke kak Yuta dan tertawa seperti asu.

" Jeno memberikan kertas itu ke kak Yuta dan tertawa seperti asu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hm dilan mileanya sudah jadian nih.

Kok kak Yuta masih cemberut saja melihat namanya sudah dicoret dan diganti jadi nama Jeno?

🎉🎉🎉

Jeno dan Jaemin sedang berduaan di lapangan belakang sembari melakukan pacaran tidak sehat. Baru pacaran sudah membicarakan orang lain.

"Jeno, cerita dong."

"Cerita apa?"

"Apa saja yang lucu." Jaemin senyum.

"Dulu aku kan suka bercandain si Guanlin."

"Ih. Sekarang juga masih."

"Hahaha iya. Dulu pas SD aku tanya gini ke dia ; Guanlin, kita hidup di benua apa? Terus dia jawab ; Gak tahu."

"Hahaha terus gimana?"

"Aku bilang ; Enyah aja kau dari muka bumi. Terus berantem. Padahal aku juga gak tahu jawabannya."

"Usillllll."

"Pernah juga aku tanya ke dia ; Pilih Renjun atau Jihoon. Dia pilih Ibu Megawati. Langsung dilempar penghapus sama bu guru."

"Hah? Kok gitu?" Jaemin memasang wajah terkejut.

"Hah? Kok gitu?" Jaemin memasang wajah terkejut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Habisnya ngobrol di jam pelajaran."

"Ih. Kirain mah kenapa. Hahaha."

"Jih, geulis ketawanya." Kata Jeno.

Ini ketawanya Na Jaemin setiap kali mendengar omongan Jeno yang ngawur.

Ini ketawanya Na Jaemin setiap kali mendengar omongan Jeno yang ngawur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jadi semua orang pasti tahu mengapa Jeno bilang ketawanya geulis.

Pipi Jaemin bersemu beberapa saat sebelum ia membuka suara untuk menghilangkan kecanggungan.

"Jeno namanya keren. Aku suka." Kata Jaemin sambil menyandarkan kepalanya ke bahu Jeno.

"Kamu mau tahu gak sejarah nama aku?"

"Gimana?"

"Dulu aku mau dinamai Rafael Nadal. Terus aku teriak ; Jangan ayaaaah, bundaaaa! Jeno saja!"

"Bayi gak bisa bicaraaaa!" Jaemin mencubit perut Jeno.

"Hahaha. Kamu cantik."

Memang Jeno ini orangnya random tetapi selalu bisa melelehkan hati sang berandal paling manis sedunia. Buktinya sekarang Na Jaemin tersipu malu.

🎉🎉🎉

Pulang sekolah Jaemin sudah disambut oleh ayahnya di depan pintu. Anak sulung itu tersenyum pada ayahnya sebelum melepas sepatu dan meletakkannya di rak.

"Jadwal operasi kakak maju jadi bulan depan."

Jaemin tertegun, "Kok maju, Yah? Kakak kan jadi semakin takut."

"Tumor di kepala kakak itu semakin lama semakin membesar. Ayah tidak mau terjadi sesuatu yang buruk. Cukup kehilangan ibu kamu. Ayah tidak mau kehilangan lagi."

"Tapi itu mahal sekali."

"Demi kamu."

Jaemin menghela nafas dan memeluk ayahnya sebelum mengurung diri di kamar. Hal itu membuatnya kepikiran. Dari sekian banyak genre kehidupan mengapa harus drama yang menjadi bagian dalam hidup Jaemin?

Apa ia harus memberi tahu Jeno perihal ini?

🎉🎉🎉

Pusing dah kalian melihat keambisan saya dalam mengupdate ini.

Ngomong-ngomong yang adegan nulis di kertas nama pas ujian itu beneran. Waktu itu pagi-pagi saya sudah menemukan kerecehan dari kakel di meja saya. Untung ada si chnbxxk yang mau membalas surat kecil-kecilan itu. Terima kasih kawan.

🦄nanapoo sayang jaemin

[✓] jeno 2016 | nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang