7. Vaga marah 🌟

9K 934 57
                                    

Bab.7
Vaga marah

Seorang wanita dengan penampilan yang lumayan berlebihan, memasuki Alexander Hospital. Para perawat dan dokter yang berpapasan dengannya hanya berani menggelengkan kepala diam-diam karena tidak mau menjadi objek drama wanita itu.

Wanita itu bukan wanita yang akan mengalah begitu saja. Beberapa kali dia berseteru dengan beberapa perawat dan dokter namun belum ada yang menang melawan wanita itu. Mereka diam-diam mengumpati wanita itu, menunggu waktu dia ditendang dari Alexander Hospital. Dan tentu saja mereka akan tertawa bahagia paling awal untuk si wanita. Wanita yang mengklaim dokter Vagadian Alexander sebagai calon suaminya.

"Dokter Vaga ada di ruangannya?" tanya wanita itu angkuh pada seorang perawat.

"Dokter Vaga ada di ruangannya tapi beliau sedang ada pasien," jawab perawat itu acuh, entah benar atau salah. Perawat bernama Lena itu pernah bertengkar dengan wanita itu karena menghalangi wanita itu bertemu dengan Dokter Vaga. Padahal saat itu Vaga memang sedang sibuk.

"Cih. Kalau aku sudah menikah dengan Mas Vaga, kamu yang pertama kali aku pecat!" geramnya.

Lena tetap acuh dan tidak peduli. Dalam hati dia berdo'a semoga saja mata Dokter Vaga tidak katarak hingga khilaf memilih wanita ini jadi istrinya kelak.

Dengan sinis, wanita itu segera berjalan lagi menuju ruangan Vaga. Dia tidak mau menghabiskan waktunya untuk orang-orang yang sirik padanya. Tanpa mengetuk pintu atau mengucap salam dia langsung menerobos masuk ke dalam ruangan itu. Tidak perduli ada siapa di ruangan itu.

Braakk!

"Mas Vaga!" jerit kesal itu terdengar nyaring. Membuat beberapa orang yang ada di ruangan Vaga mengernyit terganggu.

"Kenapa mas tidak mau mengangkat telepon Nita?"

***

Vaga sedang membahas pembangunan helipad kedua milik Alexander Hospital di atap gedung C bersama tiga orang petinggi Rumah Sakit saat tiba-tiba pintu ruangannya dibuka paksa. Semua yang ada di ruangan itu terkejut dan mendapati seorang wanita yang terus berkicau menyebalkan.

"Mas Vaga. Kenapa Mas tidak mau mengangkat telepon Nita?" t@anya wanita itu manja. Dia seakan tidak perduli pada wajah-wajah yang terganggu di ruangan itu.

"Nita, bisa kamu tunggu di luar. Saya sedang ada rapat." Vaga berusaha menahan amarahnya. Kali ini wanita satu ini sudah benar-benar keterlaluan.

"Mas. Kok Mas malah mentingin rapat sih? Ini Nita sampai datang ke sini." Wanita itu tampak tidak perduli. Dan tidak sadar jika dia sudah membuat satu kesalahan fatal.

"Nita. Sekali lagi saya bilang. Tunggu di luar."

"Mas, Mas kok jahat sih sama Nita? Mas lupa siapa Mama Nita?" ungkit Nita tentang jasa sang ibu di masa lalu. "Pokoknya Nita mau ...,"

Braakk!!

Nita tersentak kaget.

Vaga benar-benar kehabisan kesabaran. Digebraknya meja kerjanya dengan mata melotot marah. Para petinggi Rumah sakit yang ada di sana mengkeret ketakutan. Aura Vaga kali ini benar-benar suram dan sulit untuk tidak gentar.

Dengan kesadaran diri, mereka akhirnya berpamitan dan berjanji akan datang lain kali. Setelah tinggal Vaga dan Nita yang ada di ruangan itu. Nita mendekat senang dan berniat menggamit lengan Vaga namun Vaga menampik tangan Nia kasar.

"Mas."

"Pergi!" titah Vaga tajam.

"Mas nggak bisa gitu. Ingat ya mas, apa yang sudah Mama berikan pada keluarga Mas." Wanita bernama Nita itu melipat tangannya di dada dan tersenyum penuh kemenangan.

Cintai Aku (Tamat/ Pdf-ebook Ready)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang