12. Haruskah?🌟

9.4K 961 81
                                    

Bab.12
Haruskah?

Entah Vaga sadar atau tidak, tapi ternyata dia sudah menahan nafas beberapa saat mendengar perintah Daddy-nya.

Menikah?

Rasanya memang ada yang salah dengan pendengarannya. Tapi kenapa dia belum bisa percaya pada apa yang didengarnya?

"Dad,"

"Daddy tidak mau tahu, Son. Cukup sudah beberapa tahun ini kamu terus memikirkan masa lalu. Mungkin ini saatnya kamu melangkah lagi. Daddy tahu kamu belum bisa melupakan rasa kecewa kamu karena gagal menjaga anakmu. Tapi itu bukan salahmu. Itu salah wanita itu," ucap Carend tegas. Dia tidak mau hidup anaknya hanya berputar masalah masa lalunya saja. Dia sudah cukup tua untuk memikirkan anak-anak. Belum lagi dua orang pemuda lainnya yang kini ada di depannya.

"Lagipula kamu sudah tinggal serumah dengan wanita itu, Son. Lima bulan itu waktu yang lama. Kalau ibarat orang hamil, itu sudah masuk trimester kedua dan perutnya juga sudah belendung besar."

"Dad, kami nggak ngapa-ngapain."

"Bukan 'nggak', tapi 'belum'. Apalagi kata Mommymu kamu sudah pegang- pegang juga. Membelikan pakaian- pakaian sexy bahkan pakaian dalam juga. Itu tanda bahaya. Nggak ada namanya baik-baik saja jika dua orang yang berlawanan jenis tinggal dan berinteraksi setiap hari dalam satu atap."

Vaga menunduk. Mengiyakan semua omelan Daddynya. Namun dalam hati dia bertanya-tanya. Haruskah dia menikah?

***

Malam sudah larut ketika Pemela mendesah lelah. Damar semakin hari semakin berubah, tidak semesra dulu. Dia penasaran apa yang di pikirkan Damar. Apakah lelaki di sampingnya yang kini terlelap ini masih memikirkan Kenzia?

Hmm ... dia harus memastikan hal itu. Tidak bisa hidupnya terus berada dalam bayang-bayang Kenzia. Sejak pertama kali Pemela berkenalan dengan Damar, Pamela sudah merasa sangat iri pada Zia. Dia merasa Zia terlalu beruntung. Lebih beruntung daripada dirinya. Sedangkan dia beberapa kali berpacaran namun tidak ada yang serius dengannya. Hanya memanfaatkan tubuhnya.

Ya ... Pamela sering melakukan hal terlarang itu sejak satu tahun setelah orang tuanya meninggal. Dia tidak betah hidup kekurangan hingga dia menerima uang dari para badboy di sekolahnya dengan syarat bisa dipakai kapan saja. Bahkan kadang tanpa sepengetahuan Zia, dia datang ke rumah gurunya untuk menjadi penghangat ranjang guru-guru. Pernah juga dia melayani tiga orang guru muda di sekolahnya yang mengadakan pesta lajang.

Gila? Siapa yang perduli. Disaat Zia kerja keras untuk membeli beras, dia bisa makan enak dengan salah satu kekasih semalamnya. Bisa merasakan kasur empuk dan surga dunia.

Lalu Zia?

Zia hanya kakak yang polos dan selalu sibuk bekerja. Tak tahu tentang semua kegiatannya.

Namun saat ternyata Zia memiliki pacar seorang pemilik restoran, dia diterpa iri. Dia juga ingin memiliki seorang lelaki yang mencintainya seperti Damar yang mencintai Kenzia. Tapi apalah daya, semua lelaki yang dekat dengannya hanya menginginkan tubuhnya.

Dan sekarang saat Zia sudah pergi dan dia bisa menggantikan tempat Zia, entah kenapa tidak ada rasa puas. Dia merasa kurang dan kurang.

"Zizii."

Deg!

Pamela menoleh cepat memandangi wajah Damar yang terlihat mengernyit dalam tidurnya. Dia ingin memastikan pendengarannya. Apakah dia tadi tidak salah dengar?

Tetapi hingga beberapa waktu berlalu dia tidak lagi mendengar gumaman Damar lagi.

Apakah dia berhalusinasi?

Cintai Aku (Tamat/ Pdf-ebook Ready)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang