prolog🌟

15.7K 911 64
                                    

Prolog

Air mata itu kembali mengalir. Setiap tetesnya seperti koyakan hatinya akibat perbuatan mereka.

Pengkhianatan!

Mereka semua sudah mengkhianatinya.

"Apa maksud semua ini?" tanyanya dengan suara serak karena terlalu banyak menangis. Mengetahui penghianatan suaminya bukan hal mudah.

"Kami tidak butuh kamu lagi, Kenzia," ucap mama mertuanya, sadis.

"Ma!" Damar mencegah mamanya berkata. Biarlah dia yang menjelaskan perlahan agar Zia tidak semakin terluka.

Zia hanya mampu menatap satu per satu dari mereka. Mertuanya yang nampak sangat tidak menyukainya. Suaminya yang gugup dan adiknya yang ketakutan dengan wajah pucat. Dia menunggu ....

"Zia, maaf. Tapi aku tidak tega memisahkan anak dan ibunya. Aku tidak bisa mengambil anakku dan melepas Pamela."

"Apa?"

"Ya. Lagipula Pamela lebih pantas mejadi menantu di keluarga ini. Dia terpelajar dan lihat penampilannya."

Zia meneliti penampilan sang adik yang kini mengandung anak Damar. Adiknya memang nampak cantik. Bisa memadukan semua hal yang dia kenakan. Terlihat cerdas dan membanggakan dengan dress mahalnya.

Kemudian dia beralih pada dirinya sendiri, yang saat ini hanya mengenakan sebuah rok selutut bermotif bunga-bunga dan kemeja putihnya yang kedodoran. Tangannya besar dan kedua kakinya yang seakan bengkak karena lemak.

"Tapi dulu kalian bilang ...,"

"Ya. Aku masih ingat tanpa kamu ingatkan, Kenzia. Tapi mau bagaimana lagi, Damar membutuhkan istri yang sepadan. Yang cantik dan berkelas yang bisa dia ajak ke pesta. Kamu bahkan tidak bisa berdandan." Lagi! Mertuanya mengeluarkan 'bisa' yang menyakitkan.

"Aku bisa belajar, Ma. Aku ...."

"Tapi kamu mandul! Gendut! Lihat adik kamu ini. Dia langsung hamil setelah satu bulan bersama Damar."

"Mas ...."

"Maaf, Zia. Mas ingin keluarga yang lengkap. Mas tidak bisa membuat seorang ibu dan anak berpisah. Mas menceraikan kamu."

Mulia sekali mereka. Setelah memvonis Zia tidak berguna. Mereka memberi ide agar Damar memiliki anak dari adiknya, Pamela. Tapi setelah Zia menahan ego dan air mata ternyata Damar malah membuangnya.

Mungkin memang dia bodoh. Mau saja menurut keinginan mertuanya agar Damar menitipkan spermanya pada adiknya. Kini adiknya benar-benar hamil dan dia yang terbuang. Tak lagi berguna!

"Mela ...," panggilnya pada sang adik dengan raut kesakitan.

Pamela memandangnya sendu. "Maaf, Kak. Mela mau Mas Damar jadi suami Mela. Kakak harus mengalah."

"KAMU ...,"

"Mela cinta sama Mas Damar. Dan Mela mohon kakak melepas Mas Damar karena Mela nggak mau berpisah dari anak Mela."

"Kamu tega, Mela!!"

"Maaf."

"Sudahlah. Nanti biar Damar beri kamu harta untuk hidup. Biar kamu tidak usah banting tulang," sela Dania sang Mama mertua dengan pongah.

Zia mematung di tempatnya. Dia kehilangan jiwanya. Suaminya lebih memilih adiknya. Apakah dia memang seburuk itu?

***

"Akhirnya, kamu yang jadi menantu Mama."

"Iya ya, Ma. Mela nggak sabar Mas Damar cerai dari Kak Zia. Ternyata rencana Mela berhasil. Akhirnya Mela bisa jadi istrinya Mas Damar."

Cintai Aku (Tamat/ Pdf-ebook Ready)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang